Kolaborasi Barat Timur di Histoire du Soldat

Jakarta - Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis kembali menggelar pertunjukan seni musik, teater dan tari kontemporer pada 19-20 Agustus bertajuk "Histoire du Soldat" yang diinisiasi Raymond Vievermanns, musisi dari Belanda dan berkolaborasi dengan seniman Indonesia.

Siaran pers Pusat Kebudayaan Belanda di Jakarta, Kamis, menyebutkan, pertunjukan ini sebelumnya sudah pernah digelar di berbagai daerah di Indonesia seperti Semarang, Yogyakarta, Solo dan kali ini di Jakarta.

Raymon Vievermans sendiri tertarik pada karya Igor Stravinsky "Histoire du Soldat" yang dalam bahasa Indonesia "Ingin Bertemu Dengan Iblis". Karya itu dibuat pada era perang dunia I.

Pertunjukan ini bercerita tentang ketidak perdayaan manusia atas godaan setan. Karya tersebut sudah diadaptasi di berbagai negara, namun belum pernah diadaptasi di Indonesia.

Hal ini kemudian mendorong Raymond untuk mengajak Gerard Mosterd (koreografer Belanda), Eko Suprianto (penari dan koreografer dari Solo), Jamaluddin Latif (aktor teater dari Yogyakarta), Martinus Miroto (penari dan koreografer dari Yogyakarta), dan Sri Qadariatin (aktris teater dari Yogyakarta), untuk mewujudkan pertunjukan "Histoire du Soldat" yang diiringi musik live oleh Dutch Chamber Music Company.

Raymon Vievermans menyatakan dirinya sangat senang dapat tampil kembali di Indonesia untuk mencapai tujuannya yaitu mengadakan konser-konser, mengawal dan membantu proyek-proyek pendidikan berkaitan dengan musik chamber dan musik teater.

Setelah proses latihan yang dilakukan sepanjang bulan Juli 2011 di Yogyakarta, pertunjukan yang berdurasi sekitar 60 menit menghasilkan sebuah karya kolaborasi yang sangat menarik, yaitu kolaborasi musik dengan pengaruh dari barat, dipadukan dengan tari dengan pengaruh dari timur.

Selain itu Raymond juga menggandeng Slamet Gundono untuk membawakan “Si Bulbul” (The Nightingale), sebuah dongeng karya Hans Christian Andersen, diiringi musik karya Theo Loevendie, komponis kontemporer dari Belanda. Musik iringan ini akan dimainkan pula secara live oleh Dutch Chamber Music Company.

Dalam rangkaian pertunjukan ini, Dutch Chamber Music Company akan memainkan pula musik kontemporer karya komponis-komponis Indonesia, yaitu Slamet A Sjukur, Gatot D Sulistiyanto (dinyanyikan oleh Ika Sri Wahyuningsih, seorang vokalis opera dari Yogyakarta), dan Michael Asmara.

Menurut Bob Wardhana Wakil Direktur Erasmus Huis mengatakan pertunjukan ini akan dibagi menjadi dua bagian yang akan dibagi selama dua hari.

Bagian pertama berupa pertunjukan pagelaran musik kontemporer dan bagian kedua berupa pertunjukan musik, tari, teater yang berlangsung selama dua hari.

Ansambel Dutch Chamber Music Company (DCMC) terdiri dari tujuh orang anggota dari Het Brabants Orkest dari Eindhoven, Belanda.

Pemainnya, Raymond Vievermanns trompet merangkap pemimpin artistik, Arno van Houtert memainkan klarinet Jvzsef Auer, Fagot Quirijn van de Bijlaard memainkan trombone, Tijmen Wehlburg pada biola, Pia Pirtinaho pada contra bass dan Han Vogel pada perkusi.

-

Arsip Blog

Recent Posts