Dukung Visit Indonesia: Siapkan Festival Budaya Cheng Ho

Pontianak - Kisah pelayaran Laksamana Cheng Ho dari China, 600 tahun lalu, ternyata juga memiliki historis dengan daerah Kalimantan Barat ini. Cheng Ho dalam pelayarannya, juga singgah di bumi Khatulistiwa ini. Maka, napak tilas sejarah tersebut, rencananya akan dikenang dalam Festival Budaya Cheng Ho yang dirangkaikan dengan tahun Visit Indonesia 2008.

Hal ini terungkap dalam diskusi antara Sekretaris Yayasan Cheng Ho Pusat, dr Zhou Ji Chao dengan sejumlah tokoh di redaksi Pontianak Post, Jumat (18/1) kemarin.

“Kita ingin setiap daerah punya Yayasan Cheng Ho, terutama daerah-daerah yang pernah dikunjungi Laksmana Cheng Ho 600 tahun yang lalu,” ungkap Zhou dalam bahasa Mandarin yang diterjemahkan Yosef Setiawan dari Kun Dian Ri Bao.

Hadir dalam diskusi ini, pengamat dan pemerhati budaya Tionghoa Kalbar, XF Asali (Lie Sau Fat) bersama beberapa tokoh masyarakat Tionghoa; Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kalbar, Ilham Sanusi; Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kalbar, Rihat Natsir Silalahi; serta Sakandi Talok, selaku tokoh Konghucu; Amin Andika beserta rombongan dari Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Kalbar beserta rombongan dari Kota Singkawang; serta hadir juga Direktur Pontianak Post Group, Untung Sukarti.

Diskusi berjalan santai. Zhou yang sudah sebelas tahun aktif dalam kegiatan sosial di Indonesia, memaparkan sekilas sejarah Laksamana Cheng Ho. Dan akhir dari pembicaraan, Zhou menawarkan peringatan atau perayaan mengenang Laksamana Cheng Ho dalam bentuk festival. “Yang ingin kita kembangkan, pemikiran dan konsep perdamaian yang disampaikan Laksamana Cheng Ho itu, kita tuangkan dalam berbagai kegiatan,” tuturnya.

Menanggapi hal itu, Kadis Budpar Kalbar, Rihat Natsir Silalahi mengatakan, jika dalam kegiatannya nanti, festival kebudayaan Cheng Ho ini memiliki nilai budaya dan juga melakukan kegiatan bakti sosial, maka dinas yang dipimpinnya akan mendukung.

Sementara itu, Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Ilham Sanusi mengatakan, niat untuk melakukan kegiatan tersebut boleh-boleh saja. “Namun, harus melibatkan publik. Kita sampaikan ini ke publik, bagaimana tanggapan masyarakat dulu, baru kita tindaklanjuti,” katanya.

Menurutnya, jika yayasan dan festival Cheng Ho nanti bisa membawa kebaikan, boleh-boleh saja. “Jika niat membangun ekonomi, membangun Indonesia, secara ekonomi dan kedamaian, please welcome,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Persatuan Islam Tionghua Indonesia (PITI), Amin Andika, mengatakan, menyampaikan rencana pembangunan masjid yang nantinya akan diberi nama masjid Cheng Ho. “Saat ini kami sudah menyiapkan lahan seluas 1,2 hektar, untuk pembangunan kompleks tersebut, tak hanya masjid, tapi juga berbagai pusat kegiatan pengembangan kebudayaan di sini,” tuturnya.

Menanggapi hal itu, Zhou mengatakan, untuk merealisasikan itu, harus memiliki perencanaan yang besar, dan bisa memakan waktu tiga tahun. “Mulai dari masjid yang kecil dibangun di lokasi itu. Kemudian banguan bisa dikembangkan yang besar di lokasi yang sama,” ungkapnya.

Menindaklanjuti ini, Untung Sukarti menyatakan Pontianak Post, siap memfasilitasi pengembangan wacana rencana tersebut. Sehingga nantinya, mendapat masukan dan respon dari pembaca atau masyarakat Kalbar. Dan bentuk kegiatan yang akan diarahkan nantinya pun bisa bermanfaat bagi masyarakat luas.

Sumber: www.pontianakpost.com (19 Januari 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts