Pengembangan Pariwisata di Maluku Utara Terbentur Dana

Ternate - Pengembangan sektor pariwisata di Maluku Utara (Malut) hingga kini belum maksimal karena berbagai kendala, di antaranya terbentur pada terbatasnya dana yang dialokasikan melalui APBD untuk sektor itu.

"Selama ini, dana untuk pengembangan pariwisata di Malut hanya Rp1 miliar setiap tahun, sehingga tidak cukup untuk menangani semua obyek wisata di Malut," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Malut Arief Armayin di Ternate.

Dana tersebut hanya cukup untuk mengembangkan beberapa objek wisata saja, padahal di daerah ini banyak obyek wisata yang perlu dikembangkan. Untuk tahun ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Malut hanya mengembangkan objek wisata Lelei di Kabupaten Halsel.

Ia mengatakan pengembangan pariwisata di Malut masih bertumpu pada dukungan dana APBD, karena hingga saat ini belum ada investor yang menggarap potensi objek wisata di Malut. Semuanya maish dikelola oleh pemerintah setempat.

Di daerah lain, seperti di Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara, ada investor yang menanamkan modal dalam pengelolaan objek wisata di kedua daerah itu, sehingga pengembngan sektor wisata di sana tidak semata-mata mengandalkan dana dari APBD.

"Di Malut banyak obyek wisata yang menarik, seperti objek wisata di Pulau Morotai, Kabupaten Halut dan Pulau Widi di Kabupaten Halsel, tetapi karena belum dikelola investor sehingga belum banyak dikunjungi wisatawan," katanya.

Pemprov Malut mengharapkan kehadiran investor untuk menggarap objek wisata tersebut. Pemprov Malut akan memberikan berbagai kemudahan kepada investor yang berminat menggarap objek wisata tersebut.

Sumber: www.media-indonesia.com (5 September 2007)
-

Arsip Blog

Recent Posts