Pengunjung Serbu Temuan Makara di Candi Muarojambi

Muarojambi, Jambi - Dia makara atau arca yang ditemukan di kawasan situs percandian Muarojambi, Provinsi Jambi, kini makin banyak dikunjungi warga yang ingin mengetahui benda bersejarah tersebut.

Sejak ditemukannya dua makara yang tak jauh dari Candi Kedaton di kawasan percandian Muarojambi di Desa Muaro Jambi Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muarojambi, makin banyak warga yang datang untuk melihat, kata Zubaidi, pegawai Balai Pelestarian Peninggalan Purbakal (BP3) Jambi di lokasi temuan makara, Minggu.

"Boleh dikatakan sejak ditemukannya dua makara itu, jumlah pengujung meningkat tajam dari hari-hari sebelumnya, sebagian besar merupakan warga Jambi," katanya.

Biasanya di bulan Agustus tahun-tahun sebelumnya, kawasan peninggalan purbakala itu relatif sepi, apalagi jika dalam bulan ramadan, pengunjung yang datang bisa dihitung, khususnya ke Candi Kedaton, namun sejak ditemukan makara, masyarakat silih berganti datang.

Secara umum, meskipun meningkat, belum bisa dikatakan terjadi lonjakan drastis, sebab umumnya setiap Agustus jumlah pengunjung terbilang normal, bahkan dalam satu bulan hanya mencapai 1.500-2.000 pengunjung.

Biasanya lonjakan drastis terjadi pada saat Idul Fitri, karena adanya libur bersama lebaran mencapai lima hari. Lazimnya, akan digunakan banyak keluarga mengunjungi situs candi Muarojambi.

Saat ditemui di lokasi, Ronald Rusli, Pemuda Budha Theravada Indonesia Jambi (Patria) menjelaskan, kedatangannya ke lokasi temuan makara bersama rekan-rekannya karena ingin mengetahui lebih jauh temuan sejarah itu.

Temuan itu sangat besar artinya bagi sejarah peradaban kebudayaan Budha di Muarojambi, karena itu ia berharap agar pemugaran yang kini tengah dilakukan betul-betul memperhatikan nilai-nilai historis yang terkubur.

"Saya berharap ada temuan lain yang dapat menjelaskan perkembangan kebudayaan masa lalu di sini," ujarnya.

Ia juga berharap ada satu metode yang mampu merekonstruksi peradaban kebudayaan Budha pada masa Sriwijaya di Muarojambi, sebab secara detil dirinya mengaku tidak mengetahui metode arkeologi dalam membaca sisa peradaban.

Namun, sebagai umat Budha dirinya berkeinginan agar peradaban itu bisa dimunculkan meskipun melalui puing-puing yang tersisa.

Ronald mengakui ada beberapa persamaan umat Budha saat ini dengan peninggalan sejarah peradaban umat Budha di Muarojambi, misalnya saat ini di setiap Vihara pada bagian pintu masuk selalu ada dua patung yang diletakkan yang berfungsi sebagai penyambut.

Patung-patung itu menyerupai perwujudan singa, namun pada temuan itu yang ditemukan adalah perpaduan antara dua makhluk yang diidentikan dengan gajah dan naga yang fungsinya sebagai penolak bala.

"Kesamaannya dengan Vihara saat ini sama-sama ada patung di depan pintu masuk, di kanan dan kiri. Bedanya saat ini patungnya berupa singa," katanya.

Ronald berharap ke depan Candi Kedaton bisa juga dijadikan tempat ritual agama Budha, apalagi dari sekian banyak candi di Indonesia, posisi candi Muarojambi sebagai yang terbesar dan potensial untuk digali.

-

Arsip Blog

Recent Posts