NTB Adopsi Konsep Wisata Nusa Dua

Mataram, NTB - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengadopsi konsep pengembangan wisata Nusa Dua, Bali, untuk mengoptimalkan potensi wilayah selatan Pulau Lombok.

Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH M Zainul Majdi, di Mataram, Minggu (27/3/2011), mengatakan, pengembangan obyek wisata di wilayah selatan Pulau Lombok itu juga akan dikelola oleh PT Bali Tourism Development Corporation (BTDC) sebagaimana pengelolaan kawasan wisata elit di Nusa Dua.

"Akan mengadopsi konsep pengembangan Nusa Dua, yakni BTDC yang akan membangun infrastruktur dasarnya kemudian menggandeng mitra investor sama seperti di Nusa Dua," ujarnya ketika menjelaskan program pengembangan kawasan wisata di wilayah selatan Pulau Lombok yang kini disebut kawasan wisata Mandalika.

PT BTDC merupakan perusahaan BUMN yang mengembangkan pariwisata Bali, dan tergolong sukses dalam perencanaan dan pengembangan wisata resort Nusa Dua yang kini telah berdiri 25 unit hotel dengan jumlah kamar hampir 4.000 unit.

Semula kawasan wisata Mandalika itu hendak digarap oleh perusahaan Dubai, Emaar Properties, LLC, yang kemudian dikabarkan batal berinvestasi di bidang pariwisata terpadu itu karena terkena dampak krisis finansial global di penghujung tahun 2008.

Padahal, Pemerintah Indonesia yang diwakili PT BTDC dan Pemerintah Dubai yang diwakili Emaar Properties LLC telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) pengembangan kawasan wisata terpadu di Pulau Lombok, tanggal 19 Maret 2008.

Lahan investasi yang akan dipergunakan Emaar Properties LLC dan PT BTDC itu seluas 1.250 hektare yang terletak di Desa Kuta, Kabupaten Lombok Tengah.

Emaar Properties berencana menginvestasikan Rp 21 triliun dalam kurun waktu 15 tahun pada tiga periode, setiap periode lima tahun dengan nilai investasi Rp 7 triliun. Karena Emaar membatalkan rencananya, maka BTDC mengubah konsep pengembangan kawasan wisata Mandalika itu, dengan konsep yang menyerupai perencanaan dan pengembangan kawasan wisata Nusa Dua.

Majdi mengatakan, telah terjadi perubahan konsep pengembangan kawasan wisata Mandalika itu, yang sebelumnya hanya melibatkan satu investor "raksasa", kini akan melibatkan banyak investor atau mitra strategis. "Perbedaan konsep dulu dengan sekarang, terletak pada pola pelibatan investor. Rencana sebelumnya semua akan ditangani investor mulai dari penyediaan infrastruktur dasar hingga penataan obyek wisata dan fasilitas pendukungnya," ujarnya.

Sementara pola baru, kata Majdi, BTDC yang mencari mitra kerja strategis kemudian bersama-sama membangun infrastruktur dasar, seperti penyediaan listrik bawah tanah dan jalan, dan mengkapling daerah pengembangan wisata itu dalam tiga zona. "Zona-zona pengembangan wisata itu kemudian dijual atau disewakan sekian puluh tahun, seperti di Nusa Dua. Nanti akan ada bangunan elit di kawasan itu," ujarnya.

Menurut Majdi, konsep BTDC dalam pengembangan wisata Mandalika yakni membaginya dalam tiga klaster, guna memanfaatkan potensi areal seluas 1.250 hektare.

Klaster pertama atas zonasi I mencakup areal seluas 275 hektare yang diperuntukan bagi pengembangan "residence" atau kawasan perumahan elit, yang mungkin akan dijual kepada publik. Klaster kedua atau zonasi II mencakup areal seluas 350 hektare untuk pembangunan kawasan perhotelan, vila dan berbagai resort dengan penataan eksklusif.

Sementara zona III seluas 625 hektare juga untuk perhotelan dan vila serta bangunan elit lainnya. Bahkan, akan ada dua lapangan golf. "Ini konsep BTDC dan masing-masing zonasi mempunyai karakteristik tersendiri, seperti yang ada di Nusa Dua, Bali," ujarnya.

Majdi mengakui, Pemprov NTB bersama Pemkab Lombok Tengah akan terus mendorong realisasi perencanaan dan pengembangan kawasan wisata Mandalika itu.

Diupayakan, dalam tahun ini ada penandatanganan kesepakatan kerja sama kemudian BTDC menindaklanjutinya sesuai ketentuan yang berlaku. "Kita harapkan secepatnya, dan menurut BTDC sudah ada jaringan internasionalnya yang berminat membangun hotel bintang lima. Tentu kita kawal terus agar bisa terealisasi dalam waktu yang tidak terlalu lama," ujarnya.

-

Arsip Blog

Recent Posts