Wisatawan Daki Krakatau

Bandarlampung – Wisatawan nusantara dan mancanegara, termasuk di dalamnya duta besar (dubes) dari beberapa negara tetangga, kemarin (26/8) tur ke dua objek wisata andalan Lampung. Yaitu ke Tugu Siger dan Pulau Krakatau. Keduanya berada di Lampung Selatan.

Rombongan tur dalam rangkaian Festival Krakatau (FK) XVIII tersebut pun tampak terkesan dengan keindahan dua objek ini. Bahkan, rata-rata di antara mereka mengungkapkan rencananya kembali mengikuti acara serupa tahun depan.

Tur diawali ke Tugu Siger. Dari ikon Provinsi Lampung ini, para wisatawan menikmati indahnya pantai dan hamparan laut Pelabuhan Bakauheni. Ditambah lagi panorama sejumlah gunung di sekitarnya. Mereka pun tampak antusias mengabadikannya dengan berfoto di sekitar tugu tersebut.

Setelah menikmati indahnya Lampung dari tugu yang konon terbesar dan hanya ada di dunia, mereka melanjutkan perjalanan ke anak gunung Krakatau. Tepat pukul 10.30 WIB dengan menaiki kapal cepat Srikandi 99, rombongan wisman dan dubes menuju anak gunung bersejarah tersebut.

Rombongan dikawal tiga kapal. Satu Kapal Angkutan Laut Puawang (KAL Puawang) dan dua kapal lainnya dari Patroli Keamanan Laut (Patkamla). Dua jam lamanya, rombongan sampai di tujuan.

Begitu tiba di anak Gunung Krakatau, seperti tak sabaran lagi, mereka langsung mendaki ke arah puncak gunung yang masih aktif tersebut. Meskipun melalui pasir gunung yang panas di bawah terik matahari, mereka tetap semangat hingga ke puncak.

Namun sayang, setengah perjalanan, mereka harus turun dan kembali ke kapal. Waktu mereka berwisata di anak Gunung Krakatau telah habis. Pukul 16.00 WIB, rombongan harus sampai di Pelabuhan Bakauheni karena pukul 18.00 ada yang harus bertolak ke Jakarta.

Salah satu konsulat dari Suriname, Toekiman Saicubang, yang kemarin tak henti-hentinya mengatakan keindahan alam Lampung. Ditambah lagi dengan keanekaragaman budayanya.

“Saya sangat tertarik budaya dan pontensi wisata di Lampung. Seperti anak Gunung Krakatau yang sudah terkenal di dunia ini. Ini bisa menjadi modal Lampung untuk mengembangkan wisatanya,” kata Saicubang, kemarin.

Selain itu, ia juga mengungkapkan ketertarikannya dengan gajah di Lampung. Seperti yang dipentaskan hari Sabtu – Minggu (25-26/8). Binatang yang memiliki belalai banjang ini sangat pandai menghibur para wisatawan.

“Rasanya sangat kurang waktu kami untuk menikmati wisata di Lampung. Saya juga akan mengenalkan indahnya alam Lampung ini ke wisatawan di negara kami,” janjinya.

Senada disampaikan dubes dari Jepang, Saito. Ia sangat senang dan baru pertama kali ke Provinsi Lampung. “Saya senang melihat tempat wisata di Lampung. Kalau ada kesempatan, saya akan kembali lagi ke Lampung,” terangnya.

Sementara, Bupati Lampung Selatan (Lamsel) Zulkifli Anwar saat memberikan sambutannya mengatakan luas wilayah Lamsel 3.500 meter persegi. Terdiri dari 24 kecamatan, 400 desa, dan 3 kelurahan.

Menurutnya, di Lamsel tidak hanya Tugu Siger dan anak Gunung Krakatau yang bisa dijadikan objek wisata. Masih banyak yang lainnya.

“Menurut catatan kami, ada 48 titik objek wisata di Lamsel yang bisa kami tawarkan kepada para wisatawan dan dubes negara tetangga,” katanya.

Lanjutnya, sudah menjadi tugas pemerintah menggali dan mempromosikan potensi wisata di daerahnya kepada wisatawan. Diharapkan, potensi tersebut dapat tergali dan bermanfaat untuk daerah.

“Muara pemanfaatan objek wisata ini untuk menyejahterakan masyarakat. Tentunya jika dikelola maksimal dapat menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran,” bebernya.

Namun, Zulkifli menyayangkan saat ini objek wisata di daerahnya belum tergali optimal. Menurutnya, itu terukur dari pendapatan asli daerah (PAD) pada objek tersebut baru sekitar lima persen. Sehingga, adanya FK diharapkan mampu menarik wisatawan untuk menikmati atau mengelola objek wisata di Lamsel.

“Kita memiliki bahannya (objek wisata). Akan digunakan untuk apa, terserah wisatawan atau investor. Konkretnya, kita memiliki 52 pulau kecil yang bisa digali pemanfaatannya,” pungkasnya.

Sementara antusiasnya para wisatawan kemarin, khususnya para dubes, juga terlihat sekembalinya dari anak Gunung Krakatau. Mereka mengungkapkan keinginannya belanja di Lampung Expo 2007. Sayang, keinginan mereka tidak bisa dilayani. Sebab pukul 18.00 WIB, mereka harus sampai di Bandara Raden Intan untuk bertolak ke Jakarta.

“Sebenarnya, ini kesempatan bagus untuk mempromosikan souvenir Lampung. Namun, jadwal penerbangan tidak mungkin bisa ditunda. Sedangkan, saat ini sudah pukul 16.00 WIB,” kata Asisten Bidang Kesra Pemprov Lampung Husodo Hadi yang turut dalam rombongan.

Sumber: www.radarlampung.co.id (27 Agustus 2007)
-

Arsip Blog

Recent Posts