Industri Batik Harus Dapat Sejahterakan Masyarakat

Jakarta - Batik Indonesia yang sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia non benda sejak tahun 2009, harus dapat menyejahterakan ekonomi masyarakatnya. Karena itu kita harus bangga membeli dan memakai busana batik sebagai warisan budaya yang merupakan jatidiri bangsa Indonesia.

Hal itu diutarakan Menko Kesra Agung Laksono dalam sambutan tertulis yang dibacakan Deputy Menko Bidang Budaya dan Pariwisata, Sugihartatmo ketika membuka pameran batik Cirebon di Museum Tekstil Jakarta, Jalan KS Tubun, Selasa (20/9). Sugihartatmo bersama Wakil Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Tinia Budiati menggunting rangkaian melati dan meninjau 140 lembar kain batik yang dipamerkan.

Menurut Menko Kesra, ada lebih dari 80.000 pengrajin dan pengusaha batik di seluruh Indonesia. Maka dari itu diperlukan kesadaran masyarakat untuk tetap melestarikan dan melindungi batik Indonesia dan meningkatkan daya saing.

Sementara Wakadis Parbud DKI Tinia Budiati mengakui batik Cirebon yang berasal dari keraton memiliki kekhasan tersendiri dan ciri sosial cukup tinggi. Karena itu perlu dipelajari oleh para kolektor batik. Kegiatan bertajuk "Mengungkap Perjalanan Batik Cirebon" ini berlangsung 20 -25 September.

Menurut Kepala Museum Tekstil H Indra Riawan, terselenggaranya pameran ini berkat partisipasi pihak keraton Cirebon dan kolektor.

Pada pembukaan tersebut hadir Gusti Patih Pangeran Raja Qodiran dari Kanoman dan Sultan Kacirebonan Abdulgani Natadiningrat T, SE, Dubes Hongaria dan Dubes Turki.

Selama 6 hari diisi pula acara Bincang bincang batik dengan pembicara Katura , bazaar batik dan kuliner serta workshop batik pada 23 September.

-

Arsip Blog

Recent Posts