Banda Aceh Jadi `Bandar Wisata Islam` di Indonesia

Banda Aceh - Pemerintah berupaya mewujudkan Kota Banda Aceh sebagai "Bandar wisata Islami" di Indonesia, sebagai upaya menarik minat wisatawan domestik dan mancanegera, pascatsunami 26 Desember 2007.

"Kami berharap dukungan semua pihak untuk mewujudkan Banda Aceh sebagai ‘Bandar wisata Islami‘, guna meningkatkan PAD dan ekonomi masyarakat di sektor jasa pariwisata itu," kata Wakil Walikota Banda Aceh, Illiza Sa‘aduddin Djamal, Rabu (12/12).

Di sela-sela lokakarya pengembangan kawasan sentral industri Ija (kain) dan Bajee (baju) Aceh, ia menambahkan, program tersebut bertujuan untuk mewujudkan kota Banda Aceh yang Islami, tertib, indah dan nyaman.

"Potensi fisik untuk mendukung pengembangan sektor wisata dinilai masih bisa didapat, antara lain berbagai situs sejarah, kehidupan masyarakat yang Islami serta beberapa objek tsunami," katanya menambahkan.

Melalui program pengembangan sektor pariwisata, ia berharap, masa kejayaan "Darussalam" (kota Banda Aceh) yang pernah terukir dalam sejarah peradaban dunia, bisa bangkit kembali di era globalisasi ini.

Untuk itu, Pemkot Banda Aceh terus membenah diri dan memperbaiki berbagai infrastruktur pendukung seperti "drainase" (saluran air), lingkungan sehat dan ketersediaan transportasi yang cukup dan memadai.

"Transportasi tidak hanya darat, tapi kita akan pikirkan untuk ‘Krueng‘ (sungai) Aceh, yang tujuannya untuk kelancaran masyarakat dan wisatawan menikmati objek menarik sepanjang sungai bersejarah ini," kata Illiza Sa‘aduddin.

Selain itu, penyediaan makanan di restroran serta warung-warung nasi dan kopi juga harus mencirikan Islami yakni bersih (halal), sehingga akan mengesankan bagi pembeli terutama wisatawan yang berkunjung di Kota Banda Aceh.

Pengembangan sektor pariwisata itu cukup banyak manfaatnya, baik bagi peningkatan ekonomi masyarakat dan sumber PAD bagi pembiayaan proyek-proyek pembangunan di kota berjuluk "Serambi Mekah" ini.

Sumber: Republika Online (12 Desember 2007)
-

Arsip Blog

Recent Posts