Loetoeng Kasaroeng, Film Cerita Rakyat Pertama di Indonesia

Bandung, Jabar - Bila mengacu pada sejarah film Indonesia yang disusun oleh H Misbach Jusa Biran, film cerita yang dibuat pertama kali di Indonesia adalah sebuah film berdasarkan cerita rakyat dari Jawa Barat. Film itu berjudul 'Loetoeng Kasaroeng'.

Mengutip dari buku Selintas Kilas Sejarah Film Indonesia, penerbit Badan Pelaksana FFI 1982, halaman 5 isinya sebagai berikut.

"Film cerita pertama buatan dalam negeri lahir di Kota Bandung dari tangan L Heuveldrop dan G Krugers. Ceritanya Lutung Kasarung, legenda terkenal dari Jawa Barat; kisah sekitar Putri Raja, Pangeran, dan turunan Dewa dari Kahyangan. Penggarap yang bernama Heuvldrop adalah Belanda totok, yang kata koran, telah berpengalaman menyutradai di Amerika. Tapi produksinya, yang digarap pada tahun 1926 dengan cara primitif itu, hanya cukup menjadi bahan berita ala kadarnya. Sesudah film tersebut, nama Heuveldrop tidak pernah terdengar lagi. G Krugr masih terus melanjutkan perintisan ini sampai beberapa tahun ke depan," begitu isi dari buku tersebut.

Film 'Loetoeng Kasaroeng' diproduksi pada 1926 oleh NV Java Film Company yang didirikan L Heuveldrop dari Batavia dan G Kruges dari Bandung. L Heuveldrop sebelumnya sudah berpegalaman di Amerika, terutama dalam bidang penyutradaraan. Sedangkan G Kruges, seorang Indo-Belanda asal Bandung, adik mantu dari Raja Bioskop Bandung, Buse.

Menurut Penulis Skenario, Eddy D Iskandar, sejak awal kehadirannya, film Indonesia memang banyak menampilkan warna lokal atau wajah daerah, baik melalui cerita rakyat, maupun kisah-kisah dengan setting sebuah daerah.

Film yang menampilkan wajah daerah Jabar memang paling banyak. Beberapa di antaranya sepeerri 'Rampok Preanger' (1928), 'Air Mata Mengalir di Citarum' (1950), 'Panon Hideung' (1961), 'Nyi Ronggeng' (1970), 'Prabu Siliwangi' dan lain-lain.

"Bahkan dulu ada sinden beken asal Jalan Cagak, Subang, yakni Titim Fatimah, bersama sinden terkenal lainnya Mimi Mariani muncul dalam film 'Si kembar' (1961) produksi Gema Masa Film. Di film itu Titim membawakan lagu 'Karawitan' dan 'Kulu-kulu, sedangkan Mimi membawakan lagu 'Kerja Bakti'. Itu kan menarik sinden muncul di film," ujar Eddy dalam Seminar Film di kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar, Kamis (7/4/2011) kemarin.

Selain pesinden, dalang ternama Asep Sunandar Sunarya juga pernah mucul sebagai dukun pada Film 'Kabayan dan Gadis Kota'. Untuk itu, diperlukan lebih banyak film yang bercerita tentang kehidupan di sebuah daerah melalui cerita dan penggarapan yang baik dan mengundang rasa penasaran masyarakat penonton.

"Sebab wajah daerah dalam film Indonesia adalah wajah itu sendiri. Kita merasa memilikinya," kata Eddy.

-

Arsip Blog

Recent Posts