Taufiq Ismail: Kualitas Sastra Tentukan Peradaban

Yogyakarta - Sastra adalah karya cipta dan rasa. Kegiatan kreatif ini juga bisa menjadi sarana untuk pembentukan karakter suatu bangsa yang beradab. Apalagi, dalam sastra kaya akan nilai-nilai. Jika kualitas sastra menurun, bagaimana dengan pembentukan karakter bangsa beradab yang ingin dicapai?

Sastrawan Taufiq Ismail menyampaikan kegelisahannya itu dalam sarasehan kebudayaan bertema ‘Menemukan Kembali Esensi Kebudayaan Indonesia dalam Rangka Membentuk Karakter Bangsa’ di Auditorium UNY, Kamis (27/10). Event digelar oleh Komunitas Studi Budaya, UKMF Muslim Al-Huda dan Mahasiswa FBS UNY.

Dalam penilaian Taufiq, keberlangsungan sastra harus terus digalakkan dan digiatkan sejak dini. Kualitas pembelajaran juga harus ditingkatkan. Diakui, meskipun saat ini banyak bermunculan sastrawan dengan hasil karya yang berjubel, namun dari segi kualitas masih sangat minim.

“Perkembangan sastra saat ini cukup bagus, hanya saja dari isinnya masih kurang greget. Ini disebabkan karena banyak sastrawan yang tidak suka membaca dan menulis dengan serius,” ujar Taufiq. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya sastrawan yang mengekor pendahulunya.

Padahal, lanjut Taufiq, kualitas membaca dan menulis menjadi pilar dalam mewujudkan sastrawan berkualitas. Pembelajaran sastra di sekolah-sekolah juga mengalami kemunduran. Bahkan, saat ini banyak orang gandrung dengan bahasa asing daripada bahasa Indonesia, sungguh memprihatinkan.

Karena itu, pihaknya terus berjuang bagaimana agar kurikulum pendidikan bisa berpihak kepada pengembangan sastra di tanah air. “Kalau bisa pembelajaran penulisan cerpen, pembacaan puisi dan kegiatan penulisan lainnya bisa ditingkatkan di sekolah-sekolah sejak dini,” harapnya.

“Dalam impian saya, terbayang sebuah kelas yang penuh dengan pelajaran sastra, siswa-siswanya diberikan buku antologi sastra, mulai dari puisi atau cerpen. Lalu mereka diminta membaca dan mendiskusikan bersama-sama,” ujarnya. Dengan pembelajaran bersama, dan peningkatan kualitas membaca dan menulis diharapkan kualitas sastra akan banyak bermunculan.

Impian tersebut, lanjut Taufiq, membutuhkan guru bahasa dan sastra yang berkualitas dan prima, yang suka membaca dan pintar menulis. Fasilitas buku sastra di perpustakaan pun meningkat. Sehingga cita-cita menuju manusia dengan peradaban yang bagus bisa tercapai.

Budayawati Aceh Peroleh Penghargaan Sastra 2011

Banda Aceh, NAD - Budayawati Aceh D. Kemalawati terpilih sebagai salah satu penerima penghargaan sastra untuk kalangan pendidik 2011 yang diselenggarakan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

"Alhamdulillah, tidak menyangka dari tiga orang mendapat penghargaan sastra 2011 itu, saya salah satunya di luar Pulau Jawa," kata Kemalawati di Banda Aceh, Sabtu malam.

Penghargaan sastra itu diperolehnya dalam rangkaian peringatan hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2011 di Jakarta. Penghargaan itu diserahkan langsung oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Agus Dharma.

D. Kemalawati, sarjana matematika yang juga guru SMK Negeri 2 Banda Aceh itu mengaku penghargaan tersebut diberikan atas karya sastra sebagai penulis cerpen, opini dan syair serta pemain drama.

Sejumlah judul buku karyanya selama ini antara lain berjudul "Surat dari Negeri Tak Bertuan (antologi puisi dalam bahasa Inggris dan Indonesia), Seulusoh (novel), Pembelaan Guru (opini pendidikan) serta beberapa karya antologi bersama, baik dalam maupun luar negeri.

D. Kemalawati juga telah meluncurkan buku antologi puisi "3 Dihati" bersama penyair nasional, Diah Hadining (Jakarta) dan Dimas Arika Miharja (Jambi).

Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian Banda Aceh Sofyan Sawang mengatakan penghargaan yang diraih sastrawati Aceh tersebut sebuah kenyataan bahwa kehidupan sastrawan/sastrawati Aceh masih eksistensi tidak hanya di tingkat lokal tapi mampu berbicara pada tatanan nasional.

"Rentetan sejarahnya sebenarnya Aceh tidak terlepas sastra. Sebab Aceh banyak melahirkan sastrawan besar baik nasional maupun internasional. Bahasa persatuan (Indonesia) yang pertama itu merupakan sumbangsih dari sastra dari Aceh," kata dia.

Ia juga berharap penghargaan sastra bagi sastrawati Aceh (D Kemalawati) itu dapat mendorong penulis (sastrawawan muda) di Aceh lainnya untuk terus berkarya.

Oleh karenanya, Sofyan Sawang meminta peran pemerintah dan berbagai pihak lainnya agar memberi ruang yang cukup bagi seniman Aceh guna bisa berkreasi dengan memperbanyak agenda seni dan budaya seperti perlombaan dan pementasan sehingga mereka dapat beraktifitas.

Gelar Kreasi Seni dan Budaya Memperingati Sumpah Pemuda

Baleendah, Jabar - Peringatan Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa yang diselenggarakan di SMAN 1 Baleendah ternyata cukup menarik. Pasalnya, mereka betul-betul mewujudkannya dalam satu kemasan kegiatan budaya dan bahasa Nusantara dengan menampilkan berbagai kreativitas budaya dan seni, bahasa, dan makanan Nusantara.

Kegiatan tersebut berlangsung Sabtu (29/10), di lapangan upacara SMAN 1 Baleendah. Acara diawali upacara adat Sunda dengan lengser yang dilanjutkan dengan tari merak yang dibawakan sekitar 10 siswi SMAN 1. Setelah upacara adat selesai, dilanjutkan dengan penampilan acara lainnya, seperti penampilan siswa-siswi yang berpakaian adat Nusantara.

Peragaan pakaian tradisional Nusantara terlihat cukup unik, karena para siswa yang memerankan pakaian adat Nusantara tersebut berbicara sesuai dengan daerah asalnya masing-masing. Di antaranya pakaian dan bahasa asal Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Maluku, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan Aceh.

Bersamaan dengan kreativitas budaya dan seni, sedikitnya 10 stan bazar berderet mengitari selasar. Di sekitar selasar, berdiri tenda ukuran besar dan panggung untuk pentas berukuran sekitar 5 kali 8 meter dengan tinggi sekitar 1 meter lengkap dengan peralatan musik dan dekorasi.

Menurut Wakasek Bidang Kesiswaan, Apsa Setia didampingi staf Humas SMAN 1, Agus, S.Pd., kegiatan tersebut diharapkan dapat menumbuhkembangkan wawasan kebangsaan siswa sekaligus untuk melestarikan budaya Nusantara. Hal itu sesuai tema yang diusung, "Melalui Peringatan Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa, Kita Tumbuhkembangkan Wawasan Kebangsaan dan Melestarikan Budaya Bangsa".

Kegiatan selengkapnya yang mencerminkan nilai-nilai Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa yaitu bazar, lomba busana daerah, kreasi seni Sunda, lomba baca pantun (bahasa Indonesia), lomba pidato (bahasa Inggris), lomba pidato bahasa Sunda, lomba pidato bahasa Indonesia, lomba maca warta (baca berita dalam bahasa Sunda), lomba baca berita dalam bahasa Jepang (Shuji Contest), game, kabaret, lomba cerita bahasa Inggris (story telling), lomba cerita bahasa Jepang (rodoku), dan lomba menulis bahasa Jepang.

"Kegiatan ini melibatkan kelas satu, dua, dan tiga.," kata Apsa.

Makan Enak di Festival Gerobak Kuliner

Jakarta - Sekitar 150 pedagang kaki lima se-Jakarta mengikuti Festival Gerobak Kuliner 2011 di Mega Glodok, Kemayoran, Jakarta Utara, Ahad (30/10). Berbagai makanan unik bisa ditemukan di salah satu areal salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta ini.

Nasi bakar hainan dan nasi kebuli, kolak durian yang disajikan dengan ketan hitam dan kacang hijau, hingga soto kuali ada di festival makanan itu. Soto khas Solo pun bisa Anda pesan sesuai selera, dengan daging atau ayam. Cukup hanya dengan uang Rp 10 ribu, soto nikmat bisa anda santap.

Sesuai temanya tak hanya makanan lezat yang tersaji, juga ada gerobak unik. Gerobak satu ini menggunakan 12 meter kain batik Kalimantan. Menu yang disajikan pun dinamakan ayam bakar batik.

Sora Pasundan Tampil Hebat di Singapura

Singapura - Luar biasa! Itulah kata yang pas buat tiga musisi gamelan sunda Ganjar (kendang), indra (saron) dan irfan (bonang) yang tergabung dalam Sora Pasundan yang konser di Panggung Terbuka Esplanade, Singapura, pada Sabtu malam (29/10) mulai pukul 19.30 hingga 23.00 waktu setempat sebanyak tiga sesi.

