Kuliner Halal Bisa Jadi Daya Tarik Wisata

Jakarta - Seminar sehari dengan tema kuliner halal dalam mendukung 'Visit Indonesia' disenggelarakan oleh LPPOM MUI hari ini. Selain itu sejumlah agenda lainnya pun digelar, seperti penyerahan Sistem Jaminan Halal dan juga peluncuran buku Direktori Halal 2011.

Rabu (6/4), LPPOM MUI menggelar sebuah seminar bersamaan dengan diselenggarakannya Food & Hotel 2011 yang bertempat di Jakarta Internasional Expo, Kemayoran. Acara yang dimulai sejak pagi di Hal D1 ini diawali dengan penyerahan Sertifikat Jaminan Halal yang diterima oleh PT Unilever Indonesia Tbk setelah lulus dalam audit halal.

Melalui perjalanan panjang dan memperoleh nilai A sebanyak 3 kali berturut-turut dalam proses audit SJH. Hari ini PT Unilever Indonesia Tbk berhasil memperoleh Sertifikat Jaminan Halal dari LOPOM MUI. Sebagai perintis sertifikat halal yang sudah dimiliki oleh produsen makanan terkenal ini sejak tahun 1994, rasanya pantas bila PT Unilever Indonesia Tbk menerima sertifikat Sistem Jaminan Halal.

Sertifikasi SJH ini pun diserahkan langsung oleh Direktur LPPOM MUI, Ir. Lukmanul Hakim, M.Si kepada Food Director PT Uniliver Indonesia Tbk yaitu Ibu Okti Damayanti. "Kami sangat senang dan bangga bisa menerima SJH dari LPPOM MUI hari ini. SJH ini merupakan bukti komitmen bisnis yang bertanggung jawab PT Uniliver Indonesia Tbk dalam penyediaan produk halal bagi konsumen," ujar Okti setelah dengan resmi menerima sertifikat SJH dari Direktur LPPM MUI.

Dalam kesempatan yang sama pula Lukmanul memberikan kata sambutannya dalam pembukaan seminar sehari yang bertemakan 'Seminar Kuliner Halal' dalam menyukseskan 'Visit Indonesia'. Menurut direktur LPPOM MUI tersebut kuliner halal menjadi sedemikian penting karena di sejumlah negara lain, kini kuliner halal dijadikan salah satu daya tarik yang dapat memikat wisatawan asing untuk datang dan berkunjung.

"Mengingat jumlah penduduk muslim di Indonesia lebih dari 80%, rasanya sudah sepantasnya Indonesia menjadi pusat halal dunia. Apalagi kuliner halal ternyata kini menjadi daya tarik tersendiri dan bahkan dapat mendongkrak kunjungan baik wisatawan asing dan juga wisatawan lokal sendiri. Ketersediaan informasi yang lengkap dan tegas mengenai restoran halal kini menjadi sedemikian penting," jelas Lukmanul.

"Sebagai contoh, Malaysia dan Thailand. Mereka kini giat mensosialisasikan halal terutama untuk pariwisata. Akan lebih baik bagi Indonesia terutama bagi para pemilik rumah makan, restoran, dan perusahaan untuk memberi pilihan bagi konsumen dengan menyediakan makanan halal. Dengan informasi yang ada baik wisatawan maupun konsumen memiliki pilihan dan juga memperoleh edukasi dan pemahaman tentang makanan itu sendiri," jelasnya panjang lebar.

Sayang untuk saat ini menurut Lukmanul, untuk restoran hanya sekitar 10% saja yang telah memperoleh sertifikasi halal. Ketersediaan kuliner halal dalam menyukseskan 'Visit Indonesia' ini bukan hanya menjadi tanggung jawab Kementrian Pariwisata dan Kebudayaan RI semata, tetapi juga para pelaku bisnis seperti PHRI (Perhimpunan HOtel dan Restoran Seluruh Indonesia, APJI (Asosiasi Pengusaha Jasa Boga Indonesia), ACP (Asosiasi Chef Profesional), dan biro perjalanan wisata hingga masyarakat umum.

Selain itu Lukmanul juga menerangkan tentang sosialisasi LPPOM MUI lainnya yang akan digelar dalam waktu dekat ini. Seperti misalnya penyelengaraan Workshop 'Halal Regulation and Standard for Slaughtering' pada 18 April mendatang, proram pameran internasional 'Indonesia Halal Expo (INDHEX) 2011, serta peluncuran buku Direktori Halal 2011.

-

Arsip Blog

Recent Posts