Pembangunan Tugu Zapin di Pekanbaru Menuai Kritik

Pekanbaru - Pembangunan Tugu Zapin, pengganti Tugu Pesawat di bundaraan halaman Kantor Gubernur menuai kritikan. Sejumlah tokoh menilai pembangunan tugu tidak mecerminkan budaya Melayu, mubazir dan mengorbankan sejarah Riau masa lalu.

Sejarawan Riau Prof Suwardi HS menilai dari sketsa tugu yang menyerupai patung penari zapin tidak sesuai dengan budaya Melayu yang identik dengan Islam. Sedangkan tugu sebelumnya, Tugu Pesawat merupakan tugu perlambang perjuangan Riau melawan penjajahan Belanda guna mempertahankan kemerdekaan RI.

"Di mana rangka pesawat tersebut berhasil dijatuhkan oleh pejuang Riau, yang dipimpin oleh Sultan Siak. Pesawat yang akhirnya didirikan menjadi tugu di bundaran depan Kantor Gubernur kini, menjadi saksi sejarah perjuangan melawan Belanda," ujar Suwardi.

Walau demikian, katanya, pergantian Tugu Pesawat dan dipindahkan ke tempat lain sebenarnya juga tidak soal, dengan alasan perkembangan zaman. Namun diupayakan agar penggantinya dapat mencirikan nilai Islami. Jika tugu tersebut diganti dengan jenis patung tentunya tidak lagi mencirikan budaya Melayu yang kental dengan Islam. Terkesan menjadi suatu kemusyrikan, ketika jenis patung menjadi sebuah ikon.

"Kalau diganti dengan tugu, seperti prasasti atau benda selain jenis patung masih dapat diterima sesuai dengan ajaran Islam. Namun ketika diganti dengan jenis patung, tentunya telah menyalahi aturan agama yang melarang perumpamaan wujud manusia berupa patung dan sebagainya," tambahnya. Sedangkan pemindahan kerangka pesawat harus dijelaskan seperti apa kerangka pesawat tersebut berada di tempatnya yang baru.

Mubazir

Anggota DPRD Riau Asrul Jaafar mengatakan Pemprov Riau jangan terlalu memaksakan pembangunan Tugu Zapin yang dinilai menelan dana yang cukup besar. Seharusnya dana sebesar Rp4,4 miliar untuk bangun tugu bisa dialokasikan bagi kepentingan lain yang sangat diperlukan masyarakat banyak.

Saat ini sudah terlalu banyak alokasi APBD Riau yang terserap untuk PON dan sangat kecil anggaran yang berpihak ke masyarakat kecil. Sehingganya pembangunan tugu dinilai mubazir karena tidak menguntungkan bagi masyarakat miskin yang jelas-jelas butuh kucuran dana untuk usaha kecil.

Sedangkan Sekretaris Partai Demokrat Riau, Koko Iskandar justeru melihat kepentingan pihak tertentu di balik pembangunan Tugu Zapin. Katanya, seharusnya Gubernur Riau (Gubri) bisa menahan diri jangan mengorbankan sejarah Riau masa lalu. Silakan bangun Tugu Zapin tapi letaknya tidak harus di depan Kantor Gubernur.

Selaku generasi muda, dirinya mengaku kecewa dengan langkah pembiaran Gubri. Dan ini harus dihentikan demi sejarah bagi generasi selanjutnya. Bagaimana pun keberadaan Tugu Pesawat sekarang ini bukan sembarang pesawat, tapi pesawat yang ada kaitannya dengan perjuangan di Riau.

"Memang sangat lucu, saat kita mencanangkan maskapai Riau Air justeru kita menghilangkan maskot pesawat. Memang ini tidak ada kaitannya tapi kalau dikaji pasti ada korelasinya bahwa penerbangan di Riau sudah pernah punya sejarah," ungkapnya.

-

Arsip Blog

Recent Posts