Penampilan mereka yang rancak dan kompak telah memaku penonton di tempat duduknya hingga tiap sesi kon ser selesai. Bahkan, hingga pertunjukan ketiga yang dimulai pukul 21.45, penonton Singapura masih setia menemani Sora Pasundan hingga nomor terakhir.

Membuka pertunjukan dengan sebuah nomor yang dinamis, kelompok ini langsung mendapat sambutan riuh dari para penonton. Ketiga personel Sora Pasundan benar-benar menunjukkan kelasnya sebagai seniman berpengalaman, sehingga mampu mengatur emosi penonton untuk larut bersama sajian musik mereka.

Maka tak heran, ketika pembawa acara Roswita yang juga ikut memainkan icik-icik memperkenalkan satu persatu personel Sora Pasundan seraya memintanya memainkan alat musik yang mereka pegang, penonton berkali-kali memberikan tepuk tangan.

Setelah penonton dibuat semangat dengan tempo cepat dan rancak, pada lagu kedua, "Lalayaran", Sora Pasundan memnyuguhkan kelembutan angin di laut yang tenang. Begitulah, secara cerdas anak-anak Sora Pasundan mengatur dinamika pementasan sehingga penonton tidak bosan menyaksikan mereka.

Menurut Roswita, sebetulnya ada pemain seruling pada grup ini, namun karena sebuah hal, personel itu urung datang ke Singapura.

Sebagai sebuah pertunjukan, kelompok ini memang menarik untuk disimak. Terutama permainan kendang yang atraktif dan dimainkan dengan cara yang ekspresif. Pemain saron dan bonang juga tak kalah ekspresifnya, berkali-kali keduanya mengeluarkan suara-suara yang mengundang semangat para penonton.

Itulah soalnya, hingga pertunjukan usai, penonton masih nampak memenuhi tempat duduk di panggung Esplanade.

Taman Budaya Gelar Budaya Nusantara

Pontianak, Kalbar – Memperingati Hari Sumpah Pemuda, Taman Budaya Kalbar menggelar busana budaya nusantara. Tujuannya untuk mendidik para pemuda supaya tidak terjerumus dalam hal-hal negatif.

“Ini kita lakukan untuk selalu menjaga identitas bangsa dan memang pembinaan harus dilakukan sejak dini. Tugas kita bersama untuk memperkenalkan kepada para pemuda akan kebudayaan-kebudayaan yang kita miliki,” kata Sabar Hati Duha, Kepala Taman Budaya Kalbar, Jumat (28/10) di Pontianak.

Pesona Budaya Nusantara dilaksanakan sengaja bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda. Itu dikarenakan awal dari perjuangan kemerdekaan ini telah dirintis oleh para pemuda Indonesia, makanya, para pemuda sekarang ini perlu dibina dalam sebuah seni budaya.

Dikatakan oleh Sabar, kebudayaan dan seni yang tumbuh dan berkembang dari kehidupan masyarakat Indonesia, dan sebelumnya telah dilestarikan oleh para pendahulu-pendahulu yang peduli akan budaya dan seni itu sendiri dan dilaksanakan secara turun temurun. “Kita harapkan, para pemuda kita aktif berkreasi dalam seni budaya ini,” jelasnya.

Sebagai wujud kepedulian dalam mengisi Kemerdekaan dan semangat para pemuda, dirinya sangat berharap para pemuda Indonesia perlu dibekali, dan mereka tidak lupa akan jati diri Bangsa. “Kita perlu mendidik mereka dalam sebuah karya seni budaya untuk melestarikannya seni dan budaya lewat sebuah pertunjukan,” harapnya.

Sementara itu, Direktur Seni Pertunjukan, Dirjen Nilai Budaya, Seni dan Film Kantor Kementerianbudpar RI, Widodo mengatakan karya seni budaya yang dikemas dalam Pesona Budaya Nusantara akan menjadi karya terbaik untuk dapat meningkatkan, mengembangkan dan memanfaatkan keaslian daerah ini.

“Saya harap, kegiatan ini dapat memacu kreativitas para seniman-seniman muda untuk bisa menggali potensinya, sehingga dapat tampil pada even Internasional,” harap Widodo.

Tanamkan Budaya Lewat Lomba Busana

Banjarmasin, Kalsel - Budaya menunjukkan bangsa. Tak salah memang ungkapan itu. Budaya menjadi bagian penting dalam kehidupan, karena budaya, khususnya budaya timur, sarat ajaran tata krama serta nilai-nilai luhur.

Adalah penting mengenalkan budaya Indonesia yang beraneka ragam kepada anakanak, sebagai generasi penerus yang akan melestarikan dan memelihara budaya Indonesia.

Salah satu cara menanamkan cinta budaya di antaranya mengenalkan busana daerah yang di tanah air ini banyak ragamnya. Seperti halnya dilakukan di SD Muhammadiyah 9 Jalan A Yani Km3 Banjarmasin, menggelar Apresiasi Seni Budaya dengan salah satu agendanya adalah pentas busana daerah, Sabtu (29/10).

Sebagaimana disampaikan Ketua Panitia Apresiasi Seni Budaya Siswa SD Muhammadyah 9, Elya Sari. S.Sos, acara peragaan busana daerah dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda.

“Tema kegiatan yaitu cintailah seni dan budaya daerah. Harapannya dengan acara tersebut anak-anak bisa lebih mencintai seni dan budaya daerah di Indonesia,

Salah satunya mengenal busana daerah atau adat,” ujar Elya.

Lanjutnya, kegiatan ini akan menambah wawasan dan pengetahuan anak mengenai pakaian adat yang ada di Indonesia. Selain itu meningkatkan rasa nasionalisme, cinta tanah air dan menumbuhkan percaya diri pada anak.

“Lewat peragaan busana daerah atau adat ini kita juga mengenalkan keragaman atau kebhinekaan bangsa Indonesia,” jelas Elya.

Para siswa dan siswi yang mengikuti pentas apresiasi seni budaya tersebut mengenakan busana adat berwarna-warni dari berbagai daerah. Kemudian berlenggak-lenggok di atas panggung untuk dinilai dewan juri.

Ada beberapa anak terlihat canggung berjalan seperti peragawan dan peragawati namun adapula yang terlihat percaya diri.

Sleman Kesulitan Tentukan Motif Khas Batik Daerah

Sleman, DIY - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, hingga kini masih kesulitan untuk menentukan motif batik yang bisa menjadi penanda daerah ini.

"Kesulitan tersebut disebabkan banyaknya ikon kultural yang ada, sedangkan perajin batik Sleman yang jumlahnya ratusan kini masih belum terinventarisasi dengan baik," kata Wakil Bupati Sleman Yuni Satia Rahayu, Sabtu.

Menurut dia, belum adanya motif batik khas Sleman menjadi pekerjaan rumah besar karena selama ini belum ada diskusi soal ikon yang akan dipakai dan inventarisasi pembatik untuk membicarakannya.

"Adanya kekhasan motif batik Sleman mendesak ditentukan karena turut berpengaruh pada kondisi pasar batik yang selama ini turut diandalkan sebagai potensi ekonomi kreatif sejak UNESCO menetapkan batik sebagai warisan budaya dunia 2009," katanya.

Ia mengatakan, saat ini Pemerintah Kabupaten Sleman akan menginventarisasi terlebih dahulu pembatik, kemudian membahas tentang motif khas yang akan ditetapkan sebagai ciri Sleman.

"Sejauh ini setidaknya ada tiga ikon motif batik dari wilayah Sleman yang bisa dipakai referensi untuk rujukan motif khas," katanya.

Yuni mengatakan, motif tersebut, yakni gambar gajah yang mengambil dari harafiah kata Sleman, burung Kuntul tersebar di Sleman yang sebagian besar wilayah pertanian, dan burung elang jawa yang banyak ditemui di Gunung Merapi.

"Kalau gambar gajah mungkin sulit karena itu sudah dipakai sebagai lambang negara Thailand," katanya.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Sleman Pranowo mengatakan, untuk pembicaraan motif batik khas daerah saat ini belum ada proses kelanjutannya.

"Pembicaraan terakhir dengan pembatik baru membahas hingga gambar burung punglor, yang lain belum," katanya.

Menurut dia, burung punglor sendiri menjadi maskot dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang digelar di Sleman.

"Kami belum tahu apakah nanti, gambar burung punglor ini yang akan menjadi ciri khas motif batik Sleman, atau gambar apa yang akan dipakai. Saat ini masih terus didiskusikan," katanya.

Lagi Mesum, Karyawan Optik Digerebek Warga

Padang - Karyawan Optik International Yossi, 26, dan Dewi, 23, digerebek warga saat tengah asyik berbuat mesum layaknya suami istri, di toko Optik Internasional sekitar pukul 12.30 WIB, di Jalan Belakang Olo, Sabtu (22/10). Setelah menangkap karyawan optik tersebut, warga menyerahkannya ke Polsek Padang Barat untuk ditindak lanjuti.

Salah seorang saksi mata, Fadhil (27), mengatakan, sebelum Optik itu digerebek masyarakat sekitar telah menaruh curiga pada pasangan itu. Sepengetahuan warga, biasanya di tempat itu yang tidur hanya karyawan perempuan. Namun beberapa hari belakangan terlihat ada karyawan laki-laki berada di tempat tersebut.

“Sebelum saya dan warga melakukan penggerebekan, kami terlebih dahulu mengintip gerak-gerik pasangan itu dari lubang pintu. Saat itu, pasangan tersebut terlihat telah tidak berpakaian. Melihat gelagat yang tidak baik, saya memberitahukan hal itu pada warga. Mengetahui hal itu beberapa orang warga mendobrak pintu depan kantor Optik International,” ujar Fadhil, pada Padang Ekspres, kemarin (22/10).

Dikatakan Fadhil, saat pintu didobrak pasangan itu berusaha untuk kembali menggunakan pakaian mereka. Setelah mereka kembali menggunakan pakaian, baru perbuatan mereka dilaporkan ke Polsek Padang Barat.

Pengakuan Yossi dihadapan penyidik kepolisian, ia membantah telah melakukan perbuatan layaknya suami istri. Saat mereka ditangkap mereka hanya duduk sambil bercerita biasa dan tidak melakukan apapun.

“Setelah kami ditangkap saya diperintahkan warga untuk memegang teman wanita saya itu, tapi saya tidak mau. Setelah itu baru saya dijemput aparat kepolisian,” ungkap Yossi, yang dikutip Padang Ekspres, saat memberikan keterangan di hadapan penyidik kepolisian Polsek Padang Barat, Sabtu (22/10).

Kanit Reskrim Polsek Padang Barat Ipda Khalidin mengatakan, saat ini saksi tengah diminta keterangan atas kasus diduga perbuatan mesum tersebut,“Kami telah mengamankan pasangan itu. Saat ini dan mereka masih diperiksa penyidik,” ungkapnya.

Dihubungi terpisah, Kepala Regional Optik Internasional untuk kawasan Sumatera, Abdul Ajis mengakui dirinya telah mendapatkan informasi terkait kejadian itu dari karyawannya lain. Saat ini, pihaknya masih menunggu proses yang masih dilakukan aparat kepolisian Polsek Padang Barat.

“Untuk dua karyawan itu sudah saya pastikan mereka akan dipecat hari ini juga. Hal tersebut sengaja saya lakukan, karena mereka telah mencemarkan nama perusahaan dimana mereka bekerja,” jelas Abdul, dibalik HP salah seorang karyawan Optik International.(kd)

Sultan Kutai Rayakan HUT ke-87

Kutai, Kaltim - Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura H Adji Mohd Salehoeddin II genap berusia 87 tahun, Senin (24/10) kemarin. Perayaan hari jadi Sultan Kutai ini diperingati dalam upacara Kaseh Selamat yang berlangsung di Kedaton Kutai Kartanegara, Tenggarong.

Selain dihadiri anggota keluarga dan kerabat Kesultanan Kutai, acara syukuran hari jadi Sultan HAM Salehoeddin II ini dihadiri pula oleh Bupati Kukar Rita Widyasari beserta pejabat Muspikab Kukar lainnya.

Bupati Rita Widyasari yang baru tiba di Tenggarong dini hari kemarin setelah mengikuti pendidikan singkat di Amerika Serikat mengaku sangat berbahagia dapat hadir pada perayaan hari ulang tahun Sultan HAM Salehoeddin II ke-87. "Mudah-mudahan Sultan selalu diberi kesehatan, panjang umur dan diberikan keberkahan oleh Allah SWT. Amin ya rabbal alamin," katanya.

Dikatakan Rita, sejarah Kabupaten Kutai Kartanegara tak bisa lepas dari sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara dengan kedaton atau istana sebagai pusat kegiatan.

"Kedaton mempunyai peranan yang sangat penting sebagai faktor penentu dalam dinamika kehidupan masyarakat Kutai. Kedaton juga merupakan salah satu sistem simbol identitas masyarakat Kutai pada khususnya dan masyarakat Kaltim umumnya," ungkap Rita.

Menurut Bupati Kukar, keselarasan hidup dalam berbagai bidang yang dicapai masyarakat Kutai tersebut tidak bisa dilepaskan dari peran Sultan sebagai pemimpin yang diakui dan sah berkuasa di masa itu.

"Sultan memiliki peran sentral sebagai mediator dan fasilitator dalam pencapaian antara kebudayaan lokal dan kebudayaan Islam, sehingga menghasilkan budaya yang mencerminkan kehidupan yang sangat religius dalam kehidupan masyarakat Kutai hingga saat ini," ujarnya.

Meskipun demikian, lanjutnya, tidak banyak generasi muda dijaman sekarang khususnya di Kukar yang meluangkan waktunya menelaah akar budaya yang merupakan pondasi nilai-nilai hidup bangsa indonesia dibanding nilai-nilai tradisi budaya yang luhur.

"Kedaton merupakan benteng terahir yang menjaga keluhuran nilai dari sebuah tradisi yang instand dan prakmatis dan terdapat banyak nilai-nilai luhur baik nilai moralitas maupun nilai spiritual lainnya," katanya.

Angklung dan Poco-Poco Menggoyang Los Angeles

Los Angeles, AS - Ribuan orang sangat bersemangat memainkan angklung di kawasan The Grove, Los Angeles, Rabu (26/10/2011). Di bawah arahan Mustika Hendraningstyas mereka memainkan lagu tradisional Indonesia dan lagu-lagu barat dengan angklung di tangan masing-masing.

"Pengenalan angklung ke warga AS merupakan bagian dari promosi pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia. Acara Discover Wonderful Indonesiaini merupakan kerjasama antara Kementrian Pariwisata dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Los Angeles," kata Hadi Martono, Konjen KJRI Los Angeles, dalam surat elektronik yang diterima Kompas pada Kamis (27/10/2011).

Selain memainkan angklung, ribuan warga AS itu juga diajak menari poco-poco dan menikmati kuliner khas Indonesia. Setelah itu, mereka dipersilakan untuk melihat promosi lokasi-lokasi wisata Indonesia dan barang-barang kerajinan tanah air.

"Ternyata Indonesia memiliki banyak lokasi wisata yang menarik. Budaya, tarian, musik, dan makanannya juga sangat eksotik dan menggoda. Saya jadi ingin ke Indonesia suatu hari nanti," kata Angela, salah satu pengunjung.

Menurut Konsul Pariwisata KJRI Los Angeles, Edi Suharto, The Grove dipilih sebagai lokasi promosi karena didatangi sekitar 45.000 sampai 50.000 orang setiap hari. Permainan angklung dan tarian poco-poco diperkirakan dapat menyedot pengunjung sampai 15.000 orang.

Membatik Masuk Kurikulum Sekolah di Chicago

New York (ANTARA News) - Pelajaran membatik akan masuk dalam kurikulum sekolah-sekolah dasar dan menengah umum di Chicago, yaitu kota terbesar di negara bagian Illinois, Amerika Serikat, yang juga merupakan kota tempat kediaman pribadi Presiden AS Barack Obama berada.

Menurut keterangan yang diterima ANTARA dari Konsulat Jenderal RI di Chicago, pelajaran membatik akan mulai dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah dasar dan menengah Chicago Public School mulai tahun ajaran 2012.

Tidak hanya di sekolah-sekolah, pelajaran membatik juga akan diberikan kepada masyarakat umum Chicago Park District and Community Center.

Seperti yang diungkapkan Konsul Penerangan dan Sosial Budaya KJRI Chicago, Shirley Malinton, kepada ANTARA, untuk mempersiapkan dimasukkannya pelajaran membatik ke dalam kurikulum sekolah umum Chicago tahun 2012 nanti,maka KJRI Chicago akan memberikan pelatihan bagi guru-guru seni sekolah umum.

Pelatihan diselenggarakan atas kerja sama dengan Peace School dan Chicago Public School dan akan dilaksanakan pada 19 November mendatang. Pelatihan "Batik Workshop for Art Educators" itu akan berlangsung di Douglas Park Cultural dan Community Center, Chicago, dan akan dipandu oleh Avy Loftus.

Salah seorang seniman dan pendidik asal Indonesia,Avy Loftus juga merupakan Pendiri dan Ketua Peace, Love and Hope Project, yaitu organisasi nirlaba yang berlokasi di Montreal Kanada.

Selain oleh Avy, pelatihan juga akan diberikan oleh Dyah Kasir, pegawai setempat KJRI Chicago.

Menurut Sherly Malinton, pelatihan membatik pada 19 November nanti akan diikuti oleh 80 peserta yang terdiri atas guru-guru seni di sekolah-sekolah dasar dan menengah (Grade 1-9) Chicago.

Setelah menjalani pelatihan, para guru akan mengajarkan cara membatik dan membuat batik perca kepada murid-murid mereka --yang berusia 5-15 tahun-- sebagai bagian dari kurikulum pelajaran kesenian yang dikaitkan dengan misi perdamaian

Mengenal Budaya lewat Semalam Kutai Tempo Dulu

Tenggarong, Kaltim - Untuk mengenang dan melestarikan adat Kutai sekaligus memperingati HUT ke-229 Kota Tenggarong dan pencanangan Hari Budaya di Kutai Kartanegara, Dinas Pariwisata menyelenggarakan pergelaran seni bertema “Semalam Kutai Tempo Dulu”. Acara akan digelar Selasa (25/10) malam di depan Kedaton Kesultanan Kutai Kartanegara, dan dimeriahkan beberapa kesenian Kutai seperti Theater Comedy, Damar Wulan, hadrah, Band Pandan Ria, tingkilan, dan tarsul.

Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kukar melalui Kasubbid Promosi Dinas Pariwisata Erwan Riyadi mengatakan, pergelaran dimaksudkan untuk masyarakat pelaku seni Kutai Kartanegara khususnya, dan masyarakat umumnya untuk dapat mengingat kembali bahwa seni budaya Kutai Kartanegara tempo dulu yang tidak pernah disentuh pengembangan dan pelestariannya perlu di bangkitkan kembali.

