Festival Lampu Colok Pelestarian Budaya Melayu

Karimun - Perlombaan lampu colok merupakan salah satu wujud dari pelestarian budaya Melayu yang ada dai Kabupaten Karimun. Lampu colok merupakan salah satu budaya yang sudah turun temurun dilaksanakan masyarakat melayu Kepri. Festival lampu colok ini adalah upaya mempertahankan dan melestrikan budaya itu. Mudah-mudahan tidak hilang di bumi Melayu.

Festival lampu colok tersebut akan berlangsung selama lima hari hingga malam hari raya Idul Fitri. Kita akan melihat keindahan dan kretivitas dari masing-masing peserta lampu colok. Di ikuti seluruh kelurahan se kabupaten Karimun dalam memeriahkan festival lampu colok ini. Setiap jalan selalu dihiasi dengan gapura yang diberi ornamen berbentuk kubah masjid, dengan dihiasi lampu yang jumlahnya mencapai ribuan.

Para pemuda setempat bergotong-royong melakukan berbagai macam persiapan, seperti mengumupulkan kaleng bekas untuk dijadikan lampu colok, serta mencari kayu untuk tiang gapura berbahan kayu dengan tinggi 25 Meter. Persiapan membangun gapura itu dilakukan sejak awal puasa, dengan menggunakan dana iuran pemuda setempat tanpa ada bantuan dari instansi pemerintah. Lampu colok yang digunakan sekitar 3.000 buah, dan diperkirakan akan menghabiskan sembilan drum minyak tanah hingga malam lebaran.

Masyarakat Kabupaten Karimun biasanya mempersiapkan gapura lampu colok untuk peringatan Tujuh Likor pada malam 27 Ramadhan dengan pemasangan lampu colok.

-

Arsip Blog

Recent Posts