Gorontalo Punya Tradisi Literasi

Gorontalo - Sejumlah budayawan mengatakan, Gorontalo memiliki tradisi literasi yang cukup banyak namun belum digali kembali atau tidak dimanfaatkan secara maksimal. Budayawan Gorontalo, Yosef Tahir Makruf, Selasa, membantah anggapan bahwa daerah itu hanya banyak mengandalkan tradisi lisan.

Hal yang paling dekat, menurutnya, adalah sejumlah catatan hikayat yang sering dipakai dalam berbagai upacara atau ritual adat tertentu, seperti Meeraji dalam peringatan Isra dan Mi’raj, atau Tinilo Paita, yang digunakan upacara pemasangan batu nisan di kuburan.

Dia mengatakan, catatan-catatan itu bisa menjadi rujukan untuk mempelajari sejarah kebudayaan daerah itu. "Namun sayangnya, belum banyak yang berminat mempelajarinya, atau mengkaji ulang," kata dia.

Dia mengimbau generasi muda daerah itu, agar mulai menggali kekayaan literasi itu, agar tidak hilang ditelan zaman. "Banyak catatan-catatan itu yang masih tersimpan baik di masyarakat," kata pria penggagas desa wisata religius Bubohu, Bongo itu.

Dia menambahkan, hal lain yang bisa memotivasi generasi muda untuk mempelajari sejarah daerah itu, yakni dengan menelusuri jejak keluarganya sendiri. "Ini cara yang paling dekat dan memungkinkan untuk dilakukan setiap generasi muda di Gorontalo," katanya.

-

Arsip Blog

Recent Posts