Panitia Festival Danau Kerinci Kurang Profesional

Kerinci - Lokasi Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci (FMPDK) yang digelar di pinggiran Danau Kerinci, Jambi, terkesan semrawut karena lapak atau stan tempat jualan para pedagang musiman tidak ditata dengan baik oleh panitia, terutama pihak ketiga yang mengelola kegiatan tersebut.

Selain semrawut, panitia juga tidak memiliki agenda untuk `menjual` danau tersebut, seperti melaksanakan berbagai perlombaan dayung, jet ski, dan renang jarak jauh yang bisa menarik wisatawan dari luar negeri, ungkap Daniel, salah seorang wisatawan lokal dari Kota Jambi yang mengunjungi lokasi itu, Minggu (18/11).

Pihak ketiga yang dipercayakan mengelola even wisata tahunan itu seharusnya menata lapak jualan para pedagang dengan rapi atau membuatkan tenda-tenda khusus dan tidak semrawut di depan tribun panggung hiburan, sehingga tidak menghalangi pemandangan pengunjung untuk menikmati keindahan danau.

Pelaksanaan FMPDK yang memasuki tahun kedelapan, sepertinya selalu monoton dan upaya untuk mendatangkan wisatawan lokal dari luar daerah dan mancanegara sepertinya juga tidak berhasil, terbukti pada saat pembukaan wisatawan dari Malaysia yang dilaporkan akan datang menyaksikan acara tersebut juga tidak terlihat.

Wakil Bupati Kerinci, Hasani Hamid sehari sebelum pembukaan festival danau tersebut, mengakui masalah klasik yang dialami setiap tahun FMPDK belum mampu menata lokasi dengan baik terutama para pedagang musiman yang seharusnya dibuatkan lapak yang nyaman dan menjaga kebersihuan lingkungan.

Beberapa pedagang yang kebanyakan penjual makanan dan minuman, menyatakan mereka membayar Rp100 ribu/meter kepada pengelola pihak ketiga, jadi bagi pedagang rata-rata harus bayar Rp500 ribu untuk mendapatkan tempat seluas lima meter untuk berjualan, sedangkan tendanya memasang sendiri.

Sejumlah pengunjung yang membawa mobil ke lokasi itu juga mengeluhkan mahalnya parkir kendaraan Rp10 ribu per mobil, belum lagi adanya pungutan liar (pungli) dilakukan warga sekitar terhadap pendatang yang melintasi jalan kampung menuju Danau Kerinci, karena hal itu bisa membuat orang enggan datang ke daerah itu.

Kesadaran masyarakat yang datang menikmati keindahan Danau Kerinci yang luasnya sekitar 4.200 hektare itu juga dinilai masih rendah, karena terlihat mereka membuang sampah sembarangtan bahkan membuang bekas makanan dan botol minuman ke dalam danau.

Sumber: Media Indonesia.com (19 November 2007)
-

Arsip Blog

Recent Posts