Refleksi Gerak dan Hikayat Akar Melayu

Jakarta - Kebudayaan Melayu merupakan cikal bakal dari terlahirnya masyarakat Indonesia yang berbudaya. Mencakup pada kesenian, sastra, upacara, busana, bahasa, hingga pandangan hidup. Pandangan hidup di sini merupakan falsafah nilai tentang kebenaran masyarakat melayu yang ingin disampaikan dalam cerita berjuluk, "Hikayat".

Selain itu, mengingat begitu beragamnya ekspresi kebudayaan yang mengandung ide-ide estetika dalam berbagai macam bentuk kesenian berbasis Melayu khususnya pada gerak tari sebagai perwujudan akar kesenian Melayu, selain juga berfungsi untuk menopang kebudayaan bangsa melayu tumbuh dan berkembang fase demi fasenya hingga menjadi bagian dari Indonesia masa kini.

Hikayat dan gerak itulah yang menjadi pilihan program Indonesia Kita dengan pertunjukan Akar Melayu "MAK JOGI" (Hikayat Jenaka Untuk Indonesia). Pertunjukan MAK JOGI merupakan program pementasan yang ke-4 dari Indonesia Kita (setelah Laskar Dagelan, Beta Maluku, Kartolo Mbalelo). Kali ini mengolah khasanah bentuk-bentuk seni Melayu, terutama gerak tari, sebagai "akar gerak(an)" ke-Indonesia-an: bagaimana gerak itu bergerak dan menyebar sepanjang pesisir.

Akar Melayu "MAK JOGI" (Hikayat Jenaka Untuk Indonesia) akan dipentaskan pada tanggal 26 & 27 Juli 2011, pukul 20.00 WIB di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jl. Cikini Raya No. 73 Jakarta Pusat. Dengan tim kreatif: Tom Ibnur, Butet Kartaredjasa, Agus Noor, dan Djaduk Ferianto yang juga sekaligus sebagai sutradara pementasan.

Agus Noor sebagai Penulis Naskah dan Tim Kreatif mengungkapkan, bila Kisah MAK JOGI sendiri memakai pola bercerita hikayat, sebagai sebuah elegori tentang akar kebudayaan Melayu bagi Indonesia hari ini.

Pertunjukan ini didukung oleh Tom Ibnur, Hartati, Effendi Gazali, Didik Nini Thowok, Hendri Lamiri, Hoesnizar Hood, Ramon Damora, Hasan Aspahani, Raja Hafidjah, Agus PM Toh, Udin Semekot, kelompok Makyong Kep.Riau dan "Laskar Dagelan": Trio Gam-Gareng Rakasiwi, Wisben dan Joned. Mak Jogi dibalut dengan akar budaya Melayu dan juga lintas budaya: sebagai penggambaran bagaimana dialog kebudayaan itu terus terjadi dan berkembang, hingga sekarang.

Dialog kebudayaan dan kesenian dalam Akar Melayu "MAK JOGI" merupakan representasi budaya melayu di atas panggung pertunjukan yang merupakan bagian dari usaha untuk merespon, memahami, menjawab permasalahan dan mengolah kembali penafsiran tentang budaya Melayu termasuk pada tari "Zapin" sebagai khasanah tarian Melayu yang mendapat pengaruh tarian dari Arab.

Tom Ibnur selaku Koreografer dan pemeran Mak Jogi menyoal tentang budaya Melayu yang menjadi salah satu ide dasar berkesenian, "Dasar budaya Melayu berkembang dalam diri saya. Kemudian mengerucut mendalami tarian Melayu setelah mengetahui bahwa di seluruh pesisir Indonesia didiami oleh orang-orang Melayu dengan budayanya masing-masing. Ada sebuah benang merah baik dalam bahasa, adat dan pola kehidupan yang bertautan dan sangat kuat. Dan tautan itu dapat dijadikan sebuah alat pemersatu yang sangat bijak bagi bangsa ini"

Tom Ibnur menambahkan, "Ketika ajakan untuk ikut bersama Akar Melayu dalam pementasan ini, dan temanya ingin menyampaikan sebuah wacana mempersatukan bangsa ini melalui budaya Melayu, saya merasa inilah kesempatan lain, selain yang saya lakukan selama ini, untuk bersama-sama menjalankan wacana tersebut. Teramat rindu untuk itu. Bagai pepatah orang Melayu;" Pucuk dicinta ulam tiba".Rentak dan gerak Akar Melayu "MAK JOGI" akan diolah kembali oleh koreografer yang berbeda suku, inilah yang ingin disampaikan dalam bentuk pluralisme gerak dan etnis dalam satu kesatuan berlatar historis budaya Melayu.

Pementasan Akar Melayu "Mak Jogi" tentu tidak akan lengkap rasanya bagi pengunjung tanpa menyajikan kuliner yang mengusung ciri khas Melayu. Pengunjung dapat memanjakan lidah dengan Pasar Kuliner yang dimulai jam 12.00 WIB hingga malam hari.

Selain Akar Melayu "Mak Jogi" (Hikayat Jenaka Untuk Indonesia), program Indonesia Kita yang didukung Djarum Foundation melalui Djarum Apresiasi Budaya selanjutnya akan mementaskan Reaktualisasi Seni dari Timur 23-24 September dan Silang Budaya Silang Jenaka (Foklore Lelucon Rakyat) 28-29 Oktober. Keseluruhan program Indonesia Kita diselenggarakan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki.

Pada akhirnya, MAK JOGI merupakan ungkapan sebuah akulturasi yang terjadi dalam kehidupan budaya di Nusantara dan Indonesia secara khusus, akan dipadu berbagai gaya tari yang ada di berbagai daerah sebagai kekayaan khasanah budaya Indonesia. Cerminan ini menunjukkan keberagaman yang menyatu dalam kesatuan. Bhinneka Tunggal Ika.

Kehadiran Mak Jogi dapat menjadi sebuah simbol sosok yang berlayar mengarungi laut dan samudera untuk mengumpulkan tanah dan air untuk menyembuhkan tanah air.

-

Arsip Blog

Recent Posts