Dengan pergelaran ini diharapkan tumbuh generasi baru dan komunitas seni sebagai generasi penerus, dalam pengembangan dan pelestarian seni budaya Kutai Kartanegara. Kutai Kartanegara yang memiliki banyak komunitas seni dan budaya tradisi di dalam masyarakat bisa menjadi alat pendukung pengembangan kepariwisataan sebagai bahan penguat konsep wisata yang diusung oleh Pemerintah Kabupaten Kukar.

Saat ini, tambahnya banyak aset seni budaya yang belum sepenuhnya digali dan dikenali atau sudah pernah ada, namun dalam perjalannya menemui hambatan dalam pengembangannya karena situasi dan kondisi sehingga terhenti. Karena itu melalui dinas pariwisata berusaha dan selalu dipicu untuk terus mengembangkan dan melestarikan potensi-potensi seni budaya. “Contohnya seni budaya Damar Wulan yang saat ini mungkin hanya sedikit generasi muda yang tahu keberadaannya“ “ujarnya.

Damar Wulan sejak tahun 1950 sudah berada di tengah-tengah masyarakat Kutai sebagai hiburan bagi masyarakat. Biasanya mereka tampil dalam acara pergelaran hari-hari besar maupun hiburan untuk acara perkawinan, sunatan dan lain-lain. Seni budaya ini berkembang di Kecamatan Muara Muntai Muara Wis, Kota Bangun dan Kecamatan Tenggarong. Kini Damar Wulan masih eksis hanya di daerah Kecamatan Muara Muntai. Itu pun dihawatirkan akan hilang karena tidak satu pun yang mau membina secara profesional.

Lain hal nya dengan Band Pandan Ria yang merupakan salah grup music yang lahir di Kutai Kartanegara sejak 1969 dan dibina langsung oleh Pemerintah Kabupaten Kutai. Dalam perkembangannya tumbuh lagi Band Pandan Ria 2 di Kecamatan Muara Muntai dan Band Pandan Ria 3 (The Three Panri) di Kecamatan Loa Kulu.

Ketiga komunitas seni musik ini adalah tempat generasi muda menyalurkan bakat seni musik maupun seni suara. Saat ini nama Pandan Ria tidak sebesar dulu. Ini bisa dimaklumi karena pengaruh alih tehnologi yang semakin kompetitif, dan zaman juga sudah berubah. “Pergelaran seperti inilah yang kami harapkan dapat membangunkan kembali tradisi-tradisi dan sejarah budaya di tanah Kutai,“ tambahnya.

Pertunjukan Seni Indonesia di Kunming Pukau Pengunjung

Kunming, China - Pertunjukan seni Indonesia di acara China International Travel Mart (CITM) 2011, Kamis (27/10), di Kunming, Provinsi Yunnan, China, memukau pengunjung yang hadir.

Pada panggung utama acara tersebut, Indonesia menampilkan tarian barong dari Bali, permainan alat musik sasando rote, dan grup musik Trio Batak. Tepuk tangan pengunjung pada bursa pameran pariwisata tersebut pecah saat tarian barong dari Bali beraksi di atas panggung.

Wartawan Kompas Aris Prasetyo dari Kunming, China melaporkan, suasana makin meriah saat Jackob Hendrich A Bullan memainkan lagu-lagu daerah Indonesia dengan iringan alat musik sasando rote. Antusias pengunjung belum reda ketika grup musik Trio Batak tampil mengakhiri pertunjukan seni mewakili Indonesia di acara tersebut.

Lagu daerah yang dinyanyikan Jackob dengan iringan sasando rote adalah O Doben Fura dan Mai Fali dari Nusa Tenggara Timur. Sementara lagu daerah yang dibawakan Trio Batak adalah A Sing Sing So, Rosita, dan Baringin.

Suasana makin meriah saat Trio Batak menyanyikan lagu China, Apia Acia Enya, yang direspon penonton. Beberapa penonton asal China ikut bernyanyi riang di depan panggung.

"Menarik sekali penampilan mereka. Saya suka melihatnya," kata Jenny Ling, salah satu penonton. CITM 2011 di Kunming, China, diikuti 94 negara termasuk Indonesia dan tuan rumah China. Pada acara ini ditawarkan berbagai promosi wisata dari negara peserta. CITM 2011 akan berakhir pada Minggu (30/10/2011).

Mufti Malaysia: Masyarakat Melayu Istimewa

Shah Alam, Malaysia - Mufti Perak Harussani Zakaria Tan Sri menyatakan Melayu merupakan masyarakat istimewa, sebab terkait dengan Islam. "Saya katakan istimewa sebab seluruh masyarakat Melayu beragama Islam," papar Harussani seperti dikutip Malaysia-Today.net, Senin (24/10).

Ia mengatakan upaya pemurtadan umat Islam telah terjadi semenjak 500 tahun lalu. Namun, pemurtadan yang dilakukan sekarang ini cenderung terang-terangan. Hal itu disebabkan, umat Islam cenderung lemah dan terpecah. "Kelemahan-kelemahan ini yang menyebabkan umat Islam mudah dimanfaatkan," ujarnya.

Karena itu, ia menilai kasus pemurtadan di kalangan warga Muslim bukanlah masalah kecil. Untuk itu, ia meminta Muslim Malaysia agar peka dan bersatu dengan masalah yang dihadapi. "Saya tahu, umat Islam telah berjuang keras dan tidak setuju satu sama lain dalam menghadapi masalah tersebut," katanya.

Sementara, Direktur Forum Depan Bertindak Anti-Murtad (Forkad), Kamaruzzaman Mohammad mengatakan perpecahan di kalangan Muslim Malaysia sebagian besar disebabkan masalah kecil. Padahal umat Islam harus bersatu guna menghindari tekanan dan intimidasi dalam berbagai bentuk, termasuk isu pemurtadan.

"Jika bersatu tidak akan ada yang berani menyentuh umat Islam. Sebabnya, aksi unjuk rasa Sabtu kemarin menjadi momentum untuk bersatu sekaligus menyelamatkan umat Islam dari pemurtadan," tegasnya.

Isu pemurtadan tengah menghangat di Malaysia. Sejumlah ormas Islam menyatakan pemerintah dinilai menutup-nutupi jumlah Muslim yang berpindah agama. Kencangnya isu tersebut, sempat memicu reaksi dari kalangan non Muslim.

Meski tidak terlalu reaktif, kalangan non-Muslim menilai apa yang dilakukan umat Islam, terutama saat aksi unjuk rasa sejuta umat, terlalu reaktif sehingga memicu risiko benturan antar etnis dan agama.

Sejauh ini, pemerintah Malaysia belum mengeluarkan pernyataan terkait isu tersebut. Namun, komite antar umat beragama telah dibentuk untuk menangani persoalan itu.

52 Restoran Pamer Makanan di SFF 2011

Surabaya, Jatim - Sebanyak 52 restoran dan kafe akan memamerkan makanan andalannya di "Surabaya Food Festival" 2011 yang digelar mulai 26-30 Oktober 2011.

"Lokasinya ada di lapangan parkir Ciputra World di Jalan Mayjen Sungkono Surabaya. Siapa saja bisa hadir dan menikmati makanan yang biasa disajikan di restoran, namun kali ini di sebuah tenda di tengah lapangan," ujar Direktur Operasional "East Java Shopping & Cultural Carnival", Neil V Storey, kepada pers di Surabaya, Senin.

Dijelaskannya, pameran makanan ini berbeda dari festival kuliner yang biasanya menghadirkan makanan serba tradisional.

Kali ini nama-nama terkenal restoran serta kafe yang biasanya ada di mal, bisa dinikmati dengan harga terjangkau. Yakni Rp10 ribu khusus minuman, dan makanan berkisar antara Rp15-25 ribu.

"Kami juga ingin memasyarakatkan makanan restoran kepada warga Surabaya dan Jawa Timur pada umumnya. Semoga bisa dinikmati bersama," kata Neil.

Beberapa restoran dan kafe yang ambil bagian dalam SFF 2011, diantaranya Boncafe, De Boliva, Coffee Toffee, Excelso, Nikimura, Sushi Tei, Malay Village, Kim Kim, RM Ria, Kedai Simbok, Resto Goela Katjang, Nasi Goreng Kraton dan Bakso Pak Djo, serta yang lainnya.

Diharapkannya, kegiatan semacam ini menjadi agenda tahunan yang lokasinya tidak hanya digelar di Surabaya dan namanya diubah menjadi "Jatim Food Festival".

"Ini juga masih rangkaian HUT ke-66 Pemprov Jatim dan menjadi rangkaian acara `East Java Shopping & Cultural Carnival`," tukas dia.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jatim Tjahjono Haryono mengungkapkan, animo masyarakat Surabaya terhadap makanan sangat tinggi.

"Terbukti dari banyaknya mal yang mendukung perkembangan bisnis makanan dan menumbuhkan restoran maupun kafe. Lewat SFF inilah semoga masyarakat semua kalangan bisa menikmatinya," papar Tjanjono.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pemprov Jawa Timur, Pemkot Surabaya, "Surabaya Resto Guide", "East Java Shopping & Cultural Carnival", Asosiasi Pengusaha kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) dan Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI).

Selain pameran makanan, ada pula berbagai macam lomba, hiburan sulap, musik serta demo masak dari beberapa restoran. Bahkan di hari penutupan, akan ditampilkan pesta kembang api yang diluncurkan dari lantai tertinggi Ciputra World.

