Copa America Jadi Impian Terbesar Lionel Messi

Buenos Aires - Lionel Messi menganggap Copa America sebagai impian terbesarnya sekaligus berambisi mengakhiri puasa gelar negaranya saat menjadi tuan rumah turnamen negara-negara Amerika Latin itu. Turnamen akan dimulai pekan depan.

"Mimpi terbesar saya adalah menjuarai Copa America. Kita tahu apa artinya itu bagi saya dan bagi Argentina. Itu target pertama karena kami tim yang sangat bagus," yakin Messi.

Messi memuji,"Saya tak pernah merasa lebih dicintai oleh masyarakat Argentina. Dulu saya kurang dicintai di sana daripada di Barcelona. Saya selalu dibicarakan di Argentina. Sayangnya, kami tak bisa menjuarai apapun. Saya berhasil menjadi juara di semua turnamen bersama klub dan orang-orang menghargai itu."

Tuan rumah Argentina akan mengawali perjalanan mereka di Copa America pada 1 Juli lawan Bolivia.

Tengah Digodok: Pegawai tak Tetap Bakal Terima Pensiun Layaknya PNS

Lombok Barat - Pemerintah tengah menggodok aturan tentang pegawai tidak tetap agar dapat memberdayakan semua tenaga honorer di instansi pemerintah pusat dan daerah yang upahnya tidak bersumber dari APBN dan APBD. "Ada rencana penetapan pegawai tidak tetap, tapi peraturan pemerintahnya belum ada, kami sudah paparkan," kata Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Evert Erenst Mangindaan, seusai menjadi pembicara kunci pada Lokakarya Kelembagaan Perangkat Daerah, yang digelar di kawasan wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa.

Ia mengatakan, pemerintah berencana memberdayakan semua tenaga honorer dan yang tidak bisa terakomodasi menjadi PNS, akan diangkat menjadi Pegawai Tidak Tetap (PTT) yang disesuaikan dengan kebutuhan kelembagaan daerah.

PTT itu akan diberi gaji seperti PNS yang baru masuk, namun juga akan diberi Tunjangan Hari Tua (THT) seperti diterapkan pada PNS.
"Kalau sudah ada (peraturan pemerintah, Red), maka ada ruang untuk memberdayakan semua tenaga honorer yang ada. Kalau pun tidak bisa ya, mau bilang apa lagi, kalau memang pemerintah daerah tidak mau pakai lagi," ujar mantan Gubernur Sulawesi Utara itu.

Mantan anggota Komisi II DPR yang juga pernah menjabat Pangdam VIII/Trikora itu, mengakui, permasalahan tenaga honorer di luar "database" itu sudah menjadi masalah nasional karena ada di hampir semua daerah.

Pemerintah sudah memberdayakan semua tenaga honorer yang masuk "database" sampai 2005 yakni mengangkatnya menjadi PNS, namun masih saja ada tenaga honorer yang belum terakomodasi.
Menteri PAN dan RB kemudian menerbitkan Surat Edaran Nomor 5 Tahun 2010 yang mengatur tentang pendataan tenaga honorer yang bekerja di lingkungan pemerintah.

DiCaprio Diincar Eastwood

Aktor dan sutradara Clint Eastwood ternyata sudah sejak lama mengincar Leonardo DiCaprio. Kalau kesepakatan bisa dicapai, DiCaprio bakal dipasang sebagai salah satu pemeran dalam film A Star is Born. Sampai saat ini belum ada kepastian soal siapa saja yang bakal terlibat proyek Warner Bros ini, tapi yang pasti Beyonce Knowles sudah menandatangani kontrak dari Clint.

Sejauh ini sepertinya DiCaprio --yang digandrungi lewat perannya dalam Titanic-- masih belum punya jadwal syuting lagi setelah J. Edgar yang bakal tayang Desember nanti. Jadi di sela-sela syuting, Clint Eastwood yang juga menyutradarai J. Edgar pun mencoba merayu Leonardo agar mau bergabung proyek barunya ini.

A Star is Born sendiri adalah remake dari film berjudul sama yang sempat dibuat ulang sebanyak tiga kali. Rencananya film ini bakal diedarkan tahun 2012 nanti. Hingga saat ini belum ada nama selain Beyonce yang sudah dipastikan bakal jadi pendukung film ini.

Sebelumnya sempat beredar kalau Clint Eastwood juga mempertimbangkan Jon Hamm, Will Smith dan Robert Downey Jr untuk menjadi pendamping Beyonce nanti.

A Star Is Born merupakan salah satu film besutan George Cukor yang cukup monumental. Film musikal yang dibintangi Judy Garland, James Mason, dan Jack Carson, ini dirilis pada 16 Oktober 1954. Film ini menyabet dua penghargaan Golden Globe pada 1955 dan meraih enam nominasi Academy Award (Oscar). kpl

Perekrutan Honorer-CPNS Bakal Dimoratorium

Jakarta - Perekrutan calon pegawai negeri sipil (CPNS) serta honorer bisa jadi bakal dihentikan meski hanya sementara. Setidaknya penghentian itu diusulkan selama 6 bulan. Ini dalam rangka penghematan anggaran negara.

Ketua Tim Independen Reformasi Birokrasi Nasional Erry Riyana Hardjapamekas mengusulkan agar rekrutmen calon pegawai negeri sipil atau CPNS termasuk juga tenaga honorernya dihentikan sementara.

Dikatakannya, timnya selama ini masih menemukan ada beberapa instansi dan daerah yang dalam melakukan perekrutan dijadikan tempat untuk ajang "jual-beli". "Ada oknum yang berani menjanjikan calon CPNS asal berani membayar sekian puluhan juta rupiah yang ujung-ujungnya dikarenakan si oknum ingin mendapat penggantian untuk kepentingan parpol," ujar mantan Wakil Ketua KPK ini usai menemui Wapres, Senin (27/6).

Erry sendiri menyampaikan laporan hasil penelitian mengenai kondisi reformasi birokrasi yang dilakukan timnya. Dikatakan, dari kajian timnya keberadaan PNS saat ini sudah tidak terkendali mengingat banyak pegawai yang tidak memiliki kemampuan tapi dipekerjakan.

"Setidaknya jangan ada rekrutmen CPNS enam bulan ke depan sambil dilakukan pengkajian yang mendalam serta melakukan pencermatan sungguh-sungguh posisi yang diperlukan," katanya.

Erry sangat mendukung Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo yang mengusulkan agar PNS yang dinilai tidak efisien diberi pesangon untuk pensiun dini.

Selasa (21/6) malam, Menkeu mengatakan jumlah PNS yang kian mengkhawatirkan itu terkait akan adanya UU Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang mengatur tunjangan hari tua bagi PNS. "Jadi, kita rasakan (reformasi birokrasi) sejalan dengan UU BPJS yang ada dalam tahap finalisasi, yakni kita harus memberikan tunjangan hari tua, pensiun, dan sebagainya," ujarnya.

Dirjen Anggaran Kemenkeu Herry Poernomo membenarkan anggaran untuk PNS setiap tahun meningkat. Pada 2005, anggaran PNS Rp 54,3 triliun, kemudian membengkak menjadi Rp l62,7 triliun (APBNP) atau 147,9 triliun (realisasi) pada 2010.

Kenaikan drastis juga terjadi pada 2011, anggaran belanja PNS sebesar Rp 180,6 triliun (RAPBN) atau Rp 180,8 triliun (APBN). "APBN 2011 disebut sebesar Rp l.200 triliun, belanja pegawai porsinya 10%," ujar Herry.

Sebaliknya, Mendagri Gamawan Fauzi menilai belum perlu adanya moratorium perekrutan PNS. Ia menilai jumlah PNS di Indonesia baru mencakup 2,4% penduduk. "Di negara ASEAN jumlah PNS rata-rata 3% jumlah penduduk. Karena itu, rekrutmen PNS tetap akan dijalankan," ujarnya.

Masih senada, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi EE Mangindaan mengatakan, rasio antara jumlah pegawai dan penduduk masih pada tingkat yang moderat. “Belum tentu berlebihan, karena perbandingan jumlah pegawai dengan penduduk masih 1,98 persen jadi masih moderat dibandingkan negara-negara lain yang sampai 2,1 persen,” kata Mangindaan.

Pengamat ekonomi Anggito Abimanyu menyarankan sebaliknya. “Untuk mengurangi beban APBN, pemerintah sebaiknya memensiunkan dini PNS yang tidak produktif,” ujarnya.

Permintaan moratorium perekrutan CPNS di daerah juga datang dari Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA). Penyetopan sementara penerimaan PNS baru itu dinilai penting untuk mengurangi beban belanja daerah, sembari merancang ulang reformasi birokrasi di tingkat daerah.

Sementara itu, anggota Komisi Keuangan DPR, Maruarar Sirait, mengatakan kebijakan kepegawaian tak boleh dibahas secara parsial. “Harus dibahas menyeluruh, kemudian direspons lewat kebijakan presiden,” kata Maruarar, kemarin.

Menurut Maruarar, persoalan kepegawaian ini tak bisa dipandang dari sisi anggaran saja, tapi juga menyangkut aspek hukum, politik, dan sosial. “Jika memang disepakati, pemerintah perlu mengamankan proses itu dari segala aspeknya,” ujar politisi PDIP itu.

Sedikit berbeda, anggota komisi dari Fraksi PKS Andi Rahmat menilai apa yang dilontarkan menkeu sekarang ini bukanlah hal baru, namun mengaku mendukung usulan menkeu. Menurut dia, jumlah PNS saat ini sudah cukup besar, mencapai 4,7 juta pegawai, membuat Indonesia menjadi negara birokrasi yang boros. “Indonesia ini seperti Cina dan India dengan birokrasi yang besar,” katanya.

Perlu diketahui, Kemenkeu sendiri sudah memulai kebijakan zero growth jumlah pegawai. Selain membatasi rekrutmen baru, menkeu juga menawarkan pegawai yang memasuki usia 50-55 tahun mengajukan pensiun dini. Pemerintah akan memberikan kompensasi kepada mereka.

