Arca Nandi, Wahana Siva di Candi Pringapus

Salah satu candi kecil tetapi relatif utuh di Jawa Tengah adalah Candi Pringapus di Desa Pringapus, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. Candi tersebut memiliki satu ruang utama yang berisi arca Nandi, wahana alias tunggangan berbentuk lembu milik Dewa Siva. Oleh karena itu, Candi Pringapus termasuk candi untuk agama Hindu.

Candi Pringapus berdiri di atas tanah seluas 30 meter x 20 meter. Berukuran panjang 5,19 meter dengan lebar 4,83 meter dan tinggi 6,64 meter. Secara keseluruhan, Candi Pringapus terbilang utuh, hanya bagian atapnya yang tidak lengkap. Dinding bagian luar candi penuh hiasan motif flora dan figur manusia di dinding pintu masuk.

Peneliti pertama candi itu adalah NW Hoepermans pada tahun 1913. Menurut dia, ada sebuah candi yang mempunyai hanya satu bilik dan berisi arca sapi, tanpa ceruk di dinding tetapi ada arca dan berhiaskan banyak ornamen.

Dulu, sekitar 300 meter dari Candi Pringapus ada sebuah candi lain yang oleh penduduk setempat disebut Candi Perot. Berjuluk Candi Perot karena tubuh candi miring terdesak pohon beringin yang tumbuh di dalamnya.

Kini Candi Perot hanya berupa reruntuhan di halaman Candi Pringapus, lengkap dengan yoni dan fragmen arca-arca tanpa kepala.

Dari Candi Perot itu ditemukan Prasasti Tulang Air I dan II yang kini disimpan di Museum Nasional Jakarta. Isi prasasti tersebut, Rakai Patapan Pu Manuku telah menetapkan sima (tanah perdikan) di Tulang Air. Adapun prasasti tersebut dikeluarkan pada tanggal 2 bulan Asada, paro terang, hari Aditya, Pahing, Tunglai (Minggu Pahing peringkelan Tunglai), tahun 775 Saka. Penanggalan itu sama dengan 15 Juni 850 Masehi. Tercantum pula sebutan ratu bagi Rakai Pikatan.

Paro terang adalah istilah dalam kalender Jawa Kuno. Setiap bulan terbagi dalam dua masa yakni paro terang dan paro gelap yang masing-masing lamanya 15 hari.

Prasasti tersebut kemungkinan dikeluarkan pada masa Rakai Pikatan dari Kerajaan Mataram Kuno. Jadi, besar kemungkinan Candi Pringapus dan Candi Perot dibangun semasa Rakai Pikatan atau sesudah Rakai Pikatan memerintah.

Sebagai bangunan suci, lokasi dan lingkungan Candi Pringapus menyenangkan. Jika Anda senang menikmati panorama pedesaan, di situ adalah lokasi yang tepat. Apalagi candi tepat menghadap ke Gunung Sindoro yang sering kali bertudung awan putih. Mungkin itu sebabnya, para pelajar atau mereka yang ingin tirakat rajin menyambangi candi tersebut.

Menurut juru pelihara Candi Pringapus, Parianah (55), hingga kini belum ada rencana untuk membangun kembali Candi Perot. Sudah lama dibiarkan begitu saja. Meskipun demikian, turis asing banyak yang mengunjungi candi Pringapus.

Sumber: http://cetak.kompas.com/
-

Arsip Blog

Recent Posts