Memotret Dengan Layang-layang di Lampung

Bandarlampung - Panitia Festival Layang-layang Internasional di Lampung tahun 2007 (Lampung International Kite Festival 2007), yang diadakan pada Minggu (22/7) hingga Kamis (26/7), menyiapkan berbagai atraksi baru yang jarang dilihat selama ini.

Di Bandarlampung, Senin (23/7), Ir H Anshori Djausal MT, tokoh pelayang dari Lampung yang berhasil memopulerkan festival serupa di daerahnya, menerangkan bahwa atraksi baru yang menjadi andalan festival tersebut adalah Kite Aerial Photography (KAP) atau memotret dengan menggunakan layang-layang.

KAP merupakan perpaduan antara permainan layang-layang dengan kegiatan fotografi, yang masih termasuk baru di Indonesia. Ketua Persatuan Pelayang Lampung (KPPL) itu menyebut pula, sepanjang festival di Lampung yang dipusatkan di tiga tempat (hutan kota Way Halim, Bandarlampung; Kalianda Resort Lampung Selatan; dan kawasan Kepulauan Anak Gunung Krakatau di Selat Sunda) tersebut akan ditampilkan KAP dan foto-foto yang dihasilkannya.

"Selain atraksi di Kalianda Resort, juga akan dipamerkan foto-foto hasil dari kegiatan memotret menggunakan layang-layang itu," terang Anshori, yang juga Pembantu Rektor IV Universitas Lampung (Unila), lagi.

Kegiatan-kegiatan lainnya, sebut saja, Children Corner (22-23 Juli), yang berupa lokakarya pembuatan layang-layang untuk anak dan penyajian dongeng tentang layang-layang oleh Komunitas Dakocan. Dongeng itu dikreasi untuk berbagi pengetahuan kepada anak-anak tentang layang-layang secara teatrikal.

Panitia menyiapkan pula Eksibisi Layang -layang (Sky Decoration) pada 22-25 Juli. Dalam kegiatan tersebut, para peserta akan menerbangkan secara bersama-sama layang-layang mereka, sehingga udara di lokasi akan tampak seperti sebuah dekorasi, karena dihiasi oleh layang-layang berbagai jenis, bentuk, ukuran, dan warna.

Selama festival tersebut juga akan diadakan seminar Memancing dengan Layang-layang dengan menghadirkan Wolfgang Bieck (Jerman), yang siap mewacanakan kegiatan memancing dengan layang-layang se-Asia Pasifik.

Menjelang penutupan festival itu, para peserta akan diajak untuk melihat dari dekat Kepulauan Anak Gunung Krakatau di Selat Sunda, yang hingga kini masih tercatat sebagai salah satu gunung berapi di dalam laut.

Apabila memungkinkan, di sana para peserta akan melakukan pemotretan dengan menggunakan layang-layang. Namun, saat ini Anak Krakatau, yang berada pada gugusan Cagar Alam Laut (CAL) di Kabupaten Lampung Selatan, berstatus "waspada", kendati hasil pemantauan petugas terhadapnya sampai saat ini belum menunjukkan perubahan fisik maupun aktivitas letusan.

Sumber: Antara (24 Juli 2007)
-

Arsip Blog

Recent Posts