Tentang tim Independen Reformasi Birokrasi sendiri terdiri dari berbagai tokoh pemerintah dan nonpemerintah, akademisi, dan ada pula tokoh dari dunia usaha. Selain Erry, anggota lainnya adalah Ketua Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) Ahmad Damiri, guru besar Universitas Indonesia Eko Prasojo, guru besar Universitas Gajah Mada Sofyan Effendi. Tim ini memberikan pandangan atau evaluasinya mengenai birokrasi pemerintahan langsung kepada Komite Pengarah Reformasi Birokrasi, yaitu Wakil Presiden Boediono.

Di Jatim, pada tahun ini, Pemprov mengajukan kuota 1.000 orang untuk penerimaan CPNS kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) dan Reformasi Birokrasi.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jatim Akmal Boedianto mengatakan pihaknya harus merekrut 1.000 pegawai baru karena PNS yang pensiun tahun ini mencapai 1.228 orang. “Kami harus mencari penggantinya, tapi semua tergantung pusat,” katanya.

Menurut Akmal, pemprov saat ini memang mengalami krisis pegawai untuk lima tahun ke depan, karena jumlah PNS yang pensiun mulai tahun 2011 hingga 2015 mencapai 6.220 orang sementara rata-rata penerimaan pegawai tiap tahun hanya sekitar 300 orang.

Berdasarkan data BKD Jatim, tahun 2011 sebanyak 1.228 PNS purna tugas, kemudian tahun 2012 (1.252 pegawai), 2013 (1.212 pegawai), 2014 (1.221 pegawai) dan 2015 mencapai 1.307 PNS pensiun. Jumlah tersebut cenderung bertambah jika ada PNS yang mengundurkan diri, dipecat atau meninggal dunia.“Kondisi itu juga ditambah dengan tidak adanya pegawai honorer di semua SKPD, karena sejak tahun 2009 Pemprov Jatim sudah meniadakan pegawai honorer daerah,” ujarnya. Saat ini total jumlah PNS di lingkungan Pemprov Jatim sebanyak 23.045 orang dengan rata-rata penerimaan PNS tiap tahun hanya 300 orang, sedangkan tahun lalu Jatim hanya mendapat kuota sekitar 380 pegawai. tmp, dtc, viv, faz

Cara Perampingan PNS versi Tim Independen
1. Pensiun dini
2. Pelatihan ulang (re-training) di lingkungan kementerian yang berdekatan

Pelatihan ulang ini menghasilkan tenaga terampil yang bisa jadi dibutuhkan kementerian lain atau pemerintah daerah

3. Menempatkan pegawai-pegawai yang tidak cakap dan tak berkualitas di posisi tanpa jabatan
4. Moratorium penerimaan PNS paling lambat enam bulan ke depan

==========

Jumlah Penduduk dan Rasio Jumlah PNS
Jumlah PNS : 4,3 juta.
Jumlah Penduduk : 224 juta jiwa
Rasio: 1,94 persen
Rasio PNS Negara Tetangga
1. Malaysia 2,2 persen dari jumlah penduduknya
2. Vietnam 2,9 persen
3. Filipina 1,9 persen
4. China 2,7 persen
5. Korsel 2 persen

Sumber: Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan & RB)

Anggaran PNS
-Anggaran PNS 2005: Rp 54,3 triliun
-Membengkak jadi Rp l62,7 triliun (APBNP) atau 147,9 triliun (realisasi) pada 2010.
-Tahun2011, anggaran belanja PNS sebesar Rp 180,6 triliun (RAPBN) atau Rp 180,8 triliun (APBN) atau 10 persen dari APBN 2011 yang jumlahnya mencapai Rp l.200 triliun.

Sumber : Dirjen Anggaran Kemenkeu

Alhamdulillah! Gaji Tenaga Honorer di Pemprov Sultra Naik 100 Persen

Kendari, Sultra - Gaji atau insentif tenaga honorer yang berada pada lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), mulai tahun ini naik 100 persen dari gaji sebelumnya. Wakil Ketua DPRD Sultra, La Pili, di Kendari, Selasa (28/6), mengatakan, insentif tenaga honorer yang berada pada lingkup Pemprov Sultr mulai tahun ini naik 100 persen dari Rp 500 ribu per bulan menjadi Rp1 juta per bulan.

"Honor yang mereka terima selama ini hanya Rp 500 ribu perbulan, dan uang lauk pauk sebanyak Rp300 ribu perbulan, sehingga total gaji yang mereka terima Rp 800 ribu," La Pili.

Menurut La Pili, mulai tahun ini, jumlah yang akan diterima oleh tenaga honorer lingkup pemrov Sultra tersebut sejumlah Rp1 juta per bulan, terhitung Januari 2011. "Rinciannya, Rp500 ribu untuk honor dan Rp 500 untuk tambahan penghasilan, dengan catatan tidak lagi menerima uang lauk pauk yang berjumlah Rp 300 ribu, sehingga total gaji yang diterima tenaga honorer sebesar Rp1 juta," kata La Pili.

Ia mengatakan, anggaran untuk tambahan penghasilan honorer itu sebanyak kurang lebih Rp 40 miliar untuk setahun yang diplotkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2011. "Hal ini sudah disetujui saat pembahasan APBD 2011 lalu, dasarnya adalah peraturan Gubernur Sultra, dan harapan kita semoga dengan tambahan penghasilan ini bisa memicu dan meningkatkan kinerja dari honorer yang ada selama ini," ujarnya.

Menurutnya, dengan pemberian honor dengan total Rp1 juta tersebut, maka upah itu sudah melebihi dari upah minimum provinsi (UMP) Sultra yang berkisar Rp970 ribu per bulan. "Penambahan penghasilan tersebut tidaklah masalah, asalkan bisa dibarengi dengan prestasi kinerja dalam melakukan pelayanan terhadap kebutuhan-kebutuhan di instansi tempat honorer tersebut dipekerjakan," pungkasnya.

Pria di Video Threesome Warga Bogor Tampak Agresif

Bogor - Video mesum threesome antara satu pria dan dua wanita tengah berhubungan intim bikin geger warga Bogor.

Para pelaku tampak masih berusia muda. Dalam salah satu bagian pelaku pria terlibat pembicaraan dengan salah satu wanita.

“Entar rekamannya gue kirim ke hape luh juga,” kata pria itu lagi kepada wanita yang tengah siap beraksi.

Rekaman terputus kemudian muncul lagi gambar dua wanita tadi yang sedang tidur terlentang. Keduanya dalam kondisi tak berbusana, kemudian si pria memainkan tangan krearifnya (maaf) menjamah kedua wanita yang hanya mengenakan handuk berwarna oranye tersebut.

Lalu terdengar celotehan pria itu yang disambut gelak tawa kedua wanita tersebut.

Kapolres Bogor, AKBP Herry Santoso mengaku, sudah mendapat informasi mengenai peredaran vidoe porno itu.

Bahkan anggota Reskrim Polres Bogor, kini tengah melakukan penyelidikan, guna memberi rasa aman bagi warga. ”Saya akan menyelidiki siapa pelaku dalam video porno itu, termasuk mencari apa motif dibalik penyebaran asusila tersebut,” kata AKBP Herry.

Tentang lokasi adegan yang berada dalam sebuah hotel dikawasan Kabupaten Bogor, pihaknya sudah bergerak kelokasi.

”Kalau dilihat dari rekaman itu sepertinya di villa atau hotel, itu yang akan kita selidiki. Apakah video mesum dibuat untuk keperluan pribadi, masih didalami. Yang pasti, siapa pun dia yang membuat merekam dan yang menyebarkan, akan kita tindak tegas,” papar Kapolres yang siap menjerat pelaku dengan Undang-undang IT. [pkm/mah]

Video Porno Bikin Heboh

Padek - Warga Kecamatan Pangkalan Koto Baru, gempar gara-gara kasus pembuatan video porno yang diduga melecahkan anak di bawah umur. Kasus tersebut sudah terjadi hampir satu bulan. Polisi bahkan sudah menyerahkan tersangka kepada jaksa untuk diproses sesuai hukum berlaku.

Tapi karena terbatasnya akses informasi antara Pangkalan Koto Baru dengan Kota Payakumbuh, Padang Ekspres baru mengetahui kasus pembuatan video porno tersebut, Sabtu (1/6). Itu pun disampaikan sejumlah facebookers (sebutan untuk pengguna jejaring sosial facebook) yang “berkicau” di dunia maya.

Cuma saja kicauan para facebokers sedikit bagalau. Awalnya, facebookers menyebut, kasus video porno di Pangkalan Koto Baru, melibatkan seorang pemuda di Nagari Kotoalam dan siswi SMP 5 Pangkalan. Selanjutnya disebutkan, video porno yang dibuat kedua pelaku sudah beredar di internet.

Namun, Kapolsek Pangkalan AKP Nahri memastikan, video porno itu belum beredar di internet. “Setelah kita selidiki, video itu belum diedarkan, baru sebatas dibuat dan disimpan pelaku,” kata AKP Nahri sewaktu dikonfirmasi Senin (6/6).

Nahri menjelaskan, kasus pembuatan video porno di wilayah hukumnya, memang melibatkan seorang pemuda penganggur asal Nagari Kotoalam dan seorang siswi SMP yang masih di bawah umur. Pemuda penganggur itu diketahui berinisial RAP, 24. Sedangkan siswi SMP bernama Bunga (bukan nama sebenarnya).

“Dalam proses pembuatan video berbau pornografi tersebut, RAP, 24 diduga kuat memaksa dan mengiming-imingi Bunga. Sehingga dengan adanya paksaan dan iming-iming itulah, RAP sudah kita tetapkan sebagai tersangka pelecehan terhadap anak di bawah umur,” jelas Nahri.

Penetapan RAP sebagai tersangka menurut Nahri sudah lama dilakukan Polsek Pangkalan. “Bahkan, berkasnya juga sudah kami limpahkan ke cabang Kejaksaan Negeri (Cabjari) Pangkalan Koto Baru. Kalau tidak salah, saat ini sudah memasuki tahap II. Tapi sebaiknya ditanyakan langsung ke jaksanya,” kata AKP Nahri.

