Krueng Jreu Obyek Wisata Alam Baru di Aceh Besar

Banda Aceh - Kawasan hutan lindung pegunungan hutan Krueng Jreu, Indrapuri, di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), kini berkembang menjadi objek wisata alam baru di Kabupaten Aceh Besar yang banyak dikunjungi masyarakat tiap hari libur.

"Keunggulan objek Krueng Jreu bukan sekedar alamnya indah, tetapi juga memiliki sungai dengan air bersih mengalir deras diantara kaki perbukitan yang sulit ditemukan di daerah lain di NAD," kata Syamsuddin Siregar, salah seorang warga asal Sumatera Utara (Sumut), di Banda Aceh, Senin.

Objek wisata alam Krueng Jrue berada di Kecamatan Indrapuri, sekitar 31 km dari kota Banda Aceh (sekitar 5 km dari jalan nasional Banda Aceh-Medan) akhir-akhir ini, setiap hari libur dipadati pengunjung, kebanyakan warga kota Banda Aceh yang datang bersama sanak dan keluarga.

"Kami mengetahui objek wisata alam Krueng Jreu dari teman yang sudah beberapa kali berkunjung ke sini," ujar Syamsuddin pula.

Selama ini, masyarakat Aceh hanya mengenal Aceh Besar sebagai objek wisata bahari, berupa Pantai Lhoknga dan Lampu-uk serta wisata alam Taman Hutan Raya Cut Nyak Dhien di Seulawah, dan objek wisata Pusat Latihan Gajah di Saree, namun kini mulai berkembang objek wisata alam Krueng Jreu itu.

"Pasca tsunami, minat masyarakat mengunjungi pantai mulai menurun dan mereka mulai beralih ke wisata alam, karena sebagian anak-anak masih trauma dengan bencana yang meluluhlantakkan pesisir Aceh," kata dia lagi.

Sejumlah pengunjung objek wisata Krueng Jreu, diantaranya Pak Kumis menyebutkan, daerah tersebut kini mulai dilirik para wisatawan lokal.

Namun dia menyayangkan, pembenahan belum dilakukan Pemda Aceh Besar, sehingga jalan menuju ke lokasi masih berlubang dan berlumpur.

Sarana pendukung lainnya juga belum tersedia, padahal pengunjung diharuskan membeli tiket dari mobil pribadi Rp 5.000 dan kendaraan roda dua Rp1.000 per orang. Tapi di lokasi itu, kamar untuk ganti pakaian belum tersedia.

"Seharusnya pondok wisata untuk tempat berteduh pada saat hujan, kamar ganti pakaian pria dan wanita serta MCK harus segera dibangun oleh Pemda, selain menempatkan petugas untuk menjamin kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung mengingat lokasi jauh berada di tengah hutan," demikian ungkap Pak Kumis.

Sumber: http://www.mediaindonesia.com (26 Desember 2007)
-

Arsip Blog

Recent Posts