Kota Medan Memerlukan 1.500 Orang SDM Pariwisata

Medan - Dunia pariwisata Indonesia saat ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang menguasai dan memiliki kemampuan di bidang pariwisata. Kota medan sendiri sedikitnya membutuhkan SDM bidang pariwisata lebih dari 1.500 orang.

Hal itu dikatakan Kepala Badan Pembangunan Sumber Daya Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Drs I Gusti Putu Laksaguna CHA MM dan Kepala Badan Pariwisata (Bawisda) Sumut, Hendry Hutabarat, dalam Lokakarya Nasional Sinergi Akademi Pariwisata Medan (Depbudpar) dan Ditjen DIKTI Depdiknas, di Hotel Emerald (24/7).

“Tanpa adanya SDM baik di tingkat vokasional maupun keilmuan, maka pariwisata Indonesia dapat mengalami kemandegan. Indonesia masih sangat membutuhkan SDM yang memiliki keterampilan maupun keilmuan,” tegas Gusti.

Lebih lanjut dikatakan, pariwisata merupakan industri yang berbasiskan pada pengetahuan. Hal ini menuntut pengelolaan dilakukan secara profesional dan tidak bisa mengandalkan pendekatan trial dan error. “Tuntutan peningkatan layanan, kualitas produk, perencanaan dan penelitian memerlukan tenaga-tenaga perencana, peneliti dan teknokrat yang handal, disamping tenaga trampil yang secara langsung memberikan layanan,” ujarnya.

Untuk memenuhi kebutuhan akan SDM yang menguasai ilmu kepariwisataan, maka diperlukan pendidikan yang berbasis akademis, bersamaan dengan pendidikan vokasional (ketrampilan).

Gusti menyayangkan konsentrasi pendidikan tinggi (PT) pariwisata Indonesia yang masih terfokus pada jalur vokasional. PT Pariwisata, perlu mengembangkan jalur akademik untuk menyiapkan tenaga perencana, peneliti, pemikir dan pengembangan kebijakan. Tanpa adanya SDM seperti ini, pariwisata kita bisa mengalami kemandegan atau terlindas oleh destinasi lain.

Gusti meminta, kalangan PT pariwisata harus memulai jalur vokasional dan akademisi secara bersamaan. Sebab, semakin meningkatnya tuntutan dan ketatnya persaingan, menuntut peningkatan SDM, baik pada jalur vokasional maupun akademis.

SDM Pariwisata
Kepada wartawan, Hendry Hutabarat mengungkapkan, Kota Medan saat ini membutuhkan lebih dari 1.500 orang yang khusus menguasai berbagai bidang kepariwisataan.

“Dalam waktu tiga tahun, akan ada penambahan beberapa hotel yang totalnya diperkirakan akan memiliki 1.500 kamar. Kalau satu kamar dilayani oleh satu tenaga kerja, maka diperlukan sedikitnya 1.500 tenaga kerja khusus pariwista. Padahal dalam kenyataannya, satu kamar dilayani oleh 3 tenaga kerja khusus,” ungkapnya.

Hendry mengatakan, Akademi Pariwisata Medan sendiri diperkirakan tidak mampu memenuhi kebutuhan akan SDM tersebut. Sebab, sekira 75% lulusan dari akademi ini biasanya bekerja di luar Sumut.

Karena itu, ada kemungkinan jika tenaga kerja di bidang ini akan diisi oleh orang-orang dari luar Sumut. “Ini sebenarnya kesempatan bagi masyarakat Sumut untuk bekerja di sektor pariwisata. Untuk meningkatkan keahliannya, maka diperlukan lembaga sertifikasi pariwisata. Sehingga orang yang akan terjun telah mendapat kompetensi dari lembaga itu,” ujarnya.

Sumber: Harian SIB (31 Juli 2007)
-

Arsip Blog

Recent Posts