Dampak Perubahan Iklim Global Terhadap Pariwisata Akan Menjadi Sorotan RI pada Sidang WTO di Kolombia

Jakarta - Masalah dampak perubahan iklim global terhadap pariwisata akan menjadi sorotan Indonesia pada sidang tahunan Organisasi Pariwisata Dunia atau United Nation -World Tourism Organization (UN-WTO) di Cartagenas de Indias, Colombia pada 23-29 November 2007.

Delegasi Indonesia yang dipimpin Sekjen Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) DR.Sapta Nirwandar, mewakili Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, didampingi Kepala Bidang Humas Depbudpar Turman Siagian dan pejabat dari Biro Kerja Sama Luar Negeri, akan menyampaikan seputar perkembangan pariwisata Indonesia pasca munculnya sejumlah peristiwa musibah bencana alam tsunami dan gempa bumi.

Sejumlah kegiatan konferensi internasional di Indonesia, di mana dampaknya sangat dirasakan terhadap pertumbuhan sektor pariwisata seperti konferensi Global Conference on Climate Change di Bali awal Desember 2007 serta World Cultural Forum pada 2008 bertepatan Tahun Kunjungan Indonesia (Visit Indonesia Year) 2008, bagian dari inti yang akan disampaikan pada general assembly UN-WTO tersebut.

Sekjen Depbudpar DR.Sapta Nirwandar mengatakan, masalah perubahan iklim global menjadi isu utama dunia, di mana fenomena alam ini mempunyai keterkaitan terhadap pariwisata. "Adanya perubahan iklim global dapat mengubah kondisi destinasi dan pola perjalanan wisata para wisatawan dunia, tetapi di sisi lain akibat kegiatan industri pariwisata dunia yang tumbuh dengan cepat telah menjadi salah satu penyebab adanya perubahaan iklim global saat ini," katanya di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Selasa (20/11) sebelum bertolak ke Cartagena de Indias.

Pertumbuhan wisatawan dunia yang mencapai 20%, menurut laporan terbaru UN-WTO, membawa pengaruh positif terhadap pariwisata Indonesia di mana dalam tahun ini akan meraih sekitar 6 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan 7 juta wisman pada tahun 2008.

Hingga periode Januari-September 2007 kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 3,4 juta atau mengalami pertumbuhan 13,5% dibanding periode yang sama tahun lalu. "Kami optimistis dengan adanya sejumlah kegiatan konvensi internasional di akhir tahun , seperti Koferensi Perubahan Iklim Global di Bali, target kunjungan 6 juta wisman akan tercapai," kata Sapta Nirwandar.

Menurut Turman Siagian, Indonesia dalam organisasi UN-WTO cukup aktif, sehingga kita dipercaya untuk duduk dalam sejumlah komisi strategis seperti dalam komisi program dan komisi etika, di mana di komisi ini wakil dari Indonesia adalah mantan Menteri Lingkungan Hidup Emil Salin, dan posisi tersebut sekarang ini dilanjutkan oleh mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) I Gede Ardika.

Selain itu sebagai anggota, Indonesia juga banyak memanfaatkan bantuan UN-WTO seperti bantuan teknis untuk pemulihan pasca terjadi bom Bali satu dan dua, musibah tsunami Aceh, serta gempa bumi Yogyakarta dan tsunami di Pangandaran, Jawa Barat. Bantun teknis juga diberikan dalam mengatasi penyakit flu burung (avian influenza), yang kini menjadi penyakit global dan harus diatasi bersama antar negara di seluruh dunia.

Sumber: www.budpar.go.id (21 November 2007)
-

Arsip Blog

Recent Posts