Promo Wisata Indonesia di Malaysia

Jakarta - Melalui MATTA Fair 2011, Indonesia ingin menggaet para wisatawan dari Malaysia. Berbagai strategi promosi terus dipikirkan untuk bisa meyakinkan wisatawan asing mau datang ke Indonesia.

Di antara ribuan orang yang berlalulalang dalam ruangan pameran itu, Branch Manager Vayatour Suradi yang terlihat sibuk menawarkan paket-paket wisata menarik di Kota Bandung. Meskipun raut wajahnya tidak bisa menyembunyikan kelelahan, Suradi tetap antusias melayani berbagai pertanyaan pengunjung MATTA Fair 2011yang ingin mengetahui seluk-beluk potensi wisata di Indonesia pada umumnya dan di Kota Bandung pada khususnya.

Dia adalah satu dari 90 agen perjalanan wisata yang turut serta memasarkan paket-paket perjalanan wisata yang menarik di Indonesia. Tidak heran jika kelelahan mendera para delegasi Indonesia selama gelaran pariwisata yang diselenggarakan oleh asosiasi agen perjalanan wisata Malaysia tersebut. Sebab, selama lima hari terhitung sejak Rabu (10/8) sampai Minggu (14/8), puluhan orang terlibat secara aktif dan agresif berupaya keras menarik minat wisatawan asing untuk melakukan kunjungan ke Tanah Air.

Gelaran tersebut memang dimanfaatkan secara maksimal oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kemenbudpar) yang menggandeng pelaku bisnis perjalanan wisata untuk bersinergi meyakinkan wisatawan asing mau berkunjung ke Indonesia.

“Kita harus agresif dalam memasarkan dan mempromosikan wisata di Indonesia, terutama di pasar utama kita, yaitu negara Asia,” ungkap Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Kemenbudpar Sapta Nirwandar di Kuala Lumpur, beberapa waktu lalu.

Agresivitas dan strategi yang matang diyakini sebagai kunci sukses upaya promosi dan pemasaran pariwisata di Indonesia. Tanpa itu, target angka kunjungan wisatawan asing yang tahun ini dipatok pada kisaran 7 juta wisatawan, sulit terealisasi. Berbagai strategi promosi terus dipikirkan untuk bisa meyakinkan wisatawan asing mau datang ke Indonesia.

Pasar Asia memang menjadi bidikan pemerintah. Wisatawan asal Singapura, Malaysia, Korea, Thailand, China, India, Taiwan, dan Jepang, merupakan pasar utama wisatawan internasional. Kedekatan budaya antara negara-negara tersebut dan Indonesia, menjadi salah satu penilaian pentingnya menggaet dan menguasai pasar wisatawan asal Asia. Meskipun masih ada pula pasar wisatawan asal Timur Tengah dan Eropa yang juga cukup intens melakukan kunjungan ke Indonesia.

Jika tidak agresif, maka besar kemungkinan wisatawan asing yang seharusnya berpotensi besar melakukan kunjungan ke Indonesia, justru akan berbalik mencari daerah lain. “Salah satu strateginya adalah inovasi agar wisatawan tidak bosan berkunjung ke Indonesia,” katanya.

Promosi dan marketing pariwisata menjadi ujung tombak kinerja pariwisata di dalam negeri. Dengan dukungan pelaku bisnis pariwisata Tanah Air, pemerintah optimistis mampu mendongkrak angka kunjungan wisata asing ke dalam negeri.

Pariwisata juga termasuk satu dari 22 aktivitas ekonomi nasional yang terangkum dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia atau yang lebih dikenal dengan MP3EI. Pemerintah menetapkan Pemerintah Provinsi Bali dan Nusa Tenggara sebagai pintu gerbang pariwisata nasional di koridor enam MP3EI. Bali dipilih lantaran sudah menjadi ikon bagi wisatawan internasional dan nasional.