Terpisah, Jaksa Penuntut Umum (JPU) di Cabjari Pangkalan Tomi, mengakui bahwa kasus pembuatan video porno dan pelecehan terhadap anak di bawah umur, dengan tersangka RAP sudah dilimpahkan polisi kepada pihaknya.

“Sekarang masih dalam tahap pemberkasan. Mudah-mudahan dalam waktu dekat, sudah dapat diajukan ke pengadilan. Walaupun demikian, tersangka RAP sekarang sudah kita tahan,” ujar Tomi ketika dihubungi Padang Ekspres, tadi malam.

Berdasarkan hasil penyidikan, menurut Tomi, tersangka RAP diduga melakukan tindakan pelecehan dan pengambilan video porno sebanyak 14 kali. Pengambilan video berbau porno dilakukan RAP pada 5 tempat berbeda di Kecamatan Pangkalan Koto Baru.

“Atas perbuatannya tersebut, RAP terancam dijerat dengan pasal berlapis. Selain dapat dijerat pasal 81 dan 82 Undang-Undang Perlindungan Anak. Yang bersangkutan juga dapat dijerat dengan pasal 29 Undang-Undang Pornografi,” ujar Tomi. (*)

Are We Ready for Another Tsunami?

Wednesday‘s massive earthquake near Indonesia was distressingly similar to the one that killed over 220,000 people in December of 2004. Both happened off the coast of Sumatra and put at least a dozen other countries at risk of tsunami. Yesterday‘s magnitude-8.4 quake was smaller than the 9.1 of 2004, but only slightly. Tall buildings swayed in Jakarta, and some high-rises were evacuated in Singapore. And less than 24 hours later, the quake was followed by a second and third temblor in the same area, which brought buildings down in the coastal Indonesian city of Padang and triggered more tsunami warnings around the region.

So far, the damage appears to be much less serious than the 2004 disaster — thankfully. It‘s too early to guess at a body count, but most of the destruction will probably come from the quakes themselves, not from a tsunami.

Three years after one of the worst disasters in history, though, the quakes pose worrisome questions: are we any more prepared? Has any progress been made in building better tsunami warning systems? Or can we expect another holocaust any day now?

One thing, at least, has changed dramatically. The first earthquake happened at 11:10 universal time. Although it occurred in the Indian Ocean, it was detected by the Pacific Tsunami Warning Center, headquartered in Hawaii, which has the most extensive tsunami warning system around — largely because the Pacific Ocean is where 70% of the world‘s earthquakes normally happen.

The 2004 quake was quickly detected by the Pacific Center, too, so that‘s no big deal unto itself. This time, though, the Pacific Tsunami Warning Center (and a Japanese warning system that also noticed the earthquake) knew what to do with the information. Fourteen minutes after the tremor, the Pacific Center sent a bulletin around the world, warning all at-risk nations that there might be a tsunami and estimating when it might strike, to the minute. Those channels of communication simply didn‘t exist in 2004. Basic as it may seem, this across-the-water communication represents a huge breakthrough.

But a warning only helps if someone passes it along. And here‘s where things get dicey all over again. "Presumably all of the countries should have gotten that bulletin in minutes," says Lori Dengler, a geology professor and tsunami expert at Humboldt State University in California. "Then it becomes an internal decision to decide whether to call a tsunami warning in their country. Because we‘re dealing with sovereign nations, that makes it complex."

Each nation on the Indian Ocean has its own procedure — or lack thereof — for what to do next. They decide whether to issue a public warning, whether to call for an evacuation and how to do it in a way that people understand. In some places, like southern Bangladesh, a warning to evacuate was disseminated by police over loudspeakers four hours before the tsunami might have arrived, and many people rushed to high ground.

But in Indonesia, the last test run didn‘t go so well. In July 2006, a major earthquake caused a tsunami, headed for Java. The Indonesian government received the alert, but the island of Java still had no real warning system. More than 600 people died.

Indonesia‘s ability to communicate with the public has improved since the Java fiasco, says Laura Kong, director of the International Tsunami Information Centre. And to be fair, it‘s a difficult problem. Disseminating an effective warning fast is complicated. There is currently much debate in emergency-management circles over the relative merits of sirens, text messages and other high-tech gadgetry. The state of California has not yet figured out the best way to get a tsunami alert to its coastal residents; Indonesia, in comparison, must spread the word to 235 million people who speak hundreds of dialects.

But there are simpler ways to avoid tsunami fatalities. Before most waves strike, the ground shakes or the sea recedes dramatically. In some areas, everyone knows that these signs mean you must head for high ground; in most places, though, people are unaware of the warning signs. In Thailand, which lost 5,400 people in the Indian Ocean tsunami three years ago — half of them tourists — many hotels still do not educate guests about these simple clues. "Putting up a danger sign is bad for business," says Kong. "The businesses, and hotels in particular, are wary." It‘s a shocking lapse, but not an uncommon one: Kong has run into the same attitude in Hawaii hotels and has learned to temper her expectations. She hopes that at the least, front-desk staff and other key hotel employees can be trained on recognizing the signs of a tsunami to assist guests in an emergency. "We just have to be practical and reasonable."

Overall, however, Kong believes that we‘re much better off than we were a couple of years ago. If the 2004 tsunami happened again today in exactly the same way, the death toll would be lower, she says. That‘s good, since we can expect more of them. A major incident like the 2004 quake puts geological stress on the entire region — not the most stable in the world to begin with — which helps explain why we have seen more magnitude-8 or larger quakes there than normal. Especially in Indonesia, nestled right in the middle of a nest of earthquake faults, it can only be a matter of time.

Source: www.time.com (14 September 2007)

Newly rich Singaporeans put money in art

Singapore - Auction houses are reporting brisk sales for art pieces amid the rise of the nouveau riche in Asia.

They also say they‘re seeing new money pouring in from the Middle East and Russia.

With individuals amassing dramatic sums of wealth in the Asia Pacific and even Eastern Europe, auction houses say sales are brisk, and reaching a wider group.

"The hedge fund guys, Asian entrepreneurs, Russian oligarchs and Middle Eastern oil families have all come into our market. And it‘s had a dramatic effect on the prices we‘re seeing at auctions. The art market is stronger than it‘s ever been. We‘ve seen three or four years of unparalleled growth," says Edward Dolman, CEO of Christie‘s.

Sales at Christie‘s jumped by 38 percent annually over the past three years, driven largely by post-war, contemporary and impressionist art.

A large part of this boom is propelled by rich Asians.

There has been a shift in profile as well - the buyers are not only younger but are also buying at a faster rate.

And a growing number are keeping a keen eye on potential returns.

"There is now much more of an element of investment in buying works of art than we‘ve seen 10 to 15 years back. The really spectacular price rises of late have been in the areas of post-war and contemporary art. We were selling works of art costing $200,000 three or four years ago, but now, they are now selling for $6 million to $8 million," says Dolman.

With new wealth in Asia, there has been a growing interest in Asian art.

"We‘re now seeing, in the field of Chinese contemporary art, quite significant prices gained for the works of living artists. And I think all this is part and parcel of this phenomena we‘re seeing in Asia - the new wealth we‘re seeing created here, and the interest they have in acquiring Chinese, Asian, Japanese, Korean, Indonesian works of art," says Dolman.

Market watchers say recent surveys show that over a period of time, returns from art hold their own against equities and bonds.

But experts call for caution as well.

"It‘s something that we always advise great caution in, because there are no sure bets in the art world," warns Dolman.

In the first six months of this year, Christie‘s worldwide sales grew by 45 percent over the same period last year to hit US$3.25 billion.

Riding on the boom, Christie‘s plans to expand its office space and staff numbers in Asia in the near future.

Source: www.channelnewsasia.com (14 September 2007)

Indonesia: Designer Seeks Stamp of Authenticity for Batik

In order to attest validity of products to boost its sales internationally, well-known batik designer Iwan Tirta recently held a seminar in Tokyo to repeat his calls for establishment of an authorized batik mark.

He said the batik stamp is required as it would help set apart authentic Indonesian handmade batik from similar goods produced in Malaysia and Thailand as well as from printed batik.

"It‘s like a car with the Toyota mark that is never misunderstood as a Nissan car," Tirta said at the seminar organized by the Japan Indonesia Economic Forum.

Government has given Iwan the responsibility of promoting country‘s authentic batik products. The designer said it is important to equip people with the right knowledge about batik to improve its brand value and help its standing in the international arena.

He also said that differentiating Indonesian batik from those made in other countries was also important.

"Malaysian batik, for example, is under the strong influence of Islam," Tirta said. "But Indonesian batik is free from any religious regulations."

In comparison to this, Indonesian batik is affected by several religions such as Hindu and Islam, as well as by Chinese and European cultures.

Its motifs are full of geometric figures such as squares and diagonal lines or figures like flowers, trees, birds and animals.

Source: www.fibre2fashion.com (14 September 2007)

Militants Chided to do Good Deeds

Pattani - Secretary-general of an Islamic organisation in Pattani called on insurgents not to stage violent activities during the Ramadan period.

Niyeng Jaeday, secretary-general of the organisation, said he will pray for the Allah to lead those who are misguided.

He called on the Muslims to do good deeds to wash away what they have done wrong in the past.

Source: www.bangkokpost.com (14 September 2007)

Najib Calls For Strategic Cooperation With Indonesia

Makassar, Sulsel - Datuk Seri Najib Tun Razak said today Malaysia and Indonesia need to strengthen bilateral relations by developing strategic cooperation beyond the traditional axis.

The deputy prime minister said that although both countries shared strong traditional ties in terms of stock, culture, history and faith, current demands called for them to take more pragmatic steps for mutual benefit.

"Both our countries, which come from the same stock, should be mindful of the present reality to respond to the challenges together for the next 50 glorious years," he said in his acceptance speech upon being conferred an honorary doctorate in Political Economics from Universiti Hasanuddin here.

Najib said that to strengthen the relationship, both countries needed to promote strategic cooperation based on mutual interest in the economy, socio-culture and international politics, technology and education.

Looking at the diplomatic relations between the two countries, both of which commemorated their golden jubilee this year, he said the past five decades seen ups and downs but paradoxically, their relationship remained strong because of the stock factor which served as a unifier.

Najib said efforts to strengthen Malaysia-Indonesia bilateral ties would also reinforce and enhance Asean‘s stability.

Present at the ceremony were Indonesian Vice-President Jusuf Kalla, National Education Minister Bambang Soedibyo and South Sulawesi Governor Muhammad Amin Syam and Malaysia Higher Education Minister Datuk Mustapa Mohamed and Information Minister Datuk Seri Zainuddin Maidin.

Speaking to Malaysian journalists later, Najib said the two countries should take more realistic steps in strategic fields which could be jointly developed based on the win-win principle.

"We need to identify in general the existing advantages and strengths of the two countries. For example, Indonesia has plenty of land, numerous resources and unlimited workforce while Malaysia has capital, technology and management expertise.

"If we combine the two, we can strengthen our cooperation for mutual benefit," he said.

Najib said both countries could identify certain areas for joint participation.

On problems causing the ups and downs in the Malaysia-Indonesia relationship, he said whatever problems could be settled amicably.

This was because of the strong foundation and understanding between the leaders of the two countries, particularly the close ties between Prime Minister Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi and Indonesian President Susilo Bambang Yudhoyono.

Najib said that was why the working visits like the one he is making now was in line with the two countries‘ aspirations to keep the door for dialogues and discussions, either formally or otherwise, open.

"We will also strive at all times to strengthen personal ties that will put us in a comfort zone and spill over to formal matters," he said.

Source: www.bernama.com (14 September 2007)

Mindanao Solons Call for Ceasefire During Ramadan

Mindanao - Mindanao lawmakers on Thursday called on the government for a ceasefire in Mindanao during the observance of Ramadan starting September 13 to October 13.

Representatives Datu Pax S. Mangudadatu Al Haj of Sultan Kudarat and Mujiv S. Hataman of Anak Mindanao made the appeal to Malacanang and the Armed Forces of the Philippine (AFP) to give their civilian Muslim brothers a few weeks of peace with their families.

Mangudadatu asked the government to suspend the military offensives.

"Mindanawons deserve a respite from living in fear and insecurity as our Muslim brothers and sisters prepare for the holy season, we look to our government to give us hopes for a joyful and peaceful Ramadan," he said.

"We should all be at peace during the month of Ramadan and allow calm to prevail over us and bring us a little closer to God," he added.

For his part, Hataman said the continued displacement of the noncombatants in Sulu and Basilan not only deprive them of the right to their abode and properties and their children‘s right to education, but also their right to exercise their religious obligations.

Ramadan, the ninth and the holiest month of the Muslim calendar, traditionally begins after the sighting of the new moon.

The Kingdom of Saudi Arabia, believed to be the birthplace of Islam, has announced Thursday to be the first day of the Ramadan.

Source: news.balita.ph (14 September 2007)

Singapore Kicks off 6 Months of Festivals

Singapore - The island of Singapore is readying itself for six months of festivals, with the first already underway.

A galaxy of lights will illuminate the country right up until February, with Chinese lanterns, fairy lights and elaborate multicoloured displays on show.

One of the main events is Deepavali, or the Festival of Lights, which runs from 12 October until 18 November, when Little India comes to life with street carnivals and many homes light oil lamps to celebrate light and good fortune.

Between 12 November and early January Singapore hosts Christmas in the Tropics, with a number of feasts, concerts and countdown parties to mark the festive season.

Visitors hoping to get a comprehensive experience of the island can take part in a walking tour if they travel before 12 November.

The tours are free and move through Singapore‘s ethnic enclaves of Chinatown, Kampong Glam and Little India to coincide with the festivals.

Source: news.opodo.co.uk (14 September 2007)

Islamic Da`wah Centre allots $23,800 for Ramadhan Events

Bandar Seri Begawan – The Islamic Da‘wah Centre has allocated a total of $23,800 as well as food and beverages for mosques, surau prayer halls and religious bodies for converts in the country to carry out religious activities during the fasting month of Ramadhan.

The financial assistance was given to Kampong Benutan Mosque and Kampong Takalit‘s village head in Tutong District; Balai Ibadat of Kampong Melilas, Kampong Sukang Belait and Kampong Merangking in the Belait District; Pos Da‘wah Kampong Selapon, Kampong Sibut Kampong Semabat in Temburong.

Meanwhile, the food and drinks were provided to Persatuan Nurul Islam and Rumah Kegiatan Ugama Kampong Bebuloh in the Brunei-Muara District; Dewan Pesatu Tutong, Badan Kebajikan Baskim Tutong, and prayer halls of Kampong Bukit TutongHajah Aminah of Kampong Long Mayan in Tugong and Bilik Ibadat Lorong Tiga Selatan and al-Mashor Mosque in the Belai District.

On hand to present the contribution was the Acting Director of Islamic Da‘wah Centre, Hjh Hasnah Hj Omar.

The centre‘s Conversion and Guidance Conservation Section is also planning to visit these places to perform the tadarus, Sunat Terawih and Witi prayers with the residents.

The programme is aimed for converts to appreciate Ramadhan and the special benefits or fadhilat the fasting month has.

It is also meant to ensure the smooth running of da‘wah or propagation works of the centre.

A team from Islamic Da‘wah Centre would visit the planned venues within this month and October.

Present as the honoured guest at the handing over ceremony was Hjh Hasnah Hj Omar, the Acting Director of Islamic Da‘wah Centre.

The ceremony was held at the Islamic Da‘wah Centre, in Kampong Pulaie on Tuesday.

Source: www.bruneitimes.com (14 September 2007)

Napak Tilas Kepahlawanan Tengku Amir Hamzah

Langkat, Sumut - Napak Tilas pahlawan nasional T Amir Hamzah, diharapkan akan dapat menyegarkan kembali ingatan generasi muda untuk lebih mencintai apa yang sudah dibuat oleh pahlawannya.

"T Amir Hamzah, adalah pahlawan nasional yang dikenal lewat bait-bait puisinya," kata tokoh nasional masyarakat melayu Langkat, H Johar Arifin Husein di Tanjungpura, Minggu (26/6).

Pahlawan nasional T Amir Hamzah, yang dikenal lewat bait-bait puisi lahir di Tanjung Pura 28 Februari 1911. Dalam usia 16 tahun sosok muda ini telah turut bersama-sama merumuskan konsep Sumpah Pemuda 1928, serta memiliki andil bagi membidani kelahiran Negara Kesatuan Republik Indonesdia.

Berbagai puisi dilahirkannya, dalam kumpulan Buah Rindu, Nyanyi Sunyi maupun Setanggi Timur. Kepedulian terhadap kaum yang lemah jelas dimiliki sosok T Amir Hamzah, kata Johar Arifin.

Sikap perjuangannya yang lebih kooperatif terhadap Belanda, ternyata diartikan salah oleh PKI, yang menghembuskan dan memfitnah bahwa dirinya boneka Belanda. Hingga pada tanggal 7 Maret 1946 sewaktu revolusi sosial T Amir Hamzah, diculik dan pada dinihari 20 Maret 1946, pahlawan bangsa itu gugur setelah dipancung oleh salah seorang barisan PKI, katanya.

Secara umum, T Amir Hamzah, lebih dikenal melalui bait puisinya, padahal kegigihannya dalam mempersatukan bangsa serta ikut membidani kemerdekaan tidak kalah besarnya pula.

Sementara itu Bupati Langkat Ngogesa Sitepu, dalam kesempatan itu mengatakan belum begitu banyak generasi bangsa mengetahui sejarah perjuangan pahlawan nasional T Amir Hamzah yang lahir dan wafat di bumi Langkat.

Untuk itu kegiatan bernuansa mengingatkan, akan kegigihan sosok muda seorang Amir Hamzah yang peduli negeri, serta turut dalam mempersiapkan kelahiran Kemerdekaan RepubIik Indonesia, perlu terus digelorakan, katanya.

"Sebagai bangsa yang besar kita harus menghormati, para pendahulu yang telah berbuat bagi negeri, sekaligus mengukuhkan jati diri kita sebagai bangsa yang berbudaya," kata Ngogesa Sitepu.

Dalam kesempatan itu, Bupati Langkat Ngogesa Sitepu, berkesempatan memberikan bantuan sebesar Rp 30 juta, sekaligus akan menampung kegiatan yang sama untuk tahun 2012 mendatang.

Sebelumnya pemangku Adat Kesultanan Langkat Tuanku T Azwar Aziz Absul Djalil Rahmadsyah Al-Haj, merasa berbesar hati atas kegiatan tersebut, dan memberi apresiasi terhadap kepedulian Bupati membantu kegiatan tersebut secara pribadi.

Terhadap cerita kepahlawanan T Amir Hamzah, pemangku adat Kesultanan Langkat itu mengharapkan, pemerintah provinsi maupun kabupaten Langkat, lebih fokus memasukkan dalam kurikulum pendidikan, sebab tidak banyak pahlawan bangsa yang ada di Sumatera Utara ini, katanya.

Sastrawan Kondang dari Ranah Minang Tutup Usia

Padang, Sumbar - Dunia sastra Indonesia berduka. Sastrawan dari Sumatera Barat, Wisran Hadi menutup usia saat sedang mengetik tulisannya di rumahnya Jalan Gelugur Blok H, No 2, Wisma Indah II Lapai, Kecamatan Nanggalo Padang, Sumatera Barat.

Wisran Hadi kelahiran Padang 27 Juli 1945 ini menutup usia 66 tahun penyakit jantung mendadak. Dickalangan sastrawan dan budayawan bahkan para wartawan, sangat mengenal sosok Wisran Hadi.

Dia seorang penulis novel, drama, dan melatih teater sekaligus dosen tamu di Fakultas Sastra, Universitas Andalas Padang. Sastrawan ini menikah dengan Profesor Raudha Taib merukana keluarga pewaris Kerajaan Pagaruyung.

“Kata Bu Upik (Raudha Thaib) Wisran Hadi sedang mengetik mengarang tulisan sambil mengobrol dengannya, tiba-tiba rebahdi meja. Ibu Upik terkejut, lalu dibawa ke kamar dan diberi obat, namun napasnya sudah tersengal-sengal dan tak tertolong lagi. Dia meningggal pukul 07.30 WIB,” kata Yusrizal KW, sastrawan dan wartawan dari Sumatera Barat, Selasa (28/6/2011).

Dia mengaku kaget atas meninggalnya Wisran Hadi karena baru beberapa hari dia menerima naskah kumpulan esai pilihan Wisran Hadi yang dimuat di surat kabar, dan akan dibukukan Yayasan Citra Budaya, penerbit pimpinan Yusrizal.

Dalam Sejarahnya, Wisran Hadi sastrawan dan budayawan Indonesia yang pada mulanya banyak melukis kemudian jadi penulis berbagai gendre karya sastra.

Lahir dan dibesarkan di ranah Minang, Sumatera Barat. Tamat ASRI Jogjakarta 1969. Tahun 1977 mewakili Indonesia dalam International Writing Program di Iowa University, Iowa, USA selama 4 bulan dan 1978 melakukan observasi teater modern Amerika Serikat di New York. Tahun 1987 kembali melakukan observasi teater modern Amerika dan Jepang.

Tahun 1991 dan 2000 mendapat penghargaan sebagai Sastrawan Terbaik Indonesia oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Tahun 2000 mendapat penghargaan South East Asia (SEA) Write Award. Tahun 2003 mendapat Anugerah Seni dari Pemerintah Indonesia.

Dua kali dia dianugerahi penghargaan oleh Pemerintah Kota Padang (1976 dan 2005) sebagai seniman teladan dan budayawan Indonesia. Sejak 2001 sampai 2005 menjadi dosen tamu untuk mata kuliah Sejarah dan Filsafat Seni dan Penulisan Kreatif pada Akademi Seni Kebangsaan (ASK) Kementerian Kebudayaan, Kesenian dan Warisan Malaysia di Kuala Lumpur.

Sebelumnya menjadi dosen luar biasa pada Fakultas Sastra Universitas Andalas Padang. Penulis tetap pada surat kabar. Selain menulis, melukis, dan mengajar, dia juga banyak memberikan makalah pada berbagai seminar, baik di Indonesia maupun di Malaysia.

Beberapa novel yang ditulisnya adalah ‘Tamu’, ‘Imam’, ‘Orang-orang Blanti’, ‘Negeri Perempuan, ‘Dari Tanah Tepi’, ‘Pelarian’, ‘Daun-daun Mahoni Gugur Lagi’ (kumpulan 22 buah cerpen), Guru Berkepala Tiga (kumpulan 22 buah cerpen). Dan beberapa naskah di tulis oleh sastrawan tersebut.

Tari Saman Perlu Diluruskan

Jakarta - Ikatan Mahasiswa Gayo Luwes (MGL) Jabotabek dan Aceh Culture Centre akran mengadakan diskusi bertema "Originalitas Saman dalam Era Globalisasi" di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (27/6)."Disamping untuk memetakan posisi saman dalam era global, diskusi ini juga dimaksudkan untuk meluruskan saman," kata Direktur Aceh Culture Fikar W.Eda.

Menurut Fikar, saman yang ramai dimainkan di Jakarta tidak lagi murni sebagai saman, tapi merupakan gabungan dari beberapa tari lain dari Aceh. "Salah satunya adalah tari Likok Pulo dari Aceh Besar," tutur Fikar yang kini sedang menyelesaikan kuliah pasca sarjana di Institut Kesenian Jakarta itu. "Padahal Saman berasal dari Gayo."

Pelurusan saman ini penting agar tidak makin menyesatkan publik. Selain itu, kekeliruan mengenali saman sekaligus akan membuat saman kehilangan identitasnya. Bahkan, itu juga akan membuat saman kehilangan filosofinya. "Saman yang banyak dipelajari dan dimainkan oleh anak-anak sekolah di Jakarta itu salah besar. Ini tidak bisa dibiarkan," kata Fikar lagi.

Burhanuddin, ketua panitia acara itu, menambahkan diskusi ini akan memberi perspektif yang benar terhadap saman. Sekaligus, diskusi itu akan memetakan posisi saman di Jakarta sebagai bagian dari kultur urban. "Kita akan melihat bagaimana saman mengambil tempat di tengah pergaulan berbagai kebudayaan di ibu kota ini," ujarnya.

Ia menambahkan, diskusi ini direncanakan akan dibuka oleh Menteri Pemuda dan Olah Raga Andi Alfian Mallarangeng. Acara itu juga bakal dihadiri Wakil Gubernur Aceh Muhammad Nazar. Acara akan dibuka dengan pertunjukan Saman oleh Sanggar Kepies Gayo Jakarta dan Puisi Seribu Saman oleh Fikar W Eda.

Ada pun pembicara diskusi yang dimulai pukul 13.00 itu antara lain Bpk. Drs.Ridwan Salam, MM (Penulis Buku Tari Saman), DR.Rejeb Bahri (Dosen Unsyiah) yang membahas "Motif dan Filosofis Aksosoris Tari Saman",

Pejabat Pemerintah Daerah Kab.Gayo Lues yang mengulas "Kebijakan Pemda Gayo Lues terhadap Tari Saman".

Marzuki Hasan dari Insitut Kesenian Jakarta yang mengulas "Saman Ekpresi Seni Urban", Ery Ekawati yang membahas "Bakat dan Minat Remaja Jakarta terhadap Tari Saman" serta Sapta Nirwandar (Dirjen Pemasaran Kemenbudpar RI) yang membahas mengenai Saman Sebagai Warisan Dunia Tak Benda.

Burhanuddin menjelaskan diskusi ini akan menjadi pembuka pertunjukan saman yang bakal digelar Oktober 2011 mendatang. Pada pertunjukan itu nanti akan ditampilkan pula didong alo, saman pemda gayo luwes, dabus, bines, dan tari guel. Kegiatan ini didukung oleh Dewan Kesenian Jakarta, Pemerintah Aceh, Pemerintah Kabupaten Gayo Luwes, Institut Kesenian Jakarta, Sanggar Kepies Gayo, dan Lembaga Budaya Seribu Bukit.

Sastra Etnik Terancam Punah

Sukabumi, Jabar - Keberadaaan budaya dalam bentuk bahasa atau sastra etnik di Indonesia sangat memperihatinkan. Betapa tidak, dari sekitar 746 sastra etnik diperkirakan hanya sekitar 30 persen yang masih eksis keberadaannya. Penyebabnya, sastra etnik tersebut terlindas oleh sastra global.

“Nasib sastra etnik di kita memang terancam punah karena kian tersisih, terjepit, terabaikan, dan kian tidak dimintai masyarakat luas, khususnya generasi muda,” kata Pendiri Komunitas Sastra Etnik (KSE), Arieyoko kepada Pos Kota, Minggu (26/6).

Di samping itu, ancaman kepunahan sastra etnik, kata Arieyoko, kian terasa lantaran minimnya perhatian pemerintah terhadap sastra etnik. Padahal, keberadaan sastra etnik merupakan sebuah bahasa ibu jadi tradisi tersebut jangan sampai tercabut dari akar budaya.

“Kalau pemerintah tidak serius, bagaimanan nantinya nasib keberadaan sastra etnik. Jadi perlu adanya kesadaran untuk memelihara sastra etnik ini,” pintanya.

Untuk melesatarikan sastra etnik, kata Arieyoko, KSE terus melakukan pegelaran sastra etnik di berbagai daerah. Rencananya, di Sukabumi Jawa Barat juga akan diselenggarakan Pagelaran Sastra Etnik Sukabumi 2011.

“Sastra etnik adalah sastra dwi bahasa yang menggunakan Bahasa Indonesia dan disisipi bahasa etnik setempak. Sastra model anyal ini merupakan upaya terobosan KSE untuk menjaga dan melestarikan sasrta etnik,” terangnya.

Dalam kegiatan bertema “membangkitkan sastra etnik Sukabumi” itu akan diisi oleh penyair dari berbagai daerah. Di antaranya, Anisa Afzal, Ratu Ayu Neni Saputra, Susy Ayu, Ade Laksana, Alfianan Latief, Martha Sinaga, Hamzah Mohammad Al-Ghozi, Kurniawan Juanedhie, Kyai Matdon, Eko Tunas, dan Arieyoko.

Seniman Indonesia Tampil di "Festival Budaya Jakarta-Berlin"

Berlin, Jerman - Seniman Indonesia yang berkarya dan berdomisili di Jerman mendapat kehormatan tampil dalam "Festival Budaya Jakarta Berlin" yang dibuka Duta Besar Indonesia untuk Jerman Dr. Eddy Pratomo di studio Admiral Palast Berlin, Sabtu malam.

Di hadapan sekitar 200 undangan memenuhi kursi penonton, acara diawali atraksi bunyi bunyian dari gong raksasa oleh seniman Sayo, asal Surabaya yang berdomisili lebih dari 20 tahun di Berlin, demikian Ketua panitia penyelenggara Martin Jankowski.

Dubes Dr. Eddy Pratomo, saat acara persemian festival budaya kedua Negara yang akan berlangsung hingga 3 Juli itu menyambut hangat kerja sama dua kota antara Berlin dan Jakarta.

Hal ini merupakan kali pertama sebuah hajatan besar antara dua negara yang menyangkut dua kota, ujar Dubes Eddy Pratomo yang tidak lupa mengingatkan bahwa hubungan Indonesia Jerman akan mencapai usia 60 tahun tahun depan.

Pembukaan festival ini memang sengaja menampilkan para seniman Indonesia yang tinggal dan berkarya di Jerman.

Martin Jankowski, dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih pada pihak Jerman, terutama kantor gubernur Berlin dan pihak Indonesia, kantor gubernur DKI Jakarta dan KBRI Indonesia di Berlin yang mendukung terselenggaranya acara tersebut.

Sastrawan yang lahir di bekas Jerman timur itu mengakhiri pidatonya dengan mengatakan "Malam ini jarak Jakarta-Berlin hanya 0 kilometer" yang disambut dengan tepuk tangan meriah.

Acara yang dilanjutkan dengan permainan piano oleh pianis kembar Sonya dan Shanti Sungkono kelahiran Jakarta yang berdomisili di Jerman selama 20 tahun membawakan dua repertoir. Dalam kesempatan itu Sonya dan Shanti menampilkan karya pianis Tanah Air Ananda Sukarlan yang berjudul "The twain shall meet" yang khusus dibuat untuk pembukaan festival itu.

Menurut Sonya dan Shanti, nadanya karya Ananda Sukarlan yang merupakan nada nada pentatonis dan sangat harmonis. Repertoir kedua adalah karya Johannes Brahms, Ungarischer tanz nr.4 f-moll. Bagi Sonja dan Shanti, pertunjukan ini adalah mimpi mereka yang terwujud.

Sekitar 20 tahun lalu keduanya datang ke Berlin, menuntut ilmu musik klasik di Berlin dan saat ini menjalani profesi sebagai pianis juga mengajar. Sonya dan Shanti, tampil berbalut kebaya hitam mengaku amat senang karena mendapat kehormatan dapat berpentas pada malam pembukaan festival tersebut.

Bagi Shanti dan Sonja, membawakan karya anak negeri sendiri di publik Jerman juga merupakan cita cita lama yang akhirnya terwujud. "Kami senang sekali bisa membawakan karya Ananda Sukarlan yang khusus diciptakan untuk pembukaan acara ini. Ini merupakan kehormatan bagi kami," ujar Sonja Sungkono.

Seorang penonton, Miranti Hirschmann mengakui bahwa ia merasa terharu dengan penampilan kedua bersaudara kembar itu. "Penampilan Shanti dan Sonja sangat memikat, apalagi mereka membawakan karya anak bangsa Ananda Sukarlan," ujar wanita yang telah menetap di Jerman selama tujuh tahun lebih.

Sebagai acara penutup, kelompok Banjar Gruppe pimpinan Paul Gutama (77) yang menetap di Berlin lebih dari 40 tahun membawakan dua repertoir terbarunya. Kelompok yang terdiri dari tujuh orang dan mengandalkan instrumen gamelan ini menampilkan karya musik yang sarat kritik seperti yang tercermin dalam karyanya, Tenganan.

Masyarakat Kroasia Terpana Lihat Tarian Aceh

London, Inggris - Kedutaan Besar RI di Zagreb menggelar malam Kebudayaan Indonesia dengan menampilkan sanggar tari 'Cut Nyak Dhien' dari Aceh di gedung konser Vatroslav Lisinski, Zagreb, baru-baru ini.

Malam Kebudayaan Indonesia itu dihadiri sekitar 200 undangan terdiri atas pejabat pemerintah, para duta besar, kalangan budayawan, dan masyarakat umum serta masyarakat Indonesia yang berada di Zagreb, kata Sekretaris Tiga KBRI di Zagreb, Syafran Haris kepada Antara London, Rabu (29/6).

Syafran menyebutkan, berbagai tari-tarian yang disajikan oleh Sanggar 'Cut Nyak Dhien' seperti tari Rapa'i Geleng, Saman Gayo dan Rampoe Aceh yang sangat dinamis, enerjik, menonjolkan aspek kerjasama yang rapi dan padu/kompak. Seorang penonton bernama Ina Bobnjaric dari Ansambel Tari Rakyat Kroasia (LADO) mengatakan belum pernah ada pertunjukan budaya dari negara Asia di Zagreb dengan jumlah penari dan pemusik demikian besar dan sebagus itu.

Selain sebagai kegiatan promosi kebudayaan Indonesia, malam kebudayaan tersebut sekaligus sebagai perayaan menyambut dibukanya Kedutaan Besar RI di Kroasia November tahun lalu. Kuasa Usaha Sementara Simson Ginting mengatakan keyakinannya dengan dibukanya Kedutaan Besar Indonesia di Kroasia hubungan kerja sama antara kedua negara akan lebih meningkat lagi.

Nilai perdagangan antara Indonesia-Kroasia dari 2006-2010 mengalami peningkatan lebih dari 25 persen setiap tahun, namun jumlah tersebut masih di bawah potensi yang dimiliki oleh kedua negara. Masih banyak terdapat peluang untuk meningkatkannya.

Selain itu juga ditampilkan kebudayaan Aceh dalam malam kebudayaan Indonesia yang mencerminkan keindahan dan keunikan kebudayaan Aceh, sekaligus memperlihatkan kekayaan dan keragaman kebudayaan Indonesia dengan masyarakatnya yang majemuk namun hidup harmonis.

Kesawan Diusulkan Menjadi Zona Melayu

Medan, Sumut - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumatera Utara (Sumut) berencana menjadikan kawasan Kesawan sebagai zona Melayu Medan tempo dulu.

Kepala Disbudpar Sumut, Naruddin Dalimunthe, mengatakan kerajaan Melayu pernah berjaya di kawasan Kesawan. Namun, saat ini kejayaan itu seolah tidak terlihat lagi. “Sekarang kalau ditanya,di mana Kampung Melayu di Medan, jawabannya tidak ada.Padahal, kejayaan masyarakat Melayu dahulu, notabenenya terlihat dengan adanya Kota Medan.

Karena itu, sekarang kita harus melihat kembali sejarah dan memelihara aset-aset budaya yang masih tersisa,” papar Naruddin Dalimunthe, kemarin. Dia mengungkapkan, di kawasan Kesawan pernah berjaya kerajaan Melayu, yakni Kesultanan Deli, Kesultanan Serdang, dan Kesultanan Langkat. ”Mengapa kita tidak buat daerah yang menandakan simbol kejayaan Melayu. Kebetulan, ikon Kota Medan yang masih utuh tanda-tanda peninggalan sejarah serta bangunan tempo dulunya ada di sekitaran Kesawan ini,”ujarnya.

Dengan menjadikan Kesawan sebagai zona cagar budaya, wisatawan yang berkunjung bisa diajak ke kawasan tersebut untuk dapat melihat peninggalan-peninggalan kejayaan Melayu tempo dulu. “Kalau Istana Maimun, itu hanyalah peninggalan Kesultanan Melayu berbentuk rumah, bukan wilayah,ucapnya,” tuturnya. Sejatinya,menurut Naruddin, Kota Medan merupakan wilayah Kesultanan Deli. Karena itu,sudah seharusnya jika ketika ada wisatawan yang berkunjung ke Medan, diajak ke wilayah kawasan Melayu. ”Ini bisa ditawarkan menjadi destinasi pariwisata dalam kota.

Masyarakat sendiri bisa menjadi menjaga dan menghargai peninggalan-peninggalan leluhur yang ada,” beber Naruddin. Naruddin menambahkan, jika nanti rencana kawasan Kesawan menjadi cagar budaya ini terealisasi, maka bentukbentuk peninggalan sejarah dan budaya Melayu tidak akan diubah.Pemerintah juga tidak akan memasukkan unsur modern seperti yang terjadi saat kawasan tersebut menjadi Kesawan Square.

“Kalau ini sudah diputuskan, kenapa tidak kita jadikan suatu zona budaya dan melarang sepeda motor serta mobil untuk lewat. Alat trasportasi yang bisa melewati kawasan ini hanya kereta kuda dan kendaraan tempo dulu lainnya,” tandasnya.

Festival Kuda Lumping Ramaikan HUT Kota Palembang

Palembang, Sumsel - Kelompok pelestari kuda lumping dan reog Ponorogo di Kota Palembang, Sumatera Selatan menggelar Festival Kuda Lumping III dipusatkan di halaman Museum Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Rabu.

Festival Kuda Lumping III tersebut diselenggarakan dalam rangka memeriahkan hari ulang tahun ke-1.328 Kota Palembang pada tahun 2011 ini.

Saat membuka festival bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palembang, Ketua Kuda Lumping se-Kota Palembang, Mujianto, menyebutkan sebanyak 31 kelompok kuda lumping menjadi pesertanya.

Selain itu, kelompok reog ponorogo dari Kabupaten Muaraenim dan beberapa kelompok kuda lumping dari luar Kota Palembang, juga ikut berpartisipasi memeriahkan festival tersebut.

Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Ir H Sarimuda MT, Ketua Kuda Lumping dan Reog se-Sumsel, Slamet Sumo Sentono, pimpinan Pujasuma Sumsel Joko Siswanto, dan sejumlah tokoh Palembang dan Sumsel yang berasal dari Pulau Jawa ikut menghadiri festival itu.

Menurut Mujianto, pihaknya berupaya melestarikan seni dan budaya tradisi yang diwariskan nenek moyang kendati kini telah tinggal dan hidup di Kota Palembang.

Slamet Sumo Sentono dan Joko Siswanto juga sangat mendukung festival kuda lumping itu, sekaligus mendorong agar festival seni dan budaya yang bertujuan untuk melestarikan tradisi leluhur dari Pulau Jawa terus dilestarikan di daerah ini.

Dalam waktu dekat, juga direncanakan digelar festival campursari yang akan mengundang peserta kelompok pencinta dan pelestari seni tembang Jawa itu dari seluruh kabupaten dan kota di Sumsel.

Sebelum menampilkan sebanyak 31 grup kuda lumping peserta festival itu, ditampilkan reog ponorogo asal Muaraenim dan penampilan lagu-lagu daerah dan campursari, termasuk yang dinyanyikan beberapa tokoh Jawa di Palembang dan Sumsel, seperti Slamet Sumo Sentono dan beberapa lainnya.

Ratusan pengunjung membaur dengan para peserta, baik pria maupun wanita, serta anak-anak dan remaja, untuk menyaksikan penampilan kelompok kuda lumping (jatilan) yang oleh dewan juri masing-masing peserta mendapatkan kesempatan tampil selama maksimal 15 menit.

Di Palembang, Sumsel terdapat sejumlah kelompok warga yang berasal dari Pulau Jawa dan membentuk beberapa paguyuban serta terus berupaya melestarikan seni tradisi dari tanah leluhurnya di Pulau Jawa, kendati banyak di antara mereka sudah lahir, besar dan hidup di daerah ini.

Isra Mi’raj, Pengunjung Wisata Religi Sunan Ampel Capai 5 Ribu Orang

Surabaya, Jatim - Hampir setiap perayaan hari besar Islam, kawasan wisata religi Makam Sunan Ampel diserbu umatnya. Seperti saat perayaan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Sejak Selasa (28/6/2011) malam, kawasan ini tak berhenti menerima pengunjung dari berbagai wilayah di Jatim dan Jateng.

Penambahan jumlah pengunjung ini diprediksi akan terus terjadi hingga menjelang puasa Ramadan. Bahkan, pengunjung ada juga yang datang jauh-jauh dari Samarinda, Kalimantan Timur untuk mengikuti perayaan haul Sunan Ampel pada 22 Juli mendatang. Total pengunjung maksimal mencapai 5.000 orang baik lokal, nasional hingga internasional.

"Biasanya turis yang datang dari Perancis. Mereka muslim, tapi sayangnya cara berpakainnya tidak memenuhi syarat muslim, jadi ya tidak boleh masuk area pemakaman Sunan Ampel," kata Abdullah Faruk, salah satu abdi Sunan Ampel saat berbincang dengan detiksurabaya.com di lokasi wisata religi Makam Sunan Ampel Jalan Nyamplungan, Rabu (29/6/2011).

Salah satu pengunjung asal Samarinda yakni Yunita, yang datang bersama suami dan anak-anaknya. Mereka jauh-jauh datang untuk menyempatkan diri untuk menziarahi penyebar Islam terbesar di Pulau Jawa.

Selain berziarah, mereka mengaku tertarik dengan berbagai pernak-pernik yang dijual di wisata religi Sunan Ampel. Seperti mukena, jilbab, tasbih berbahan kaoka hingga tatto mahendi.

"Pernak-perniknya sangat khas, mulai dari tasbih hingga mahendi-nya saya dan anak-anak suka," terangnya.

Dari pantauan detiksurabaya.com, ribuan pengunjung wisata religi Sunan Ampel ini tak hanya berziarah ke makam Sunan Ampel. Mereka juga menyempatkan diri untuk mengambil air khusus atau air suci yang bersumber di beberapa titik di lokasi. Ada yang langsung diminum di tempat, ada pula yang mengambilnya untuk disimpan di botol minum untuk sanak keluarga di rumah.

Pariwisata NTB Incar Pasar Timteng

Jakarta - Nusa Tenggara Barat mengincar pasar Timur Tengah. Pemerintah Provinsi NTB untuk mempromosikan NTB gencar mengikuti berbagai sales mission, seperti berpartisipasi dalam pameran wisata di dalam negeri dan luar negeri.

"Kalau promosi ke pasar Timur Tengah (Timteng) kami pilih karena ini pasar yang terus-menerus berkembang. Apalagi potensi kita ada, cocok dengan mereka. Mereka tipikalnya family tourism," kata Gubernur NTB M Zainul Madji dalam jumpa pers terkait Lombok Sumbawa Pearl Festival di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Selasa (28/6/2011).

NTB, menurut Zainul, memiliki potensi wisata alam dan masyarakatnya 80 persen adalah Muslim. Kedua hal ini, lanjutnya, cocok dengan pasar Timteng. Selain itu, NTB akan memiliki bandara internasional baru pada Oktober 2011 sehingga semakin mempermudah akses ke NTB.

Apalagi, tutur Zainul, akses ke beberapa daerah di NTB juga telah dipermudah dengan adanya pesawat penerbangan lokal yang disubsidi pemerintah daerah. "Kalau Mataram, Sumbawa, dan ke Bima, itu ada penerbangannya setiap hari. Bahkan ada yang dari Bali ke Bima," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi menambahkan, alasan membidik pasar Timteng adalah supaya tidak bersaing dengan Bali. Alasan lainnya, menurut Gita, adanya kedekatan antara Timteng dan NTB, terutama sama-sama bernapaskan Islam.

"Kita tetap bidik pasar tradisional seperti negara-negara Eropa. Pasar tradisional kita dekatkan untuk MICE. Mereka, pasar tradisional ini masih mengangap Bali sebagai surga. Karena itu, kita bidik wisata MICE dan segmen pasar Timur Tengah," tuturnya.

Sarana promosi pariwisata yang dilakukan pihaknya adalah dengan mengadakan aneka festival. Festival tersebut antara lain Festival Kuda Bima. Zainul menjelaskan, keunikan festival tersebut adalah joki kecil alias anak-anak usia 6-10 tahun yang menjadi joki kuda. Ini memang merupakan tradisi budaya setempat untuk menguji keberanian para joki.

Festival lainnya adalah Festival Lakey berupa ajang surfing tingkat internasional. Pasar untuk minat khusus yaitu surfing, menurut Zainul, memang spesifik. Namun, lanjutnya, kualitas ombak NTB sangat bagus untuk surfing.

"Lalu nanti ada Festival Lombok Begendang di Mataram pada 22-24 Juli 2011. Gendang beleq adalah gendang yang sangat besar dan hanya ada di Lombok, serta dipukul pakai tangan. Ada pemilihan master gendang, yaitu lama-lamaan mukul dan mengeluarkan irama magis yang tidak sembarangan," ungkapnya.

Kemudian ada Festival Sengigi pada 14-16 Juni 2011. Serta ASEAN PGA Series VI 2011 berupa ajang golf tingkat ASEAN yang akan berlangsung pada 13-16 Oktober 2011.

Sementara itu, Zainul mengatakan, di tahun 2015 akan dilangsungkan peringatan dua abad meletusnya Gunung Tambora. "Dulu, saat Gunung Tambora meletus, efek letusannya ini mengubah peta iklim dunia. Jadi tidak hanya pariwisata, tetapi juga berhubungan dengan keilmuan," ungkapnya.

Zainul juga memaparkan angka kunjungan wisatawan asing di triwulan pertama tahun 2011, yaitu 56.000 orang. Adapun di tahun 2010 di triwulan pertama, wisman mencapai 54.000 orang.

Berdalih Buktikan Cinta, Pacar Disetubuhi Hingga Hamil

Bojonegoro - Dengan dalih untuk membuktikan cinta, Febrian Cahyono (24) warga Desa Mojoranu Kecamatan Dander, Bojonegoro meminta dilayani layaknya suami istri oleh pacarnya, Masrifatul Jannah (20) gadis asal Desa Ngraseh Kecamatan Dander.

Akibat beberapa kali melakukan hubungan, Masrifatul Jannah sekarang dalam keadaan hamil 3 bulan. Ironisnya, Febrian tidak mau bertanggung jawab. Karena jengkel, Masrifatul Janah dan keluarganya melaporkan kejadian ini ke Polres Bojonegoro, Rabu (27/4/2011).

Menurut pengakuan korban, hubungan terlarang itu sudah mereka lakukan sejak Juni tahun 2008. Dan hingga sekarang sudah beberapa kali mereka mengulangi aksi seks di luar nikah.

"Pas pertama kali, dia (pelaku) mengajak saya berhubungan badan dengan alasan untuk membuktikan rasa cinta saya. Dia juga berjanji akan bertanggung jawab atas semua yang kita lakukan, tapi setelah saya hamil kok dia tidak mengakui," ujar korban saat melapor ke polisi.

Mendapat laporan itu, petugas langsung memeriksa korban dan sejumlah saksi. Termasuk pelaku atau terlapor dalam perkara ini. Meski begitu, polisi belum bisa memastikan perkara tersebut.

"Kita masih melakukan pendalaman atas perkara ini. Namun, penyidik belum bisa menyimpulkan apakah perkara ini termasuk pasal 284 KUHP tentang Persetubuhan atau pasal 372 KUHP tentang Penipuan," ujar Kasubag Humas Polres Bojonegoro AKP MT Ariyadi. (fat/fat)

Nelayan Lagoi Biasa Lihat Turis Bule Telanjang

Bintan, Kepri - Acara Beach Party Fashion di Lagoi yang akan menampilkan parade bikini, dianggap biasa saja oleh para nelayan di Kabupaten Bintan. Mereka sudah sering melihat turis telanjang di kawasan Lagoi.

Kawasan Pantai Lagoi memang memiliki panorama yang indah. Kawasan ini menjadi objek andalan Pemkab Bintan dan Provinsi Kepri. Lagoi selama ini menjadi idaman turis asing yang masuk lewat Singapura. Kawasan terpadu ini luasnya sekitar 32 ribu hektar yang belum lama ini diresmikan Presiden SBY.

Kawasan terpadu yang dikelola Salim Group ini jauh dari pemukiman penduduk. Di sana juga tersedia lapangan golf berstandar internasional. Di sanalah pejabat di lingkup Kepri sering bermain golf, termasuk pejabat tinggi dari Jakarta.

Nah, dengan kondisi ekslusif dan jauh dari pemukiman, para turis pun merasa bebas. Sejumlah nelayan di Bintan, ternyata sudah sering melihat turis asing berenang di pantai dengan bertelanjang.

"Kalau kita melintas di kawasan laut Lagoi, sudah hal yang biasa melihat bule mandi telanjang di tepi pantai," kata Atan seorang nelayan dalam perbincangan dengan detikcom, Kamis (5/5/2011).

Pemandangan seperti itu, kata Atan, bisa saban hari dilihat oleh nelayan. Malah kadang ada juga turis berbuat mesum di balik bebatuan besar yang ada di tepi pantai.

"Kita yang sering melintas di laut di kawasan Lagoi sudah tidak heran lagi melihat pemandangan turis bertelanjang. Tapi memang di kawasan pantai itu jauh dari perumahan penduduk," kata Atan.

Jika di kawasan itu akan digelar pesta bikini, sebagian masyarakat tidak mempersoalkannya. Alasannya karena memang kawasan tersebut merupakan kawasan terpadu yang jauh dari pemukiman penduduk.

"Kalau mau pesta mengenakan pakaian dalam, ya biasa saja. Yang lebih dari itu saja sudah terjadi di Lagoi. Jadi acara pesta pamer pakaian dalam biasa sajalah, tak usah diributkan. Kalau mau diributkan mestinya turis-turis asing yang mandi telajang itulah," kata Hamdan warga Tanjungpinang. (cha/fay)

Bertukar Pasangan Seks Menjamur di Internet

Jakarta - Tukar menukar pasangan via internet yang kemudian berlanjut ke dunia nyata dicemaskan kian merajalela. Sebuah website yang memfasilitasi aktivitas tidak pantas itu ditemukan dan tercatat memiliki begitu banyak anggota.

Media China Press di Negeri Tirai Bambu memergoki keberadaan website tersebut dengan jumlah anggota sekitar 100 ribu. Pengikutnya disebutkan antara lain berasal dari Malaysia dan Singapura.

Menurut media tersebut, website ini memiliki konten yang sangat eksplisit. Seperti dikutip detikINET dari The Star, Senin (16/5/2011), dari foto sampai iklan di dalamnya terang-terangan tampil begitu mesum.

"Website ini menyertakan iklan seks, diskusi, video klip dewasa dan novel cabul," demikian laporan dari media tersebut. Diduga kuat, pihak yang mengoperasikannya adalah sindikat prostitusi.

Sepertinya keberadaan website tersebut akan memicu aparat setempat melakukan investigasi. Sebab, China sudah terkenal tidak ragu memberantas konten cabul di dunia maya.

Sebelumnya dalam kasus terpisah, sebanyak 22 tersangka ditangkap karena kedapatan mengorganisir pesta seks via internet. Mereka mengadakan forum online dengan bahasan mengenai pertukaran pasangan seks. ( fyk / ash )

Siswi SMP Dicabuli Kekasih di Dalam Warung Tenda

Kediri - Entah istilah apa yang pantas untuk Tio (17). Pemuda yang baru saja lulus Ujian Nasional (UN) SMK seminggu lalu ini nekat mencabuli kekasihnya hingga 5 kali. Akibatnya, perempuan yang masih duduk di kelas 2 SMP ini mengalami pendarahan di kemaluan.

Tio pun dilaporkan keluarga korban setelah semalaman korban sebut saja SK tidak pulang rumah. SK diajak kencan Tio dengan menginap di tenda warung kawasan GOR Jayabaya Kota Kediri.

Mengetahui SK mengalami sakit pada kemaluannya saat pulang, pihak keluarga langsung melaporkan kejadian itu ke polisi atas tuduhan pencabulan. Tio pun kini meringkuk di Mapolresta Kediri.

Dihadapan petugas, Tio mengaku mengenal pacarnya baru 3 minggu lalu. Mereka langsung janjian ketemu melalui SMS usai kelulusan sekolah. Sebenarnya korban tidak ingin menginap di GOR, tapi karena terlanjur kemalaman, SK tak berani pulang.

Karena menginap di warung kawasan GOR, tersangka melakukan pencabulan tersebut dengan alas seadanya menggunakan kain spanduk yang ada disekitar warung.

"Saya melakukan hubungan badan sebanyak lima kali, itupun saya tidak melakukan pemaksaan,"ujar Tio kepada polisi saat dilakukan pemeriksaan.

Menurut Kadiv Humas Polresta Kediri AKP Surono, saat ini petugas masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap korban. Pemeriksaan ini dilakukan melalui visum untuk memastikan tindakan tersangka yang telah mencabuli korbannya.

"Dari pemeriksaan sementara, korban mengalami pendarahan di kemaluannya," ungkap AKP surono kepada wartawan.

Polisi kini mengamankan barang bukti pencabulan berupa celana dalam korban yang berlumuran darah, baju korban dan kain spanduk yang dipakai alas tersangka mencabuli pacarnya. Sementara pelaku dijerat dengan UU Perlindungan Anak dengan ancaman di atas 5 tahun penjara. (nrm/fat)

Syahwat Tak Terbendung, Pria Pengangguran Gagahi Gadis di Bawah Umur

Pacitan - Ulah ATS (20) sungguh keterlaluan. Berdalih tak kuat menahan syahwat, pria pengangguran itu tega menyetubuhi Sinta (12) (bukan nama sebenarnya, red) yang tak lain tetangganya. Peristiwa asusila itu terjadi di kamar kos pelaku di Desa Tanjungsari, Pacitan.

"Ada warga yang mengetahui dan menyampaikan kepada orang tua korban lalu diteruskan kepada polisi," kata AKP Sukimin, Kasatreskrim Polres Pacitan kepada detiksurabaya.com, Jumat (27/5/2011).

Informasi yang dihimpun, selama ini korban sering berada di rumah sendirian. Sebab, kedua tuanya yang bekerja sebagai pedagang hampir tiap hari berjualan ke luar kecamatan.

Rupanya melihat korban seorang diri, muncul niat bejat tersangka. Segala macam cara dicobanya untuk merebut hati korban. Tak cukup dengan iming-iming uang dan jajan, tersangka pun berjanji akan menikahi korban.

Akhir cerita, bocah mungil yang masih duduk di bangku SD itu pun hanya bisa pasrah saat mahkotanya direnggut tersangka. Bahkan tak puas sekali, perbuatan yang hanya pantas dilakukan suami istri itu terjadi hingga berulang-ulang.

"Pengakuannya perbuatan itu sudah dilakukan empat kali," tandas Sukimin.

Saat ini tersangka menjalani pemeriksaan di Mapolres Pacitan. Polisi menjeratnya dengan UU nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Jika terbukti bersalah tersangka diancam hukuman penjara maksimal 15 tahun, minimal 3 tahun.

Untuk kepentingan penyidikan, polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk meminta visum et repertum dari pihak rumah sakit.

"Belajar dari beberapa kasus yang pernah terjadi, kami imbau orang tua lebih waspada saat meninggalkan anak di rumah," pungkas Sukimin. (fat/fat)

Ketagihan Nonton Film Porno, Heri Gauli Anak Tetangga

Malang - Lantaran tak kuat menahan nafsu Vaulit Heri Suprianto (20), tega menodai Meri (14), sebut saja begitu, anak tetangga. Perbuatan bejat pelaku sudah dilakukan sejak 5 bulan lalu dan terungkap, Selasa (17/5/2011) malam.

Tanpa sengaja ortu Meri mempergoki keduanya dalam kondisi bugil di dalam kamar. Peristiwa itu membuat gempar keluarga Meri. Dan memilih melaporkan kasus tersebut ke aparat kepolisian.

Kini warga Desa Pakiskembar Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, ini menjalani pemeriksaan di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (UPPA) Polres Malang. "Tersangka kami tangkap kemarin malam. Setelah keluarga melapor ke polsek. Dan kini telah kita limpahkan ke polres," ujar Kapolsek Pakis AKP Gatot Setiawan dihubungi melalui telpon genggamnya, Jumat (20/5/2011).

Menurut keterangan yang dihimpun detiksurabaya.com, pelaku secara paksa buruh bangunan itu meminta korban duduk di bangku SMP itu melayani nafsu bejatnya.

Perbuatan itu selalu dilakukan pelaku di kamar korban. Sebelumnya, pelaku mengancam akan membunuh korban bila menolak permintaannya. "Perbuatan itu dilakukan pelaku di rumah korban. Terakhir Selasa malam kemarin. Dan kepergok ibu korban," beber Gatot.

Ancaman pelaku, lanjut Gatot, membuat korban ketakutan untuk menceritakan kejadian yang menimpanya. Hingga selama ini memendam derita itu seorang diri.
Sementara pelaku nekat berbuat asusila dilatarbelakangi, karena seringkali menonton film porno dari telpon seluler temannya.

"Pelaku sering menonton film porno dari hp temannya. Alasan itu membuat pelaku nekat menyetubuhi korban," ujar Gatot.

Gatot menambahkan, pihaknya telah meminta keterangan korban serta saksi. Dan memintakan visum dokter. Kini proses penyidikan dibawa ke UPPA Polres Malang. Akibat perbuatannya tersangka dijerat Pasal 285 KUHP tentang pemerkosaan, serta Pasal 287 KUHP tentang pencabulan, dengan ancaman hukuman di atas 5 tahun. (fat/fat)

Selingkuh, Sepasang Perangkat Desa Diarak Massa

Tuban - Gara-gara tertangkap basah berselingkuh dua perangkat desa dari Desa Kowang Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban digerebek dan diarak warganya. Mereka digiring dari rumah tempat kencan ke balai desa setempat, Senin (30/5/2011).

Dua perangkat tersebut masing-masing Listyowati (37), Kasi Pertanian dan Bonaji (49), Kasi Pemberdayaan Pembangunan Desa.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, hubungan asmara kedua perangkat desa itu telah diketahui warga sejak lama. Bahkan para tokoh masyarakat juga telah mengingatkan agar hubungan cinta terlarang itu dihentikan. Namun pesan dan peringatan itutak digubris kedua perangkat yang sudah sama-sama berumah tangga itu.

Akibatnya warga yang mulai malu dengan ulah perangkatnya mulai merencanakan untuk menggerebek mereka. Apalagi sudah seringkali keduanya kepergok warga tengah kencan di luar desa.

Setelah membutuhkan waktu yang cukup lama, akhirnya seorang pemuda mengetahui jika Bonaji memasuki rumah Listyowati. Warga pun akhirnya mendatangi rumah Listyowati. Mereka langsung mengepung rumah tersebut.

Mengetahui ada yang menggerebeg rumah kekasihnya, Bonaji mencoba kabur dari pintu belakang. Niat itu diurungkan, karena dari celah pintu dia tahu ada puluhan warga sudah mengepung belakang rumah.

Dengan rasa malu, akhirnya keduanya digiring ke Balai Desa Kowang sejarak 50 meter dari rumah perempuan perangkat tersebut. Di balai desa kedua perangkat itu diadili oleh pengadilan desa yang dipimpin Kepala Desa Kowang Kecamatan Semanding Tuban, Yusuf.

"Kami minta keduanya dipecat dari jabatan perangkat, mereka telah mempermalukan nama baik desa," tegas sejumlah warga di Balai Desa Kowang.

Sedangkan Kades Yusuf menyatakan, pihaknya akan menuruti tuntutan warga, jika memang keduanya terbukti melakukan pelanggaran seperti yang dituduhkan warga.

"Kalau memang mereka terbukti bersalah akan diberi sanksi tegas sesuai permintaan warga," tegas Kades Yusuf. (fat/fat)

-

Arsip Blog

Recent Posts