Makassar-Malaya Kerjasama Teliti Sejarah

Makassar, Sulsel - Kerjasama di bidang penelitian sejarah diyakini bisa lebih mempererat hubungan emosional antara bangsa Indonesia dengan Malaysia.

"Kerja sama bidang sejarah akan mempererat hubungan kedua bangsa," kata Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Agus Arifin Nu’mang, saat menjamu rombongan dari Universitas Malaya termasuk guru besar Prof Dr Abdullah Zakaria, Ketua Jurusan Sejarah, Dr Arbaya, serta tujuh mahasiswi pascasarjana di Makassar, Jumat (22/4/2011) malam.

Agus menyebut, sebelum negara Indonesia dan negara Malaysia ada, kedua bangsa hidup rukun dan damai, sebab jika ditilik dari sejarah keduanya memiliki kesamaan, satu rumpun dan satu budaya.

Ia lalu menjelaskan, sekitar tahun 1600, lima putra Raja Luwu berangkat ke Johor dan sekarang keturunannya banyak menjadi orang besar baik di kerajaan maupun pemerintahan di Malaysia.

Yang mengherankan, lanjutnya, dalam beberapa tahun terakhir hubungan antara kedua negara sering retak, serta reaksi rakyat yang kadang terlalu berlebihan dalam menanggapi hubungan pemerintah kedua negara.

Demi membangun kerja sama di bidang sejarah, Agus meminta kepada Universitas Hasanuddin untuk memegang peranan penting. Demikian juga dengan pemerintah pusat diharapkan memberikan keistimewaan di bidang ini.

"Harap Unhas yang dituakan, mendorong bagaimana semua peninggalan sejarah dilegalisasi. Pemerintah RI juga harus lebih mengutamakan kerja sama di bidang ini," ucapnya.

Komentar serupa dikemukakan Dr Arbaya yang menyebut hubungan Indonesia-Malaysia akan harmonis dan langgeng jika anak bangsa paham sejarah.

"Adanya kerja sama di bidang sejarah, maka hubungan persaudaraan akan lebih terbina. Lewat sejarah ke dua bangsa bisa lebih merapat lagi," ucapnya.

Ia juga menawarkan agar bukan cuma pertukaran mahasiswa yang dilakukan, tetapi juga ada penelitian bersama antara dosen Indonesia dan dosen Malaysia.

-

Arsip Blog

Recent Posts