VIY 2008 tak Bergaung di Sulsel, Praktisi Pariwisata Prihatin

Makassar - Kalangan praktisi pariwisata di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengaku prihatin karena pemerintah daerah setempat kurang peduli terhadap upaya menyukseskan Tahun Kunjungan Wisata/Visit Indonesian Years (VIY) 2008.

Mereka menilai pemerintah daerah, baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, khususnya Makassar sebagai pintu gerbang wisata di Sulsel dan kawasan timur Indonesia (KTI), terlalu sibuk mengurusi politik terutama kegiatan pilkada.

"Lihat saja di Makassar ini. Tak ada satu pun spanduk atau pamflet/leaflet apalagi baliho VIY 2008 yang terpasang di tempat-tempat umum. Yang kita lihat di mana-mana adalah baliho raksasa, spanduk dan pamflet berisi gambar para kandidat wali kota yang akan bersaing dalam Pilwalkot Makassar, Nopember 2008," kata dua orang pelaku bisnis dan tokoh pariwisata Sulsel yang dihubungi secara terpisah di Makassar, Kamis (7/2).

Mereka adalah Bachtiar Manaba, Managing Director PT Iramasuka, sebuah perusahaan perjalanan wisata dan Ilham Aliem Bahri, Ketua Perhimpunan Objek Wisata Republik Indonesia (PUTRI) Sulsel.

Keduanya juga menjabat sebagai penasehat Asosiasi Pengusaha Perjalanan Wisata (Asita) Sulawesi Selatan.

Menurut Bachtiar, pemerintah daerah seyogianya tidak tergantung pada berapa dana APBD yang dialokasikan untuk VIY di Sulsel, karena yang perlu adalah bagaimana mereka menggerakkan seluruh potensi yang dimiliki seperti pengusaha dan instansi terkait serta masyarakat untuk menyukseskan program ini.

"Masyarakat harus kembali dikerahkan untuk menyukseskan program sadar wisata dengan Sapta Pesona yang pernah digaungkan beberapa tahun lalu," ujarnya.

Menurut Bachtiar, saat ini telah terlihat tanda-tanda yang menggembirakan bahwa wisatawan mancanegara terutama dari Eropa akan meningkatkan kunjungan ke Sulawesi Selatan, terutama Tana Toraja.

"Sekalipun kita ada masalah penerbangan ke Eropa, hal itu ternyata tidak banyak mempengaruhi minat mereka untuk berkunjung ke Sulsel tahun ini," ujar Bachtiar yang mengaku akan mendatangkan ratusan wisman Eropa dalam dua tahap perjalanan pada bulan Maret dan April mendatang.

Karena itu, pemerintah daerah harus membenahi kota, menjamin keamanan, ketertiban dan kelancaran arus lalu lintas, menjaga kebersihan dan kesehatan agar kota-kota di Sulsel termasuk objek-objek wisatanya tetap menarik dikunjungi.

Tak ada persiapan
Sedangkan Ilham Aliem Bahri menilai, kesibukan Pemprov Sulsel mengurus pilkada sejak awal 2007 dan hingga saat ini hasil pilkada itu masih tetap bermasalah, telah mengakibatkan pemprov setempat tidak punya persiapan sama sekali untuk menyukseskan VIY 2008.

"Saya sudah keliling Kota Makassar dan beberapa kota/kabupaten, saya tidak melihat satu pun spanduk, umbul-umbul atau baliho berisi ajakan menyukseskan VIY 2008," ujarnya prihatin.

Menurut dia, kelemahan lain yang dialami jajaran pemerintahan di Sulsel untuk menyukseskan berbagai program kepariwisataan adalah sumber daya manusia yang tidak kompeten serta tidak terintegrasinya lintas sektor yang terkait dengan kepariwisataan.

"Sampai saat ini, PNS yang ditempatkan di Dinas Pariwisata itu masih merasa seperti "orang buangan" sehingga mereka tidak bisa bekerja maksimal," ujarnya.

Tidak terintegrasinya program lintas sektor menyebabkan wajah kota, khususnya Makassar sebagai pintu gerbang tampak semrawut.

"Jalanan macet dan berlubang-lubang, drainase yang kotor dan tersumbat sehingga rawan banjir, operasi becak yang tidak terkendali bahkan memasuki jalan-jalan protokol dan banyak kesemrawutan lain menjadi pemandangan dan pengalaman warga yang tinggal dan berkunjung di kota ini setiap hari," ujarnya.

Ia mendesak pemerintah untuk mengobarkan kembali sadar wisata dengan Sapta Pesona di daerah-daerah terutama dalam menjaga keamanan, ketertiban dan keindahan kota dengan melibatkan sebesar mungkin peran pengusaha swasta dan masyarakat luas.

VIY 2008 menetapkan target kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak tujuh juta orang, sedangkan Sulsel sendiri berharap mampu mendatangkan 40.000 orang.

Sumber: Media Indonesia (8 Februari 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts