Promosi Wisata Sumbar tidak Sesuai Kenyataan

Padang - Pelaku bisnis pariwisata internasional Ridwan Tulus mengatakan, sejumlah promosi wisata yang dilakukan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) banyak yang tidak sesuai kenyataan di lapangan (di objek wisata) sehingga hal ini akan berdampak buruk terhadap pencitraan daerah ini.

"Sebagai contoh, Sumbar dipromosikan dengan masyarakatnya yang ramah terhadap tamu (wisatawan, red), tapi nyatanya di objek wisata keramahtamahan masih jauh dari yang disampaikan dalam promosi," kata Ridwan kepada Antara di Padang, Minggu (24/2).

Bagaimana bisa dikatakan ramah, jika di objek wisata masih ada praktik premanisme (pemaksaan pada pengunjung), tambahnya.

Kemudian para wisatawaan dimintai membayar tiket, tapi berbagai fasilitas bagi mereka justru tidak ada di objek wisata. Belum lagi soal tiket masuk yang kadang dimintai lebih dari satu kali kepada pengunjung, kata Ridwan.

Contoh lainnya, dalam promosi wisata banyak ditampilkan atraksi budaya seperti tarian khas Minang, namun saat wisatawan datang ke daerah itu atraksi tersebut justru sulit ditemukan, tambahnya.

Menurut dia, itu baru sebagai contoh buruk yang nyata di obyek wisata Sumbar, tapi dalam promosi selalu disampaikan hal-hal yang terbaik untuk menarik wisatawan.

Tulus yang merupakan pemimpin biro wisata Sumatera and Beyone dengan segmen pasar wisatawan Eropa itu itu menyatakan, promosi yang tidak sesuai kenyataan ini akan membuat wisatawan merasa tertipu dan hal ini jelas akan merugikan bagi Sumbar secara lebih luas.

"Orang akan enggan datang berwisata ke Sumbar dan akan menyebabkan kerugian besar bagi daerah ini, apalagi Sumbar sudah ditetapkan sebagai daerah tujuan utama kunjungan wisatawan di wilayah Indonesia bagi Barat," tambahnya.

Ia mengatakan, lebih baik Sumbar melakukan pembenahan menyeluruh di sektor pariwisatannya sebelum melakukan promosi ke luar daerah apalagi ke luar negeri.

"Kini prioritas dulu di objek wisata, tingkatkan upaya sosialisasi kepada semua pihak terkait pariwisata, terutama masyarakat di kawasan wisata," tegasnya.

Ia menambahkan, masyarakat termasuk pemerintah daerah harus mampu menunjukkan sikap ramah terlebih dahulu, baru mengundang wisatawan datang berkunjung.

"Tanpa adanya pemebenahan dan hanya melakukan promosi dengan dana besar, maka pariwisata Sumbar justru akan mengalami kerugian," kata Ridwan Tulus.

Sumber: www.mediaindonesia.com (25 Februari 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts