China akan Dirikan Pusat Budaya dan Bahasa di Indonesia

Beijing - Pemerintah China dalam waktu dekat akan mendirikan Pusat Budaya dan Bahasa Tiongkok di Indonesia dalam upaya lebih meningkatkan hubungan sosial dan budaya antara kedua negara. "China sudah berkeinginan akan membangun Pusat Budaya dan Bahasa Tiongkok di Indonesia, khususnya di Jakarta," kata Wakil Kepala Perwakilan RI di Beijing Mohamad Oemar, di Beijing, Senin.

Pemerintah Indonesia sendiri, katanya, juga akan membuka lembaga budaya dan bahasa serupa di China sehingga ada timbal balik dalam melakukan pertukaran bidang sosial dan budaya antara kedua negara.

Di sejumlah universitas di China, katanya, sebetulnya sudah ada beberapa yang memperkenalkan atau mengajarkan budaya dan Bahasa Indonesia kepada mahasiswanya, sehingga Indonesia sebetulnya sudah tidak terlalu asing di mata warga China.

Meskipun demikian, katanya, Pemerintah Indonesia juga berkeinginan mendirikan Pusat Budaya dan Bahasa Indonesia di China, sebagai langkah bentuk timbal balik keinginan Pemerintah China mendirikan pusat pendidikan serupa di Indonesia. "Hubungan sosial dan budaya antara kedua negara memang sedang gencar-gencarnya ditingkatkan disamping hubungan ekonomi," kata Oemar.

Pendirian pusat budaya dan bahasa tersebut, katanya, juga merupakan implementasi dari kerjasama strategis antara kedua negara yang dicanangkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Hu Jintao, April 2005, yang pada dasarnya perlunya memperluas dan memperdalam area kerjasama berbagai bidang.

Salah satu bidang lain yang juga ingin ditingkatkan adalah meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan untuk saling mengunjungi masing-masing negara, mengingat sampai saat ini masih terdapat ketidakseimbangan.

Saat ini dalam kunjungan wisatawan kedua negara, wisatawan Indonesia lebih banyak yang datang mengunjungi China ketimbang wisatawan China yang mengunjungi Indonesia. "Oleh sebab itu masih perlu promosi lebih gencar oleh pihak terkait pariwisata di Indonesia disamping meningkatkan infrastruktur, seperti dengan frekuensi penerbangan kedua negara," katanya.

Sumber: www.republika.co.id (27 Agustus 20007)
-

Arsip Blog

Recent Posts