Seniman Mancanegara Ikuti Silaturahmi Budaya

Denpasar, Bali - Sebanyak 30 seniman macanegara tampil dalam silaturahmi budaya yang menyajikan seni suara, musik dan tari kontemporer di Studio Wianta, Jalan Pandu 56, Denpasar.

"Silaturahmi ini bersifat bebas dan spontan, namun diharapkan melahirkan sesuatu yang memberikan manfaat bagi seniman maupun penikmatnya," ujar Made Wianta, pendiri Wianta Foundation yang juga sebagai fasilitator kegiatan silaturahmi budaya, Minggu.

Ia mengatakan, dialog antarseniman lintas disiplin dan lintas negara tersebut perlu dipupuk untuk membangun jaringan serta memperkenalkan kreativitas masing-masing.

Kata Wianta, dalam beberapa kali berkumpul, para seniman itu memperbincangkan perihal proses kreatif berkesenian dengan serius. Meskipun sedang menghabiskan liburan di Bali mereka tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk manggung bersama dan saling menimba ilmu.

Sebelumnya, Wianta Foundation memang secara rutin menggelar aktivitas kebudayaan agar terjadi dialog antara seniman dan penonton sehingga menumbuhkan apresiasi yang baik. Selain di Denpasar, acara serupa maupun workshop dan diskusi juga kerap dilakukan di studio Wianta Apuan, Tabanan

Silaturahmi budaya yang juga dimeriahkan oleh musisi Sawung Jabo dan Jecko`s Dancer itu menghadirkan musisi asal Ghana Ishmael Alfa Sackey yang juga dipimpin oleh Prof Nyoman Wenten.

Alfa Sackey dengan seperangkat alat perkusi mengiringi tari kolaborasi Nanik Wenten, Debby Jones (AS), Sanjiwani (Bali) dan Jecko Siompo-Pyto Harrys (Papua). Mereka merespons ruang dan properti yang ada, yakni dua almari bekas.

"Terciptalah paduan tari Jawa, Bali, pantomim dan breakdance yang mereka siapkan beberapa jam sebelum tampil," katanya.

Prof Nyoman Wenten yang sekitar 30 tahun mengajar di CalArts Los Angeles AS ini mengatakan, semuanya serba spontan dan saling respons. Beberapa mahasiswa terbaiknya sedang mengikuti workshop dan berlibur di Bali bertemu dengan bekas muridnya yang kini mengajar di National University Singapore.

"Mereka ingin tampil berkolaborasi dengan seniman lain," kata Wenten.

Sementara itu, istri Wenten, Nanik Wenten penari Jawa yang juga pengajar CalArts mengatakan, beberapa seniman bekerja sama dengan bagus dan pintar. Bagi seniman yang terbiasa dengan segala kondisi tempat, bukan hal yang sulit untuk cepat beradaptasi.

Begitu pula ketika Sawung Jabo mengajak Ishmael dan pebiola Ashton Mills dari Inggris selama sesi beberapa jam tampak begitu rancak dan padu. Jabo berada di Bali untuk mempersiapkan album Kantata Barock bersama Setiawan Djodi dan Iwan Fals di sebuah studio di Ubud.

Menurut Jabo, Bali yang kerap dijadikan persinggahan seniman dari berbagai negara memungkinkan menjadi pusat pertemuan seniman dan budayawan dunia. Bahkan, Wenten dan Jabo sepakat jika para seniman tersebut diajak mampir di studio atau sanggar seni di Bali untuk silaturahmi dan berdialog akan menumbuhkan inspirasi dan kreativitas luar biasa.

"Acara seperti ini perlu dipertahankan dan digelar rutin. Betapa indah dan damainya seni," cetus Jabo.

Penonton yang sebagian besar seniman dan ekspatriat juga disuguhi tari api ala Hawai kakak-adik Rica dan Linda Traxtler dari AS, penyayi Liz Jones dan jam session perkusi lintas negara. Pergelaran itu ditutup dengan sebuah komposisi lagu yang dimainkan mahasiswa musik London dan National University Singapore.

-

Arsip Blog

Recent Posts