Candi Muarojambi Jadi Wisata Dunia

Jakarta - Ini kabar gembira bagi warga Jambi. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) akan mempromosikan Candi Muarojambi sebagai salah satu Cagar Budaya Indonesia yang akan diangkat menuju Warisan Wisata Dunia (world heritage). Hal ini diungkapkan Direktur Sejarah dan Kepurbakalaan Kemenbudpar Aurora Tambunan kepada Kantor Berita Wahana Media Center (WMC), kemarin (14/4).

“Pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menaruh perhatian terhadap peninggalan kuno yang terdapat di Provinsi Jambi tersebut. Pemerintah bertekad untuk menjadikan Candi Muarojambi dijadikan warisan dunia. Ini salah satu candi yang akan kita angkat kedunia internasional,” kata Aurura Tambunan.

Candi Muarojambi dinilai merupakan satu-satunya di Indonesia yang kawasannya luas, dengan panjang mencapai 7 km. Menurutnya, antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam melestarikan aset daerah ada pembagian kewenangan, seperti untuk anggaran. “Biar terjalin kerja sama dan terlihat kesungguhan pemerintah daerah,” ujarnya.

Saat ini, Candi Muarojambi masih dalam proses tahap inventarisasi menuju warisan dunia, karena untuk mencapai itu harus memenuhi kriteria tertentu seperti sistem pengelolaan dan kesiapan dana. “Harus ada signifikansi terhadap sejarah dan keunikannya,” ujarya. Menurutnya, Aurora, Candi Muarojambi sudah memenuhi kriteria atau syarat untuk masuk kategori Warisan Dunia. “Semua kita proses secara bertahap,” ujarnya.

Dia berharap, pemerintah daerah di Jambi untuk membuat kesepakatan untuk mengangkat Candi Muarojambi ini agar diapresiasi pemerintah pusat. Salah satunya, menyediakan dana di APBD untuk mendampingi APBN. “Ini untuk menunjukkan kesungguhan pemerintah daerah supaya sesuatu yang diberikan berkesinambungan,” ujarnya.

Izinkan Bupati Kerinci Resmikan Pusat Promosi
Di bagian lain, Kemenbudpar menjamin yang akan diresmikan Bupati Kerinci, Jambi, di Malaysia Minggu (17/4), bukanlah museum, tapi pusat promosi. Kementerian juga memastikan, barang-barang yang akan dibawa Pemkab Kerinci ke negeri jiran itu hanya barang-barang promosi wisata.

Menurut Aurora Tambunan, Pemkab Kerinci mengirimkan barang-barang promosi ke Kuala Lumpur, Malaysia, pada 12 April. Sementara peresmian pusat promosinya direncanakan 17 April. “Staf saya berada di lokasi saat pengemasan barang-barang itu,” ujarnya.

Belakangan ramai diberitakan Bupati Kerinci akan meresmikan museum di Kuala Lumpur, Minggu (17/4). Banyak pihak menilai aneh hal ini, karena di Kerinci sendiri belum ada museum. Muncul juga kecurigaan pemkab bakal memboyong benda-benda purbakalanya. Masyarakat kabupaten paling barat wilayah Provinsi Jambi ini memang dikenal mempunyai budaya lebih tua dibanding daerah-daerah di sekitarnya.

Aurora mengatakan, bangunan yang diberitakan akan diresmikan sebagai museum hanyalah satu ruangan kelas kosong yang disediakan sekolah kebangsaan seluas 6x14 meter. Lembaga pendidikan setingkat sekolah dasar itu berada di perkampungan Kerinci. Di sana ada sekelompok masyarakat keturunan Kerinci yang migran ke negeri jiran itu sejak tahun 1832 untuk berkebun karet.

Ruangan kelas itu lah, kata Aurora, yang dimanfaatkan warga keturunan untuk promosi Kabupaten Kerinci. Di sini akan dipajang barang-barang terkait Kerinci seperti foto bupati dan wakilnya dari masa ke masa, pemandangan kebun the dengan latar belakang Gunung Kerinci, pemandangan Danau Kerinci, pakain khas Kerinci dan sirup kayu manis.

Akan tetapi, lanjut Aurora, warga keturunan Kerinci menyebut tempat tersebut sebagai museum. Padahal untuk sebuah museum tempat itu belum memenuhi kriteria. “Museum itu harus ada kurator yang menilai setiap benda yang terdapat di sana,” ujarnya.

Terkait pusat promosi itu, lanjut Aurora, Pemkab Kerinci telah membuat pernyataan berupa daftar benda-benda yang akan dipajang di sana. Benda-benda itu adalah: foto objek wisata Kerinci, foto bupati/wabup/ibu, anyaman tudung saji, anyaman lapik tempat duduk, buku teks Aksara Incung, leaflet peta wisata Kerinci.

Kemudian ada duplikat perkakas beliung, duplikat parang panjang, duplikat parang pendek, minuman sirup kayu manis, makanan dodol kentang, teh Kayu Aro, plakat/cenderamata, foto benda-benda bersejarah, alat musik, pakaian tari, bingkai foto dr kulit kayu manis, casette/VCD lagu Kerinci, batik Kerinci, dan bingkai kliping tentang asal usul teh Kayu Aro. Saat pengemasan barang-barang itulah Aurora menerjunkan beberapa stafnya ke Kerinci untuk mengecek langsung.

Selain menerjunkan staf ke Kerinci, Aurora sebelumnya juga mengaku sudah koordinasi dengan Bupati Kerinci maupun Gubernur Jambi. Kedua kepala daerah itu menjamin tidak akan membawa benda-benda purbakala ke pusat promosi di Kuala Lumpur itu. “Saya rada tenang dengan pengakuan mereka yang mengatakan kalau hal tersebut tidak mungkin dilakukannya,” tambahnya.

Meski sudah mengecek langsung ke Kerinci sekaligus surat pernyataan dari pejabat setempat, kata Aurora, pihaknya juga akan mengecek langsung ke pusat promosi di Kuala Lumpur. “Kita tetap kirim orang ke sana untuk melihat secara langsung,” ujuarnya.

Kalau nantinya di pusat pusat promosi di Kuala Lumpur ditemukan benda-benda purbakala, kata Aurora, maka Bupati Kerinci berarti melanggar UU tentang kepurbakalaan.

-

Arsip Blog

Recent Posts