Meskipun menjadi pilot project, pemerintah mengaku tidak akan melupakan potensi pariwisata dari daerah lain. Semisal, di Koridor Jawa,pemerintah menetapkan 10 destinasi pariwisata. Koridor Kalimantan menetapkan 7 destinasi pariwisata,Sulawesi dengan lima destinasi proyek, dan Bali/NT dengan 9 aktivitas. Pihaknya juga tidak melupakan kekuatan besar wisatawan dari pasar dalam negeri.

“Pasar dalam negeri atau wisatawan domestik juga cukup potensial untuk digarap,” jelasnya.

Upaya untuk memaksimalkan berbagai strategis promosi dan pendekatan merupakan tantangan tersendiri. Sebab, jika mengacu pada skenario rencana strategi atau rencana induk pariwisata nasional, pemerintah menargetkan angka kunjungan wisatawan asing mencapai 20 juta wisatawan per tahun. Sapta optimistis, target pada 2014 dengan 10 juta angka kunjungan wisatawan asing per tahun bakal tercapai.

Misi promosi potensi wisata yang dilakukan Kemenbudpar ke luar negeri, bukan tanpa target. Setiap misi promosi yang melibatkan langsung pelaku usaha khususnya di pasar Asia, harus menghasilkan komitmen-komitmen kunjungan wisata melalui berbagai paket yang ditawarkan.

Beberapa metode pendekatan dan strategi promosi yang rutin dilakukan adalah table top di mana agen pariwisata asal Indonesia langsung bertatap muka untuk menjalin kerja sama dengan agen perjalanan wisata Malaysia, serta pameran di berbagai kegiatan promosi.

Hasilnya, berdasarkan data Kemenbudpar, sejak terlibat dalam gelaran MATTA Fair2011, delegasi Indonesia yang diwakili pelaku bisnis travel wisata mampu melahirkan komitmen sebanyak 13.100 paket wisata dengan nilai transaksi lebih dari Rp20,8 miliar.

“Strategi yang selama ini dipakai cukup efektif. Terlebih table top karena kita (delegasi Indonesia) bertemu langsung dengan pelaku bisnis pariwisata di Malaysia,” jelasnya.

Tidak berhenti di situ saja, strategi promosi lain yang dijajaki melalui perkenalan kebudayaan dan kekayaan budaya Indonesia di mata dunia internasional. Liuk gemulai tubuh penari asal Nangroe Aceh Darussalam (NAD) yang membawakan berbagai tarian dari Indonesia serta dilengkapi dengan pagelaran fashion show yang menampilkan keunikan budaya batik khas Solo yang diperagakan oleh Komunitas Batik Solo diyakini cukup mendorong ketertarikan wisatawan asing yang berkunjung di MATTA Fair.

Selalu mengedepankan tema dan jargon “Wonderful Indonesia”, delegasi dari Kemenbudpar dan pelaku bisnis wisata di Tanah Air, mencoba memberikan yang terbaik sebagai bagian dari upaya promosi dan marketing. Indonesia memang tidak asing di mata warga Malaysia. Selain bertetangga dan berbatasan langsung,kemiripan budaya antar dua negara ini menjadi daya tarik dan poin utama untuk mendorong angka kunjungan wisata.

“Saya sudah sering datang dan berjalan-jalan ke Indonesia, hampir seluruh wilayah. Dana saya memang punya rencana dalam waktu dekat akan kembali berkunjung ke Indonesia,” kata seorang warga Malaysia, Abdul Hakim.

Direktur Promosi Luar Negeri Kemenbudpar Noviendi Makalam mengungkapkan, meskipun memfokuskan diri menggenjot wisatawan mancanegara, salah satu kekuatan utama penopang dan penyelamat sektor pariwisata di tengah kekhawatiran menurunnya minat wisata lantaran kondisi ekonomi dunia yang melambat adalah wisatawan domestik yang jumlahnya diakui sangat besar. Dia menyatakan, promosi dalam negeri sama pentingnya dengan berbagai promosi yang dilakukan di luar negeri. Pasar dalam negeri juga perlu dibidik lebih serius.

-

Arsip Blog

Recent Posts