Kirab Pusaka Awali Kongres Keris Pertama di Surakarta

Surakarta, Jateng - Kirab keris serta tombak berukuran besar mengawali rangkaian kegiatan kongres pertama Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI) di Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (19/4) sore ini. Keris dan tombak raksasa tersebut merupakan replika pusaka yang dimiliki oleh keraton.

Iring-iringan kirab berangkat dari rumah dinas Wali Kota Surakarta, yang biasa disebut Gedung Loji Gandrung. Rumah itu adalah salah satu bangunan heritage yang ada di Kota Surakarta. Kesenian Reog Ponorogo berada di barisan paling depan guna memeriahkan perhelatan.

Sejumlah keris yang tingginya hampir sama dengan tinggi manusia dewasa ikut dikirab. Selain itu, ada dua tombak replika Kyai Plered dan Daradasih yang ikut dikirab dengan diiringi kepulan asap kemenyan. Mata tombaknya sangat panjang, sehingga masing-masing tombak harus dipanggul oleh dua orang.

Piagam pengakuan dari United National Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) yang menyatakan bahwa keris merupakan warisan dunia asal Indonesia juga ikut dikirab. Pengakuan tersebut diperoleh pada November 2005 lalu. “Sebelumnya, keris diperebutkan oleh Indonesia, Brunei, Malaysia, dan Singapura,” kata Joko Suyanto, koordinator acara.

Ada beberapa cerita menarik dibalik pembuatan replika Tombak Kyai Plered. “Pembuatannya sangat sulit, karena pusaka itu tidak boleh keluar dari keraton,” ujar Ranggajati, salah satu pengamat keris. Para empu harus berulangkali masuk ke keraton untuk memastikan barang tiruannya sudah mirip.

Pembuatan replika tersebut memakan waktu hingga dua tahun. “Empat kali gagal lantaran patah sebelum jadi,” Ranggajati menjelaskan. Sayang, dia enggan menyebut biaya yang dihabiskan untuk membuat senjata dengan mata tombak ukuran besar itu.

Kongres SNKI itu akan berlangsung sepanjang 19-21 April ini di Kusuma Sahid Prince Hotel, Surakarta. Selain workshop pembuatan keris, kegiatan tersebut akan dilengkapi dengan pameran serta bursa keris. “Sekitar 300 keris dari berbagai daerah akan dipamerkan,” kata Joko Suyanto. “Beberapa di antaranya dibuat pada abad keenam.”

-

Arsip Blog

Recent Posts