Natuna, Pulau Kaya Potensi di Ujung Negeri

Natuna - Inilah kepulauan Natuna. Gugusan dua ratus tujuh puluh dua pulau di bagian paling ujung utara Indonesia. Pulau Bunguran, jemaja dan serasan merupakan tiga pulau terbesar di gugusan kepulauan inui.

Kepulauan Natuna merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Kepulauan Riau, dengan ibu Kota Ranai di Pulau Bunguran, sebagai ibu kota kabupaten. Natuna dikelilingi laut dalam. Diujung utara berbatasan langsung dengan perairan Vietnam, Kamboja, Malaysia dan Singapura.

Dengan posisi dikelilingi laut luas, Natuna menjadi terpencil, serta minim fasilitas sosial dan fasilitas umum. Di bidang kesehatan, warga kepulauan ini mengandalkan puskesmas. Yang paling besar berada di Kota Ranai.

Puskesmas ini menjadi tumpuan warga untuk berobat tanpa fasilitas operasi dan peralatan medis yang memadai. Akibatnya, resiko kematian menjadi dua kali lebih besar untuk kaum ibu yang melahirkan abnormal, atau mereka yang mengalami kecelakaan yang parah.

Pasien yang memerlukan pembedahan, diterbangkan ke Tanjung Pinang atau Batam. Sehingga biayanya menjadi sangat mahal. Natuna juga menjadi wilayah endemik nyamuk malaria. Hampir setiap hari ada warga yang terjangkit malaria, dan dibawa ke puskesmas.

Untuk mengatasi masalah kesehatan, kini sebuah rumah sakit umum daerah baru mulai dibangun di Sual, Pulau Bunguran. Masalah lainnya di bidang trasportasi. Penerbangan tidak setiap hari ada. Padahal Natuna telah lebih dari tujuh tahun menjadi kabupaten sendiri.

Lautan luas seharusnya membuat Natuna menjadi penghasil laut utama. Namun letak Natuna terlalu jauh, sehinga membuat nelayan tidak mampu memasarkan ikan tangkapannya. Sementara, fasilitas ruang pendingin untuk mengawetkan ikan juga belum ada. Kekayaan laut Natuna diperkirakan dapat menghasilkan lebih dari satu juta ton ikan pertahun. Namun saat ini baru tiga puluh enam persen saja yang termanfaatkan.

Minimnya pemanfaatan potensi laut juga karena pengaruh musim yang hanya ramah selama enam bulan saja. Selebihnya, saat angin utara datang, laut di sekitar Natuna menjadi ganas dan para nelayan memilih berkebun sebagai lahan menyambung hidup.

Sektor perkebunan sebenarnya sangat potensial untuk dikembangkan di Natuna, seperti perkebunan cengkeh dan kelapa. Namun meskipun kelapa melimpah, kopra belum dapat menjadi sumber mata pencarian yang bisa menyejahterakan penduduk Natuna.

Gugusan Kepulauan Natuna juga memiliki pemandangan yang indah, dengan panorama pantai yang masih terjaga keasriannya. Sejumlah lokasi bahkan menjadi tempat favorit bagi penggemar snorkling, pengamat habitat penyu, dan pecinta wisata bawah air.

Meski terpencil dan minim fasilitas, Natuna sebenarnya bukanlah kabupaten yang miskin. Sekitar dibagian utara Natuna, terpendam ladang gas d-alpha, dengan total cadangan dua ratus dua puluh dua trilyun cubic feet. Dan gas hidrokarbon sebesar empat puluh enam trilyun cubic feet. Hal ini menjadikan Natuna sebagai salah satu sumber cadangan gas terbesar di Asia.

Natuna demikian elok dan memiliki banyak potensi. Sangat sayang bila pulau yang terletak nun jauh di mata ini tidak termanfaatkan optimal. Sehingga tetap menjadi pulau terluar yang terpencil di ujung utara bumi pertiwi.

Sumber: news.indosiar.com (25 Oktober 2007)
-

Arsip Blog

Recent Posts