Kirim Angklung ke Afrika Selatan

Bandung, Jabar – Upaya Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan melestarikan budaya selalu dilakukan dalam berbagai kesempatan. Kali ini, Ahmad Heryawan mengirim angkluk ke Afrika Selatan.

“Selain penghormatan, pengiriman angklung juga menjadi upaya pengakuan sebagai kekayaan kebudayaan dunia,” papar Ahmad Heryawan, usai bertemu bertemu Duta Besar Indonesia untuk Afrika Selatan Sjahril Sabarudin di Gedung Pakuan Jalan Otto Iskandardinata Kota Bandung, Jumat (21/10/2011).

Gubernur melihat pentingnya menyebarluaskan budaya Jabar karena masih urusan primer. “Misalnya kita kirim seperangkat angklung agar menjadi world heritage, bukan sekadar Sundaneese heritage,” tambah Gubernur.

Heryawan mengatakan Jabar memiliki peran signifikan dalam perdagangan ke Afrika Selatan. Karena itu, kerja sama yang akan dikembangkan harus berbasis system profit, misalnya melakukan kesepakatan sister province.

“Sebelumnya, kita sudah punya sister province. Nah model ini akan kita pakai dengan Afsel, kerja sama dengan provinsi Afsel harus seperti system profit. Kita bisa menandatangani forum ini dan akan ke sana,” jelasnya.

Heryawan mengungkapkan, komoditas yang akan dikembangkan di Afsel diprioritaskan berbasis industri kreatif. “Kreativitas itu jadi mahal, padahal bahannya murah. Makanya kita harus fokuskan ke sana. Tetapi tetap sambil menjaga dan meningkatkan industri yang sudah berjalan, seperti tekstil, sepatu, teh, kopi. Atau pertukaran pelajar dan kemudahan-kemudahan investasi tertentu," paparnya.

Perajin Batik Melayu karimun Butuh Perhatian Pemerintah

Karimun, Kepri - Kesibukan mengurusi rumahtangga dengan empat orang anak, tidak lantas membuat Raini menyerah untuk berkarya. Merintis usaha membatik sejak 2009, usahanya ini memang belum besar dari segi kuantitas produksinya, namun dari sisi kualitas seperti kekayaan corak dan motif, batik khas Melayu produksi Raini kerap mendapat pujian dan antusiasme pengunjung.

"Alhamdulillah, walau dengan keterbatasan (modal dan pembinaan), saya masih selalu diundang kalau ada pameran, baik di Batam maupun di Provinsi Kepri. Kalau kita lagi ikut pameran, pengunjung biasanya selalu tertarik pada batik produksi kita. Mungkin dari motif dan corak yang kita buat membuat pengunjung banyak yang tertarik," ujar Raini di lokasi workshop-nya di Kelurahan Tebing Kecamatan Tebing, belum lama ini.

Ketertarikan pengunjung saat pameran batiknya berlangsung biasanya tidak langsung berakhir dengan pemesanan. Mengingat batik yang ditawarkan rata-rata berkualitas tinggi sehingga harga yang ditawarkan pun tinggi. Hanya yang berkantong tebal saja biasanya yang selanjutnya berakhir dengan pemesanan atau pembelian di tempat pameran.

"Batik kita harganya mulai dari Rp 350 ribu hingga Rp 1 jutaan. Itu tergantung motif juga, makin beragam motifnya makin tinggi harganya. Tapi bagi masyarakat yang tahu kualitas biasanya langsung beli atau kemudian pesan untuk kita buatkan," ujar Istri dari Sujono ini menjelaskan.

Corak atau motif yang dihasilkan Raini semuanya bercirikan khas batik Melayu. Motif-motif batik khas Melayu itu di antaranya; rumput laut, siput, kerang, cengkeh, bunga kantong semar, bunga semangkok, tepak sirih, buah karet, buah pinang dan sisik trenggiling.

Keahlian membuat batik yang Raini tekuni bersama sejumlah ibu-ibu tetangga rumahnya ini berawal dari pelatihan-pelatihan yang digelar instansi pemerintah Kabupaten Karimun, seperti Dinas Perindustrian Perdagangan dan Kantor Pemuda Olahraga. Ide-ide motif muncul dari kepala Raini sendiri ketika mulai menyenangi menggambar di atas kain tersebut.

Batik yang sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dari budaya Indonesia menjadi motivasi besar wanita kelahiran Tanjung Balai Karimun ini. Dia mengatakan batik khas Melayu juga harus bisa memperkaya khasanah batik Indonesia selain tentunya Batik yang berasal dari daerah Jawa yang kerap lebih dikenal masyarakat.

"Selama ini orang kan kenalnya batik Jawa, dan sebenarnya kita orang Melayu juga bisa. Dengan kehadiran batik khas Melayu ini harapan saya khasanah batik nusantara bisa lebih beragam dan lebih kaya lagi," ujarnya diplomatis.

Bahan baku yang dibutuhkan Raini dalam membatik cukup beragam. Seperti perajin batik umumnya, yakni menggunakan canting, lilin atau malam, kuali untuk merebus malam bahan kain dan pewarna pakaian. Harga untuk bahan baku seperti malam dan pewarna pakaian ini cukup tinggi karena masih didatangkan dari daerah Jawa.

Proses pembuatan batik juga cukup rumit dan banyak melalui tahap-tahap. Kesabaran dan ketelitian pembuatnya sangat dibutuhkan. Proses pertama, Raini terlihat mengerjakan pembuatan motif di atas dasar kertas yang kemudian dimal atau dicopi ke atas kain.

Selanjutnya dia muai mencanting. Ini dilakukan setelah hasil copian atau cetakan jadi kemudian dicanting di atas kain. Proses ini harus sesuai dengan ide awal baik dari warna maupun lekukan-lekukan gambar cetakan di atas kain tersebut.

Setelah proses canting, kemudian kain direbus hingga memakan waktu sekitar satu sampai dua jam agar canting meresap ke dalam kain. Setelah direbus kain dilorot atau diperas kemudian dijemur. Setelah dijemur kain dilipat dan siap untuk dipasarkan.

Saat ini usaha yang dibantu tenaga sejumlah tetangga Raini masih terus berjalan walau sebenarnya masih banyak mengalami keterbatasan. Keterbatasan dimaksud di antaranya tidak adanya sponsor sehingga modal untuk pengembangan usaha belum teratasi. Kedua pembinaan dari pemerintah daerah juga masih sangat kurang.

Kepada Tribun, Raini mengaku punya harapan agar upayanya mengembangan budaya lokal sekaligus meningkatkan usahanya ini mendapat perhatian pemerintah daerah setempat.

"Sebenarnya usaha batik saya ini berpotensi mengangkat nama daerah. Wisatawan asing juga sudah banyak mencari batik saya. Sayangnya modal saya terbatas. Kami sangat butuh bantuan modal usaha dan pembinaan supaya karya usaha kami ini bisa terus berjalan," ujarnya.

Empat Negara Upayakan Bahasa Melayu Pengantar PBB

Batam, Kepri - Empat negara serumpun, Indonesia, Malaysia, Brunai Darussalam dan Singapura mengupayakan Bahasa Melayu menjadi bahasa pengantar resmi di Perserikatan Bangsa-bangsa.

"Konvensi Bahasa yang dihadiri perwakilan Indonesia, Malaysia, Brunai dan Singapura menyepakati mengusulkan Bahasa Melayu menjadi bahasa pengantar di PBB," kata Ketua Pusat Maklumat Kebudayaan Melayu, Raja Malik Hafriza saat dihubungi ANTARA, Selasa.

Ia mengatakan empat negara sepakat untuk lebih serius memperjuangkan masuknya Bahasa Melayu menjadi bahasa pengantar PBB dengan rangkaian diplomasi yang dilakukan Kementerian Luar Negeri masing-masing negara.

Menurut dia, Bahasa Melayu pantas dijadikan bahasa pengantar bagi badan dunia, karena digunakan banyak warga bumi sebagai bahasa percakapan.

"Penggunanya lebih banyak dari pada Bahasa Perancis, tapi, saya tidak persis angkanya," kata pria yang juga pengumpul naskah Melayu kuno.

Bahasa Melayu, kata dia, selain digunakan negara-negara ASEAN, juga banyak dijadikan bahasa percakapan di negara-negara Eropa dan Afrika, seperti Madagaskar dan Sri Lanka.

Selain itu, Bahasa Melayu juga banyak menarik pemerhati budaya internasional, terbukti dengan adanya kelas Bahasa Melayu di perguruan tinggi dan sekolah-sekolah di Australia dan Eropa.

"Bahasa Melayu juga mudah dipelajari," kata Malik.

Mengenai perkembangan Bahasa Indonesia, ia mengatakan semakin kaya dengan serapan dari bahasa asing dan bahasa pergaulan sehingga agak jauh dari Bahasa Melayu. Meski begitu, menurut dia, Bahasa Indonesia tidak akan lari jauh dari Bahasa Melayu sebagai bahasa ibu.

"Bahasa Indonesia dan Melayu, seumpama ibu dan anak, Bahasa Indonesia terus membesar. Walaupun tidak persis sama, namun tidak akan meninggalkan sifat-sifat asli bahasa ibunya," kata dia.

Perkembangan Bahasa Indonesia, kata dia, adalah sesuatu yang wajar dan baik, karena semakin memperkaya.

"Istilah asing banyak merempuh Bahasa Indonesia, itu sesuatu yang wajar," kata dia.

