Wisata Batam Bisa `Booming`

Batam - Pemberlakuan FTZ secara penuh di Batam Bintan dan Karimun akan membuka peluang besar bagi industri pariwisata. Turis dari seluruh penjuru dunia akan datang baik untuk perjalanan wisata maupun pertemuan-pertemaun dan bisnis dalam memanfaatkan status perdagangan bebas ini.

“Mereka pasti akan membutuhkan biro-biro perjalanan, hotel-hotel, restoran, transportasi, obyek tempat wisata, barang-barang kerajinan dan seluruh yang tidak dimiliki di daerah asalnya, dan tentunya ini merupakan peluang besar bagi industri pariwista. Tetapi para pelaku industri pariwisata harus mampu menciptakan produk-produk/paket-paket wisata yang mempunyani nilai jual,” demikian disampaikan Ketua Umum Indonesia Congress and Convention Association Batam (INCCA) Jadi Rajagukguk kemarin (9/10) pasca persetujuan fraksi-fraksi DPR RI tentang Perppu FTZ di Jakarta.

Hanya saja, untuk menyambut kunjungan wisatawan besar tersebut, Jadi menyatakan, pariwisata Batam harus memiliki daya saing yang layak dijual. “Para pelaku industri pariwisata yang menjadi ujung tombak mempunyai peranan penting dalam meningkatkan pariwista Batam untuk memanfaatkan peluang dengan menciptakan daya saing pariwisata melalui pelayaan dan paket-paket wisata,” kata Jadi yang juga Wakil Ketua Batam Tourism Board (BTB) ini.

Pemerintah Kota Batam melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan juga telah meminta masukan dan gagasan dalam penyusunan program kerja pariwisata Batam tahun 2008 dari indusri pariwisata dan seluruh asosiasi / organisasi kepariwisataan dan seluruh stakeholder.

“Kami INCCA Batam dan Batam Tourism Board (BTB) telah menyampaikan hal-hal program kerja pariwasata tahun 2008. Intinya memasuki tahun 2008 mendatang ada dua program inti dan penting yang harus dijalankan; pertama, peluncuran Tahun Kunjungan Batam 2010 (Visit Year Batam 2010) dan kedua, Pengembangan Batam sebagai Kota MICE (Meeting, Incentive, Congress and Exhibition).

Dalam dua program tersebut memuat berbagai program kerja, pengembangan dan kegiatan mulai dari pengembangan/pelestarian seni dan budaya, perbaikan infrastruktur sarana dan prasarana obyek wisata, pengembangan sumber daya manusia, perbaikan sistem pelayanan, keamanan dan kenyamanan, pengembangan industri UKM, aksesbilitas yang menyangkut transporatasi udara, laut dan darat hingga sosialisasi kepariwisataan dalam keterlibatan seluruh elemen masyarakat untuk memiliki sadar wisata.

Di bagian lain Jadi menambahkan, sangat dibutuhkan dan dibangun kembali hubungan kerjasama dari seluruh asosiasi seperti Badan Tourism Board (BTB), ASITA, PHRI, INCCA, AJAHIB, PHI, Lembaga Adat Melayu dan Lembaga-lembaga Adat atau organisasi lainnya dan seluruh para stakeholders harus membuka diri untuk saling sinergi bekerjasama dalam membangun, mengembangkan dan menjalankan program-program kepariwisataan.

Sumber: Batam Pos (11 Oktober 2007)
-

Arsip Blog

Recent Posts