Sejarah Ide, Sejarah Pencerahan

Oleh: Muhammadun AS*

Judul buku : Sejarah ide-Ide
Penulis : Kevin O’donnell
Penerbit : Kanisius Yogyakarta
Cetakan : 1, 2010
Tebal : 160 halaman

Kapan manusia memulai hidupnya dengan ide? Inilah pertanyaan yang kerap merisaukan para pemikir dan filosof. Ada silang argumentasi dalam menjawab soal itu, karena berkaitan dengan psikologi penjawab yang memulai pencerahan pemikirannya. Berangkat dengan ide berarti meninggalkan mitos dan kegelapan berfikir. Ide mengindikasikan dimulainya sebuah penjelajahan fikir untuk mengarungi segala hal-ihwal yang ada di alam semesta. Segala yang tampak segera terjawab oleh ide dan segala yang wadag bisa digali makna radikal terdalamnya sehingga terkuak hakekat sebuah kebenaran.

Ya, dengan ide sejarah manusia mengalami pencerahan. Dengan keyakinan ide, Rene Descartes mendeklarasikan diri sebagai pelopor rasionalisme di dunia modern lewat traktatnya yang terkenal, cogito ergo sum. Immanuel Kant juga tegas menyatakan bahwa berani berfikir, maka akan menggapai pencerahan (sapare aude). Semangat berpijak dalam ide yang digelorkan para pemikir telah menandai perubahan radikal dalam gerak pemikiran umat manusia. Sejarah manusia langsung berubah sesuai dengan sejarah radikalisasi ide yang melekat dalam dirinya.

Kevin O’donnell melakukan kajian menarik ihwal ide lewat bukunya yang bertajuk “Sejarah ide-Ide”. O’donnell melihat sejarah ide berawal dari sejarah manusia meninggalkan mitos. Ini bukan berarti manusia bebas dari mitos, tetapi justru mitos telah menuntun manusia memahami hakekat yang terkandung dalam mitos tersebut. Penggalian ontologis atas mitos inilah yang memulai manusia segera menemukan idenya, karena pemikiran atas makna dibalik mitos menjadikan manusia menggali makna radikal di balik fakta yang ada, termasuk menguak makna mitos tersebut. Dalam hal ini Carl Gustav Jung dalam “Memories” menyatakan bahwa bukan kita yang menemukan mitos, melainkan mitos berbicara kepada kita sebagai firman Tuhan. (hal. 18).

Dengan memaknai mitos dan memulai riwayat, filosof Pra Socrates memulai ide sebagai sejarah pemikirannya. Sejarah ide dalam mitologi Yunani Pra Socrates memperlihatkan sebuah pencerahan besar dan menggemparkan. Keindahan mitologi menjadikan penjelahan ide filosof semakin memukau, sehingga mitologi bisa dipecahkan dengan rasionalisasi ilmiah yang menggemparkan. Kenapa menggemparkan? Karena keluar dari mitologi yang dilakukan para filosof Yunani Pra Socrates menjadikan peradaban Yunani sebagai peradaban filsafat yang sangat mengagumkan saat itu, meninggalkan peradaban dunia lain yang masih terkungkung dengan ragam mitos. Filsuf Pra Socrates yang dimaksud antara lain adalah Epik Homerus, Hosiodos, Heraklitos, Archimedes, Xenophanes, dan Hippolitus.

Pasca mitologi ini hadir kemudian Socrates, filosof yang paling menarik anak-anak muda Athena abad ke-5. Socrates berpandangan bahwa kehidupan yang tidak teruji, tidak layak dihayati. Metode penelitian filsafat Socrates berbentuk dialog yang tajam dan bersifat melacak dengan kawan dan lawannya. Ia dituduh ateis, tidak salah, dan merusak angkatan muda jaman itu. Socrates adalah seorang penanya yang tangguh, yang selalu merangsang seseorang. Karena ketajaman berfikir dan keberanian mempertanyakan segala hal ihwal, Socrates akhirnya dituduh sebagai provokator, karena memicu perdebatan serius ihwal keadilan yang merangsang Negara saat itu. Karena dituduh provokator, Socrates akhirnya dihukum mati dengan menelan cemara yang beracun. Tragis, Socrates akhirnya mati!

Sementara jaman Islam, ide hadir sebagai bentuk rasionalisasi atas mitologi yang mengekang masyarakat pagan Arab. Kuatnya mitologi yang membelenggu inilah yang membangkitkan Muhammad untuk menggunakan ide dalam mencerahkan kaum pagan, sehingga akhirnya masyarakat Arab bisa menjadi salah satu penyangga terbesar dalam sejarah peradaban dunia. Kuatnya ide ini dibuktikan dengan hadirnya wahyu pertama yang diterima Muhammad berupa membaca (iqra’). Dengan membaca inilah Muhammad membawa masyarakat pagan Arab untuk menelusuri samudera pengetahuan, sehingga kelak mereka akhirnya menjadi imperium besar, baik dalam pengetahuan maupun kekuasaan.

Sedangkan di masyarakat Timur, ide lahir dengan beragam hikmah dan kearifan yang memancar dari berbagai manuskrip kuno yang berisi banyak ajaran kearifan yang diwariskan para guru bijak yang teduh dan menentramkan. Ide hadir dengan tafsir kearifan, sehingga bisa memberikan keteduhan yang damai, sejuk, dan menentramkan. Baik di China, India, Jepang, dan Jawa, ide hadir bersamaan dengan bangkitnya nilai kearifan yang terus memancarkan cahaya perdamaian dan keserasian.

Sedangkan di Eropa, tatkala mereka masih bangga dengan ketidakmampuannya membaca, pada abad ke-14, hadir dalam manuskrip-manuskrip tua yang ditemukan oleh bangsa Aida, yang kemudian dikaji dan diterjemahkan, sehingga membangkitkan bangsa Eropa menggapai kebangkitan kembali (renaissance) dalam menyusun peradabannya. Bahkan akhirnya menggapai masa pencerahan (aufklarung) pada abad ke-17 yang melahirkan kemajuan besar-besaran, seperti revolusi industry di Inggris abad ke-18, revolusi intelektual di Prancis abad ke-17.

Demikian juga hadirnya kaum postmodernisme yang penuh hiruk-pikuk pada jaman mutakhir sekarang ini. Mereka menggunakan idenya untuk membongkar kerancuan modernisme yang mengagungkan rasionalitas semata. Potsmodernisme hadir untuk meruntuhkan logosentrisme kebenaran pengetahuan dan menghadirkan beragam fakta akan memunculkan kebenarannya sendiri-sendiri.

Ikhtiyar menggapai kebenaran dalam setiap babakan sejarah perkembangan ide mengindikasikan bahwa semangat pencerahan selalu menyeruak untuk keluar dari mitologi dan kepalsuan. Ide datang menggugat, menyergap, meruntuhkan, dan merekonstruksi kembali sebuah bangunan fikir. Progresifitas ide selalu menyerang kebekuan, kemandulan, dan kerancuan. Sayang, ide tidaklah punya kaki, sehingga tak sedikit pencerahan yang dilahirkan dari ide kritis, kadang membuahkan fakta tragis yang mengenaskan. Andaikan berkaki, pastilah ide bisa “lari”, berkilah, dan menghela. Tapi walaupun menghadapi fakta tragis, ide tetap tegar dan menembus jantung kehidupan semesta.

*analis buku.

-

Arsip Blog

Recent Posts