Dalam pertemuan wartawan dan budayawan Malaysia-Indonesia di Gedung Tri Arga Bukittinggi beberapa waktu lalu, enteri Penerangan, Komunikasi dan Kebudayaan Malaysia Dr Datok Sri Rais Yatim mengusulkan agar Bahasa Indonesia-Melayu menjadi bahasa komersial di kawasan Asia Tenggara.

"Setidaknya hal itu dapat diterapkan pada lima negara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darusalam, dan Thailand bagian selatan," kata pejabat tinggi Malaysia.

Menurut Datok Sri, bahasa merupakan produk budaya yang bernilai tinggi yang perlu dilestarikan dan disebarluaskan keberadaannya serta menjadi alat komunikasi yang utama.

Sebuah negara akan besar dan kuat jika memiliki budaya yang kuat sebagaimana yang dimiliki Amerika Serikat dan Inggris.

Selama ini dalam menjalin hubungan baik di antara negara-negara yang ada lebih mengedepankan pendekatan politik, padahal hubungan itu dapat lebih dipererat dengan pendekatan budaya dan bahasa.

"Jika hal itu terwujud maka paling sedikit 300 juta orang akan terlibat aktif menggunakannya," katanya.

Oleh karena itu, ia mengajak pemerintah kedua negara untuk mengambil langkah agar hal ini bisa terwujud, tambah dia.

Produk Wisata NTB Harus Beda dari Bali

Jakarta - Nusa Tenggara Barat harus memiliki produk wisata yang berbeda dengan Bali. Hal tersebut diungkapkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu pada acara Nusa Tenggara Investment Day.

“Banyak sekali obyek wisata yang ada di Nusa Tenggara Barat maupun Timur, hanya saja pengembangannya harus memiliki product differentiation dengan Bali. Saya harap akan banyak investasi yang mengalir ke koridor 5,” kata Mari di Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (25/10/2011).

Mari menuturkan, sudah ada beberapa pembangunan infrastruktur pariwisata yang dibangun di wilayah Nusa Tenggara Barat, misalnya baru saja diresmikan Bandara Internasional Lombok dan juga kawasan wisata Mandalika Resort.

Mandalika merupakan kawasan wisata seluas 1.350 hektar di sekitar pantai Kuta, Lombok. Mandalika dibangun sebagai sebuah kawasan resor terintegrasi seperti yang ada di Nusa Dua, Bali.

Selain itu, menurut Mari, perlu adanya peningkatan fasilitas dan infrastruktur pariwisata yang akan menjadi prioritas pemerintah daerah. Misalnya pembangunan pelabuhan, perbaikan sarana transportasi darat, dan pembangunan pembangkit listrik.

Sedangkan Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyebutkan wilayah Nusa Tenggara adalah bagian dari pembangunan koridor 5. Saat ini, tema pembangunan koridor 5 adalah pintu gerbang pariwisata dan pangan nasional dengan empat pusat ekonomi, yaitu Bali, Lombok, Kupang, dan Mataram.

“Wilayah Nusa Tenggara memiliki potensi pariwisata yang cukup terkenal di dunia internasional, untuk itu kami mencoba mengimbau pemerintah daerah untuk mengalokasikan belanja modal APBD untuk menjamin ketersediaan infrastruktur pariwisata yang memadai,” kata Agus.

Acara Nusa Tenggara Investment Day diselenggarakan oleh Bank Mandiri dan Pemerintah Daerah Nusa Tenggara dalam rangka mendorong iklim investasi di wilayah Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Agus Martowardojo menuturkan bahwa acara ini bisa menjadi ajang diskusi antara investor dan pemerintah daerah untuk mengembangkan wilayah Nusa Tenggara.

Unnes Gelar Kolaborasi Budaya Jateng-Jatim

Semarang, Jateng - Universitas Negeri Semarang menggelar kolaborasi budaya tradisional Jawa Tengah dengan Jawa Timur, Selasa, bekerja sama dengan Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Kolaborasi budaya dua daerah tersebut diawali dengan arak-arakan ratusan mahasiswa dari kedua perguruan tinggi itu dari Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unnes, dengan mengenakan pakaian tradisional.

Iringan musik tradisional kedua daerah terdengar dalam arak-arakan yang mengelilingi kampus yang terletak di kawasan Sekaran, Semarang, kemudian berhenti sejenak di halaman Rektorat Unnes. Kedua perguruan tinggi menampilkan berbagai tarian tradisional, seperti jathilan yang berasal dari Jateng dan kesenian reog yang berasal dari Jatim, lengkap dengan pernak-pernik khas kesenian itu.

Menurut Ade Riyanto, Ketua Panitia Kegiatan "Bulan Bahasa dan Seni 2011" Unnes, arak-arakan tersebut merupakan bentuk apresiasi kebudayaan tradisional dari dua daerah, yakni Jateng dan Jatim.

"Kami ingin masyarakat mengenal bagaimana Indonesia memiliki kebudayaan tradisional yang begitu indah dan sarat nilai yang mungkin belum banyak diketahui dan dipahami oleh masyarakat," katanya.

Ia menjelaskan, sasaran kegiatan tersebut memang mahasiswa, karena mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa yang perlu ditanamkan rasa kecintaan terhadap kebudayaan yang dimiliki bangsanya.

Kerja sama FBS Unnes dengan Unesa, kata dia, merupakan bukti sinergitas dua perguruan tinggi untuk sama-sama peduli dalam upaya melestarikan kebudayaan dan kesenian tradisional yang dimiliki.

Arak-arakan yang mengangkat tema "Semar-Baya Ngulandara Budaya", kata mahasiswa Jurusan Sendratasik FBS Unnes itu, melibatkan sebanyak 100 mahasiswa dari Unnes dan sekitar 60 mahasiswa dari Unesa.

Makna dari "Semar-Baya", kata dia, merupakan perpaduan kata Semarang dan Surabaya, yang "ngulandara budaya", atau diartikan berkelana untuk mengenalkan kebudayaan khas yang dimiliki daerahnya.

Selain arak-arakan, Ade mengatakan, kolaborasi budaya itu ditampilkan dalam berbagai kegiatan, seperti pertunjukan teater yang dimainkan mahasiswa Unesa, dan pementasan tarian khas kedua daerah.

Banyuwangi Gelar Festival Budaya

Banyuwangi, Jatim - Tak mau kalah dengan Jember yang rutin menggelar Jember Fashion Carnival, Kabupaten Banyuwangi, Jawa timur juga menggelar ajang serupa, Banyuwangi Ethno Carnival (BEC).

Penampilan sekitar seratus penari Gandrung, tua dan muda, mengawali pagelaran perdana BEC. Di hadapan para penonton dan tamu undangan, tampil tiga budaya lokal, yaitu Gandrung, Kundaran, dan Jinggoan yang dikemas secara kontemporer.

Untuk memperkuat konsep karnaval, panitia menggandeng Dinand Faris, penggagas Jember Fashion Carnival. Namun, Faris tampaknya belum sepenuhnya dapat melepas nuansa JFC saat menggarap BEC. Terbukti sejumlah penonton yang pernah menyaksikan JFC mengaku sulit membedakannya dengan BEC.

Namun, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengaku puas. Menurutnya, para seniman muda dan senior Banyuwangi telah berhasil mengangkat budaya lokal ke pentas jalanan. Pergelaran yang menghabiskan dana ratusan juta dari dana APBD itu diharapkan dapat optimal dimanfaatkan para budayawan dan pelaku seni untuk berkreasi. Selain itu, BEC diharapkan juga dapat menarik wisatawan dalam negeri maupun mancanegara.

Festival Wisata Digelar di Wilayah Perbatasan

Kupang, NTT - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar festival wisata di ilayah perbatasan RI dan Timor Leste yakni di Kota Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT). Acara festifal tersebut dimulai, Jumat (21/10) hingga Minggu (23/10). Kegiatan yang diberi nama Timoresia (Timor Leste-Indonesia) itu melibatkan duta wisata dan seni, serta sejumlah artis dari kedua negara.

“Festival bertujuan memperkuat hubungan kedua negara dalam bidang pariwista, sosial budaya, dan investasi,” tutur Bona Ventura Rumat dari Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya NTT saat dihubungi di Atambua, Jumat (21/10).

Dikatakan, elemen masyarakat yang dilibatkan dalam festival ini antara lain pengusaha kuliner, usahawan, pencinta budaya, seninam, termasuk pemain sasando. Selama festival digelar, telah diadakan pentas seni setiap petang dan malam hari. Pentas seni itu juga dimeriahkan penyanyi lokal. Pada Minggu sebelum penutupan festival, akan digelar pertandingan sepakbola persahabatan. “Tim dari Timor Leste akan melawan tim sepakbola dari NTT,” kata Bona.

Menurut Bona, Atambua sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Republik Demokrat Timor Leste (RDTL) perlu terus menjalin hubungan persahabatan guna menghindari timbulnya persoalan yang bisa menganggu keamanan. Pengusaha asal Kupang, misalnya, juga diminta memanfaatkan kesempatan ini guna menjalin hubungan bisnis dengan pengusaha Timor Leste.

“Semua yang dilakukan itu adalah wujud dari kerjasama dua negara tersebut di bidang pariwisata dan seni budaya. Harapan kita kegiatan ini dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan,” harap Bona.

Menurut Bona, selain akan ditampilkan seni budaya lokal, seni modern juga akan ditampilkan seperti yang akan dipentaskan para artis dari Jakarta. Seluruh kegiatan yang bernilai seni budaya akan ditampilkan untuk meningkatakan nilai-nilai budaya.

Kegiatan festival wisata itu sekaligus menggambarkan bukti kalau kodisi perbatasan RI-Timor Leste dalam kondisi aman. Kendatipun beda negara namun NTT dan Timor Leste satu daratan yakni daratan Timor. Selain itu, NTT dan Timor Leste satu suku yaitu suku Timor.

Angklung Mang Udjo Jadi Inspirasi di Aljazair

Kairo, Mesir - Penampilan Saung Angklung Udjo disimak para hadiri dalam resepsi diplomatik Kedutaan Besar Republik Indonesia di Aljir, Aljazair. Bukan cuma saat mengiringi lagu-lagu terpopuler negara itu, tapi juga sat lagu kebangsaan mereka, "Qasaman" diperdengarkan.

Begitulah, nuansa dan jiwa yang dipancarkan dari bilah-bilah bambu pembentuk birama dan nada itu memberi warna lain dalam iringan lagu kebangsaan negara itu. Tepuk tangan riuh hadirin sontak bergema ketika Grup Saung Anglung Udjo menghentakkan angklung-angklungnya.

Kekuatan produk seni budaya Indonesia dari Tanah Pasundan itu memuncak saat lagu "Ya Rayeh" yang amat sangat populer di sana mengisi udara di dalam Kompleks KBRI di Aljir itu. Aljazair, negara di pesisir utara Afrika yang bersinggungan dengan budaya Eropa Barat dan Mediterania itu memang bersahabat dengan Indonesia.

Melihat dan mendengarkan orkestrasi angklung kurang lengkap dan pas kalau tidak dicoba sendiri. Begitu juga dengan hadirin dalam resepsi itu, yang kebanyakan dari kalangan diplomatik. Mereka diberikan angklung satu persatu dan diajari cara memainkannya.

Hasilnya sungguh luar biasa! Walau semula banyak yang kurang lancar, namun lama-lama semakin baik dan partitur lagu-lagu bisa dimainkan secara massal. Hadirinpun menjadi terhibur dan bangga mendapati dirinya masing-masing menjadi penyumbang keberhasilan orkestrasi ringan namun pas itu.

"Acara resepsi diplomatik KBRI Aljir ini memberikan insipirasi baru buat saya untuk penyelenggaraan resepsi diplomatik kami tahun depan", demikian diplomat Ukraina yang membawahi bagian penerangan dan kebudayaan di Kedubes Ukraina.

Selain atraksi Saung Angklung Udjo, juga pertunjukan seni yang dibawakan putri-putri dan istri staf KBRI Aljir berupa tarian, antara lain Tari Blantek, Tari Zapin Melayu, Tari Merak dan Tari Jaipongan Aduh Manis.

Resepsi diplomatik KBRI Alger merupakan acara puncak dalam rangkaian kegiatan peringatan hari ulang tahun ke-66 kemerdekaan Indonesia.

Menteri Urusan Agama dan Wakaf Aljazair, Bouabdallah Ghlamallah, mewakili Pemerintah Aljazair untuk menghadiri resepsi diplomatik tersebut, di samping para duta besar negara sahabat, komunitas diplomatik dan organisasi internasional, wartawan dan pengusaha serta warga Indonesia di Aljazair.

Kuasa Usaha Ad Interim KBRI di Aljir, Ida Susanty Munir, dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih pemerintah Indonesia kepada seluruh pihak yang telah berperan dalam mempererat jalinan persahabatan dan kerja sama antara Indonesia dan negari Arab di utara Afrika itu.

"Indonesia menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang berperan mempererat hubungan kedua negara," kata Ida Susanty. Permainan angklung Mang Udjo ini merupakan satu bentuk soft power Indonesia dari sisi budaya.

Indonesia tercatat sebagai salah satu negara pertama mengakui kemerdekaan Aljazair dan hanya berselang setahun Indonesia membuka perwakilannya di Aljir.

Kedua negara saat ini sepakat untuk memfokuskan kerja sama bilateral di bidang ekonomi dan investasi di mana Indonesia telah memulainya melalui keterlibatan sebuah perusahaan konstruksi, PT Wijaya Karya, pada sejumlah proyek konstruksi di Aljazair, katanya.

Menteri Bouabdallah Ghlamallah disaat mendampingi KUAI KBRI dalam sesi pemotongan Kue Tar HUT ke-66 RI mengucapkan selamat atas nama Pemerintah Aljazair atas HUT Kemerdekaan Indonesia dan menyampaikan harapannya agar hubungan persahabatan kedua negara semakin ditingkatkan.

Kabupaten Pelaksana "Visit South Sulawesi 2012"

Makassar, Sulsel - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) menetapkan lima kabupaten dan kota sebagai penyelenggara Tahun Kunjungan Sulawesi Selatan (Visit South Sulawesi) 2012.

Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel Syuaib Mallombassi di Makassar, Selasa (18/10/2011), mengatakan kelima daerah tersebut adalah Kota Makassar, Kabupaten Maros, Bulukumba, Wajo, dan Kabupaten Tanatoraja. Sedikitnya 12 kegiatan bertaraf internasional akan digelar di lima daerah tersebut selama berlangsungnya Tahun Kunjungan Sulsel 2012.

"Kita akan menampilkan berbagai atraksi yang cukup menarik bagi wisatawan mancanegara dan domestik sesuai potensi dan ciri khas daerah setempat, baik dalam bentuk seni dan budaya, maupun objek wisata unggulan daerah itu, "ujar Syuaib tanpa menyebut jenis kegiatan tersebut.

Syuaib menuturkan pemprov menetapkan lima daerah itu karena dinilai memiliki potensi dan objek wisata cukup menarik. Walaupun, lanjutnya, daerah lainnya juga punya keunggulan yang tidak kalah menarik.

Selain 12 kegiatan bertaraf internasional, pemerintah kabupaten dan kota di 24 daerah juga akan menggelar kegiatan budaya khas mereka masing-masing. Dengan demikan, tutur Syuaib, hal ini diharapkan menjadi tontonan menarik bagi wisatawan.

Faktor keamanan juga memegang peran penting dalam menyukseskan tahun kunjungan wisata Sulsel tersebut. Syuaib mengatakan peran unsur pengamanan seperti Polri, TNI dan masyarakat sangat dibutuhkan selama "Visit South Sulawesi 2012".

Duta Seni Timor Leste Ikut Festival Perbatasan

Kupang, NTT - Sedikitnya 250 orang duta seni dan budaya Timor Leste diikutkan dalam festival wisata perbatasan di Atambua Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur (NTT) Indonesia yang berlangsung Sejak 21 Oktober hingga 23 Oktober 2011.

"Kepastian kepesertaan 300 orang duta seni dan budaya dari negera tetangga kita itu sudah 100 persen dan tinggal menunggu penyelenggaraannya," kata Kepala Seksi Sarana Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTT, Bonafantura Rumat di Kupang, Rabu.

Dia mengatakan, dengan keterlibatan 300 orang duta seni dan budaya Timor Leste tersebut, akan menambah semarak festival yang dirancang untuk mempererat silaturahmi sesama warga di dua negara yang masih memiliki karakter dan budaya yang sama.

Bonafantura mengatakan, keseluruhan peserta yang akan terlibat dalam pagelaran seni, budaya dan pertunjukan yang dikemas dalam festival wisata perbatasan tersebut mencapai 2.000 orang dari dua negara itu.

Terhadap sejumlah tamu `VVIP` dari dua negara masing-masing RI dan Timor Leste yang akan hadir dalam kegiatan tersebut, Bonafantura mengaku belum mendapatkan konfirmasi resmi dari masing-masing pihak.

"Yang pasti untuk kementerian pariwisata RI sendiri akan dihadiri oleh Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Faried Martolo," kata Bonafantura.

Dia mengatakan, sejumlah persiapan sudah dan terus dilakukan dengan terus membangun komunikasi dengan pihak negara Timor Leste baik melalui Duta Besar Timor Leste di Jakarta juga dengan Kementerian Perdagangan dan Pariwisata Timor Leste di Dili.

"Prinsipnya dua pihak sudah setuju untuk melakukan kegiatan promosi budaya tersebut di Atambua," kata Bonafantura.

Dia mengatakan, tujuan dari kegiatan itu untuk kembali mempererat hubungan tali persaudaraan antarwarga di antara dua negara yang memiliki latar budaya yang sama, sekaligus untuk mengembangkan kebudayaan dan pariwisata di dua negara khususnya NTT karena memiliki karakteristik serta kultur budaya yang sama.

Upaya ini lanjut Bonafantura, karena kekhawatiran akan modernisasi di bidang seni yang akan berpengaruh kepada lunturnya budaya asli yang memiliki kandungan nilai seni yang sangat tinggi.

Selain itu juga untuk mempromosikan potensi budaya dan pariwisata dua negera, khusunya pariwisata dan budaya NTT sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan negera Timor Leste itu.

Menurut dia, sejumlah kegiatan yang akan meramaikan kegiatan festival perbatasan itu, di antaranya, konser musik yang melibatkan masing-masing negara, pagelaran seni dan buaya, festival alat musik sasando dari NTT, pemutaran film, pasar malam, pameran, kuliner dua negera serta olahraga yang akan menampilkan pertandingan persahabatan sepak bola dua negera.

"Semua persiapan sudah dilakukan juga termasuk melakukan komunikasi dengan sejumlah instansi terkait seperti Kementerian Luar Negeri, Kementerian Hukum dan HAM berkaitan dengan imigrasi serta aparat keamanan," kata Bonafantura.

