Pameran Kain Adi Wastra Nusantara Digelar April 2008

Jakarta - Himpunan pencinta kain adati yang bernaung di bawah Departemen Budaya dan Pariwisata, Wastraprema akan menggelar pameran bertaraf internasional untuk menyambut tahun kunjungan wisata Indonesia atau Visit Indonesia Year 2008. Pameran kain tradisional khas Nusantara yang diberi tajuk Adi Wastra Nusantara itu akan digelar pada 16-20 April 2008 di Balai Sidang Senayan, Jakarta.

Pameran yang juga digelar dalam rangka 100 tahun Kebangkitan Nasional (1908-2008) tersebut akan diadakan selama lima hari, mulai tanggal 16 sampai dengan 20 April 2008. Bertempat di Hall A - B, gedung Balai Sidang Jakarta, kurang lebih 150 karya tenun akan diperlihatkan dalam pameran itu.

Sebanyak 150 kain tradisi akan dipamerkan dalam pameran tersebut. Kebanyakan koleksi kain tenun yang dipamerkan sudah berusia 100 tahun keatas, bahkan ada yang sudah berusia lebih dari 200 tahun. Salah satunya adalah sabuk yang terbuat dari rambut manusia yang dipintai dengan detail rumit. Dihiasi dengan timang dan epek yang terbuat dari tembaga berlapis emas murni.

Menurut Ketua I Wastraprema bidang pameran, Noes Moeljanto Djojomartono yang diwawancara SP, penyelenggaraan pameran ini melewati proses yang tidak mudah. Karena koleksi-koleksi yang dipamerkan adalah koleksi bernilai tinggi milik para bangsawan.

"Setiap koleksi harus sudah diasuransikan," ujarnya.

Beberapa koleksi memang merupakan barang antik dan bernilai tinggi. Sabuk buatan Surakarta, Jawa Tengah ini pernah dipamerkan di Museum New York pada tahun 1990, dan dalam waktu dekat bisa dilihat pada pameran Adi Wastra Nusantara, di Jakarta.

Selain sabuk, masih banyak lagi karya-karya tenun seperti jaket yang dipakai suku Kauer dari Sumatera Selatan. Kemudian, tenun sutera berusia lebih dari 100 tahun dengan motif limaran atau bentuk wajik dengan nama Dringin, hasil kerajinan Gresik, Jawa Timur.

Salah satunya yang juga akan diperlihatkan pada pameran bulan April mendatang adalah Gunung Guntur. Kain songket buatan perajin asal Gresik, Jawa Timur ini mempunyai ukuran panjang 4,50 cm dengan lebar 35 cm. Kain yang dibuat khusus untuk Gusti Kanjeng Ratu Pakoe Boewono itu ditenun tanpa ada sambungan.

Adi Wastra Nusantara mengangkat tema Menelusuri Tradisi, Merajut Tali Persaudaraan Serumpun, Membangun Kekuatan Ekonomi Berbasis Produk Budaya. Menelusuri tradisi dengan cara menampilkan pengembangan kreasi dan inovasi baru kain adat atau tradisional dari berbagai daerah di Indonesia.

Wahana Interaksi
Dengan sasaran peserta para perajin batik, sulam, sasirangan, dan perancang produk-produk busana, pameran ini juga dapat menjadi wahana interaksi dan temu bisnis antara perajin kain tradisional dari Indonesia maupun mancanegara dengan para konsumen.

Sasaran pengunjung pameran ini adalah para pengamat, pecinta dan peneliti para kain tradisional, dan para kolektor baik yang dari dalam negri maupun luar negeri.

Rangkaian acara pameran juga akan diisi dengan pemberian penghargaan kepada mereka yang berjasa dalam konservasi dan pengembangan kain tradisional.

Himpunan Wastraprema yang pernah mengadakan pameran sebanyak lebih dari 30 kali adalah himpunan yang diprakarsai oleh tujuh orang pencinta budaya Indonesia dan dibentuk pada tahun 1976. Diresmikan di Jakarta oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin.

Saat ini, anggota Wastraprema berjumlah 300 orang yang berasal dari berbagai kalangan masyarakat, termasuk bangsa asing dengan mitra himpunan Museum Tekstil Jakarta, di Jakarta Barat.

Wastraprema memiliki tujuan mengangkat citra dan apresiasi masyarakat terhadap seni budaya kain tradisional Indonesia agar semakin dikenal dan dilestarikan untuk diwariskan pada generasi penerus.

Seksi bidang pameran, Neneng Iskandar yang seorang penulis dan pengajar batik mengatakan bahwa ia mempunyai murid Jepang lebih banyak daripada murid dari Indonesia sendiri.

Neneng khawatir apabila kelak orang-orang Jepang justru yang akan mengajarkan orang Indonesia bagaimana caranya membuat batik tulis. Menurut pengamatannya, jarang sekali anak-anak jaman sekarang bersedia mendalami keterampilan membatik ataupun keterampilan seni lainnya.

Melalui pameran Adi Wastra Nusantara inilah mahakarya-mahakarya seni Indonesia diperlihatkan kepada anak-anak muda dan para wisatawan mancanegara. Supaya dapat menyadarkan mereka bahwa memang karya seni Indonesia patut dibanggakan karena karakternya yang begitu khas.

Sumber: Suara Pembaharuan (4 Maret 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts