Keramik Langkat Melanglang Buana

Medan, Sumut - Semula sentra pembuatan keramik berkualitas, masih didominasi oleh daerah di Pulau Jawa. Namun, enam tahun belakangan, beberapa daerah di Sumatera Utara pun sudah mulai menggiatkan usaha pembuatan aneka barang dari bahan tanah liat ini.

Meski sempat tak diindahkan, namun keramik asal Kabupaten Langkat kini cukup tersohor bahkan hingga ke daerah sentra pembuatan keramik, di Pulau Jawa. Tak hanya merambah pasar nasional, produksi keramik hias yang didominasi warna gelap ini pun kini sudah melanglang buana hingga ke daratan Eropa, termasuk Bolivia, Kolombia dan juga Kroasia. Tak heran, keunikan keramik asal Langkat memang memiliki daya tarik tersendiri. Djamillah Nasution, pemilik usaha Keramik Langkat mengakui, usahanya membangun bisnis keramik terbilang sukses.

Awalnya, ia mengaku memang hanya menargetkan pemasaran untuk lokal saja. Sebelumnya, ia bahkan hanya bergelut di usaha kerajinan aneka sulaman bordir dan melukis. Ia akhirnya merintis usaha barunya di pembuatan keramik Langkat setelah menyadari bahwa kualitas tanah liat di Langkat jauh lebih baik ketimbang di Jawa.

Tak hanya itu, keseriusan pemerintah daerah juga terealisasi dengan didatangkannya beberapa tenaga ahli keramik dari Jawa untuk melatih pekerja lokal. Sejalan dengan itu dapur tungku untuk proses pembakaran berkapasitas cukup besar dibangun, dengan modal awal hanya RP 5 juta.

Setelah hasilnya jadi, ia pun mulai menawarkan berbagai jenis produknya, khususnya ke hotel-hotel yang tertarik untuk menjadikan produknya sebagai pajangan atau penghias di ruangan hotel. Lama kelamaan, permintaan terus meningkat yang meyakinkan dia bahwa produknya memang memiliki keunggulan.

"Kalau mau dibandingkan dengan keramik dari Pulau Jawa, kita punya keunggulan tersendiri. Untuk diameter, kita mampu mencetak lebih panjang. Selain itu, kita juga unggul karena desain yang kita buat cukup menarik," ujarnya ketika ditemui Tribun disela-sela pasar UMKM Sumut, di Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU), Selasa (5/7).

Ia mengatakan, produk keramik buatan mereka, antara lain tembikar, vas, serta pot bunga berukuran besar yang memiliki ornamen mulanya hanya diproduksi belasan buah saja. Namun kini, diatas lahannya yang seluas sekitar setengah hektare, ia mengklaim selalu memproduksi ratusan buah keramik setiap harinya, dengan berbagai bentuk dan motif.

Dibantu 16 orang pekerja yang memiliki keahlian khusus, ia bahkan mengaku memperoleh omset sekitar Rp 5 juta setiap harinya untuk penjualan keramiknya. Apa rahasia keunggulan keramik Langkat ini, sehingga begitu laris di pasaran lokal dan juga internasional?

"Kualitas tanah disana itu sangat bagus untuk industri keramik. Selain itu, ada juga campuran khusus untuk memperindah keramik buatan kita," ujarnya. Untuk pembuatan keramiknya ini, setiap dua atau tiga hari sekali satu unit truk membawa penuh tanah liat ke pabriknya sebagai bahan pencetakan jenis keramik.

Untuk konsumen, kebanyakan memang membeli langsung produk yang sudah mereka cetak sendiri. Namun, tak sedikit juga yang datang ke tokonya untuk khusus memesan bentuk keramik dengan desain dan motif sesuai keinginnan sendiri. Bahkan, jika si pembeli ternyata adalah seorang pecinta seni, biasanya ia tidak akan tanggung-tanggung membeli keramik, walau dipatok dengan harga yang cukup tinggi.

Demi ciri khas, ia pun tetap mempertahankan ornamen Melayu Langkat yang menjadi dominasi motif sejumlah guci, vas, patung dan barang-barang antik lain di galeri Langkat Keramik, Jalan Sei Serayu Nomor 117, Medan, Sumatera Utara.

Ornamen ini sengaja dipilih karena Langkat merupakan daerah Melayu yang memiliki spesifikasi ornamen sendiri, dibandingkan dengan daerah-daerah melayu yang ada di Pulau Sumatera. Spesifikasi ornamen itu pula yang dipercaya mengantar produk-produk Langkat Keramik mampu menembus pasar Eropa. Ia pun tak pernah luput memamerkan produknya dalam setiap pameran. Dengan harapan, produknya semakin terkenal, baik di tingkat lokal maupun internasonal.

Sementara itu, komoditas keramik diketahui juga merupakan salah satu komoditas ekspor Sumatera Utara yang dikapalkan melalui dermaga internasional Belawan International Container Terminal (BICT).

Setiap tahun aktivitas ekspor komoditas yang satu ini berfluktuasi, namun tahun ini ekspor keramik Sumut yang dikapalkan melalui terminal peti kemas BICT diprediksi mengalami peningkatan yang signifikan. Pasalnya, hingga triwulan pertama tahun 2011saja , aktivitas ekspor keramik Sumut naik sekitar 74,77 persen.

Tercatat, selama triwulan pertama 2011 aktivitas ekspor keramik Sumut melalui BICT sebanyak 5.750 ton. Sementara periode serupa jumlahnya 3.290 ton.

-

Arsip Blog

Recent Posts