Dari Rumah Kecapi hingga Luar Negeri

Maros - Rumah Kecapi, sentra produksi kerajinan tangan alat musik kecapi yang terletak di Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, mampu memasarkan produknya hingga ke luar negeri.

Pemilik usaha kerajinan, Ikrar, di Maros, Minggu, mengatakan, negara tujuan pemasaran produknya adalah Jepang, China, Australia, dan Ceko. Menurut dia, produk yang paling laris dipasarkan hingga ke luar negeri adalah alat musik kecapi ukuran standar, baik yang dilengkapi dengan ukiran, maupun tidak.

"Minimal dalam satu bulan, terdapat 10 alat musik kecapi yang dikirim ke luar negeri," ujarnya.

Bahkan, dalam minggu ini, ia sudah mendapatkan pesanan 500 miniatur kecapi dari Jepang.

Usaha yang dirintis sejak akhir 2007 itu memproduksi berbagai macam kerajinan berbentuk alat musik kecapi, seperti miniatur kecapi, gantungan kunci, dan mug.

Untuk alat musik kecapi ukuran standar, minimal diproduksi sebanyak lima buah, sedangkan produksi miniatur minimal sebanyak 20 buah.

"Kalau untuk gantungan kunci, minimal dalam sebulan diproduksi sebanyak 300 buah," terangnya.

Harga yang ditawarkan pun cukup bervariasi, tergantung dari lokasi pemesan produk tersebut.

Di luar Provinsi Sulsel, harga alat musik kecapi bisa mencapai Rp 500.000 dan di luar negeri dipasarkan dengan harga Rp 750.000.

Sedangkan untuk miniatur alat musik, harga di luar Provinsi Sulsel bisa mencapai Rp 120.000 dan di luar negeri mencapai Rp 150.000.

Ia mengaku, dalam sebulan omzet yang bisa diperoleh mencapai Rp 8 juta hingga Rp 10 juta.

"Jika jumlah pesanan cukup banyak, omzetnya rata-rata bisa mencapai Rp 15 juta," jelasnya.

Melihat usaha yang cukup berkembang ini, ia berharap pemerintah setempat bisa membantu dalam hal pembinaan dan juga promosi. Penulis: Jodhi Yudono | Editor: Jodhi Yudono | Sumber : ANT

(Sumber KOMPAS.COM, 23 Agustus 2010)

-

Arsip Blog

Recent Posts