Kegiatan tersebut, katanya, akan difasilitasi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTT dan Pemerintah Kabupaten Belu.

Dia berharap dengan kegiatan ini, potensi budaya, kesenian dan pariwisata di dua negera khususnya di NTT bisa menjadi bidikan bagi para pencinta seni budaya dan pariwisata dalam maupun luar negeri untuk datang dan menikmatinya.

Festival Bumi Merapi dan Lava Tour

Sleman, DIY - Untuk kembali menghidupkan kembali nilai-nilai budaya serta potensi wisatanya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman menggelar festival Budaya Bumi Merapi dan tur jelajah melewati kawasan bekas aliran lahar dingin Merapi.

Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sleman, Shavitri Nurmala Dewi menuturkan Festival Budaya Bumi Merapi akan diperuntukkan bagi enam kecamatan yang terkena dampak erupsi Merapi 2010 lalu yakni Cangkringan, Turi, Pakem, Ngemplak, Ngaglik dan Tempel.

Festival ini akan digelar 19-20 November 2011. Pada hari pertama perayaan festival, akan digelar kirab budaya dan festival dolanan anak yang selama ini hidup seperti jathilan.

"Dalam kirab itu warga akan mengenakan pakaian serba batik," kata Shavitri Selasa 11 Oktober 2011. Kirab akan dimulai dari Lapangan Harjobinangun menuju pusat kegiatan di Lapangan Candibinangun.

Untuk festival dolanan anak-anak akan diikuti oleh siswa-siswa SD di enam kecamatan peserta Festival Budaya Bumi Merapi. "Erupsi menyebabkan anak-anak ketakutan dan tak bisa bermain. Padahal apa yang dimainkan anak-anak itu adalah juga kekayaan tradisi-budaya. Ini menjadi ruang lagi untuk membangkitkan seni traditional yang sarat nilai itu,"

Selain festival budaya, untuk menggeliatkan kepariwisataan di Sleman agenda tahunan Tour De Merapi (TDM) yang digelar pada 30 Oktober 2011 akan dibuat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

Shavitri mengungkapkan TDM 2011 akan menempuh jarak 100 kilometer menggnakan motor. "Wilayah Sleman Barat, Timur, Tengah dan Utara akan kami lalui dengan menempuh beberapa obyek wisata yang ada di wilayah tersebut. Sehingga, akan semakin mendekatkan obyek wisata di Sleman bagi peserta," kata dia Pada tahun ini TDM juga akan menempuh lava tour di lereng Merapi, yakni Bronggang - Huntara Plosokerep - Kali Kuning dan Museum Gunung Merapi.

Sekretaris Daerah Sleman Sunartono mengatakan saat ini pemerintah kabupaten tengah berbenah demi menggeliatkan sector pariwisata Sleman setelah erupsi Merapi. Pembenahan wisata dilakukan sesuai dengan karakter budaya yang ada di masyarakat.

“Kami pun membentuk Badan Promosi Pariwisata Sleman (BPPS) atau Sleman Tourism Board agar bisa menciptakan peluang meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan ke Sleman,” kata dia.

BPPS ini bertugas melakukan penggalangan dana diluar APBD maupun APBN. Lembaga ini nantinya juga akan melakukan riset mengenai kepariwisataan. BPPS terdiri dari 9 orang yang berlatar belakang berbeda yakni wakil asosiasi kepariwisataan, profesi, penerbangan dan akademisi pariwisata. "Mereka bukan sub ordinat Pemda maupun SKPD. Namun, BPPS nantinya akan koordinasi dengan Disbudpar Sleman untuk bersama mempromosikan pariwisata di Kabupaten Sleman,"

10 Model Peragakan Busana Sutera Khas Sulsel

Makassar, Sulsel - Sebanyak 10 model profesional memperagakan busana yang dirancang menggunakan kain sutera khas Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Malam Sutera dan resepsi peringatan HUT ke-342 tahun Provinsi Sulsel.

Kepala Bidang Promosi dan Investasi Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah. Provinsi Sulsel Sukarniaty Kondolele, di Makassar, Rabu, menjelaskan, peragaan busana tersebut hasil rancangan desainer nasional Tuti Cholid dan Era Soekamto.

Peragaan busana dihantarkan Puteri Sulsel, Runner-up Puteri Indonesia Pariwisata 2011, Andi Tenri Gusti Hanum Utari Natassa yang juga menyatakan tekadnya untuk mempromosikan sutera Sulsel di dunia internasional.

Rancangan busana Era Soekamto bertema "Swargaloka" merupakan pertemuan adat Bugis dan Jawa melalui perpaduan Baju "Bodo" (baju adat Bugis) dan kebaya dari Jawa dengan teknik lilit kain Kerajaan Bugis dan Jawa.

Kain tenun Sulsel dipadukan dengan tenun ATBM dan "chiffon" dalam rangkaian koleksi yang moderen dan dinamis sebagai gambaran percepatan kemajuan tata busana Indonesia.

Koleksi rancangan busana ditampilkan dengan warna yang padat yang diramalkan akan menjadi kecenderungan mode 2012.

Busana dilengkapi aksesori yang merupakan replika dari aksesoris pada jaman Kerajaan Bugis dan Jawa dari Amalia Jewelcraft serta sepatu dari Marista Santividya.

Peragaan busana sutera ini merupakan bagian dari kampanye untuk menjadikan sutera Sulsel sebagai produk lokal yang mendunia.

Sebelumnya, busana sutera hasil rancangan Era Soekamto dan Tuti Cholid telah ditampilkan dalam acara Inner Connection 2012. Cerita Sutera dari Sulsel pada Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) Show Trend 2012 di Jakarta.

Malam resepsi juga dimeriahkan tiga penyanyi, Fadli vokalis grup musik Padi, Citra dan Firman.

Lestarikan Busana Melayu Sambas

Sambas, Kalbar – Setiap upaya untuk melestarikan dan mengembangkan budaya daerah, apalagi bertujuan untuk mengembalikan busana khas daerah harus didukung. Begitu pula dengan pakaian pengantin tradisi Sambas.

“Pemerintah Kabupaten Sambas memberikan apresiasi yang tinggi terhadap upaya melestarikan budaya daerah,” begitu dikemukakan Wakil Bupati Sambas, Dr Pabali Musa MAg, saat membuka Seminar Pengantin dan Majangan serta Pelaminan Melayu Sambas Modifikasi dan Whorkshop Pengantin Muslim Modifikasi, Selasa (18/10) di Aula Kantor Bupati Sambas.

Dikatakan Pabali, kegiatan seperti ini sejalan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pedoman Fasilitasi Organisasi Kemasyarakatan Bidang Kebudayaan Keraton dan Lembaga Adat Dalam Pelestarian dan Pengembangan Budaya Daerah.

Menurutnya, budaya daerah merupakan sistem nilai yang dianut komunitas atau kelompok masyarakat tertentu di daerah, yang diyakini dapat memenuhi harapan-harapan masyarakat.

“Itu dikarenakan di dalamnya terdapat nilai-nilai, sikap serta tata cara masyarakat yang diyakini dapat memenuhi kehidupan warga masyarakat,” jelasnya.

Sejalan dengan makna itu lanjut dia, nilai-nilai agama yang dianut oleh masyarakat setempat harus tetap diperhatikan dan jangan dilupakan.

“Maka dari itu, dalam seminar pengantin dan workshop, pembahasan modifikasi pakaian pengantin jangan sampai lepas dari nilai keislaman. Ini juga harus menjadi perhatian,” tegas Wakil Bupati Sambas ini.

Modifikasi, modernisasi atau modeling boleh-boleh saja diadopsi paparnya, sepanjang tidak bertentangan dengan syariat agama, karena budaya Melayu identik dengan Islam.

“Pelestarian budaya daerah pada hakikatnya merupakan upaya memelihara budaya daerah itu sendiri. Sedangkan pengembangan budaya daerah pada hakikatnya merupakan upaya meningkatkan kualitas budaya daerah,” tuturnya.

Di tempat yang sama, Ketua Panitia Seminar dan Workshop Hj Yusina Yusran menyebutkan, kegiatan ini merupakan upaya melestarikan budaya Kabupaten Sambas, di antaranya upaya menggali dan menampilkan ulang kebudayaan, adat istiadat daerah dan kreasi baru dalam penampilan budaya itu sendiri.

“Saya mengajak seluruh peserta seminar dan workshop untuk bergerak, berbuat dan berkarya mewujudkan suatu langkah pembaruan tekad ke arah upaya melestarikan. Dan selanjutnya mengukuhkan mode pengantin dan majangan pelaminan Melayu Sambas,” ajaknya.

Hal senada diungkapkan Hj Naskah Burhanuddin, salah seorang penggagas seminar dan workshop ini saat ditemui wartawan usai acara pembukaan. Menurutnya, kegiatan ini dilaksanakan untuk melestarikan busana pengantin Melayu Sambas. Sasarannya ialah generasi muda agar lebih mengenal tradisi dan adat budaya serta busana daerahnya.

“Dari kegiatan ini kita ingin seluruh masyarakat Sambas mencintai kelestarian seni budaya Melayu,” tegasnya.

Peran pemerintah dan DPRD sangat penting dalam pelestarian budaya. Ia juga mengimbau masyarakat, agar menggunakan manggar saat menggelar pesta perkawinan. “Sedangkan bagi perias diharapkan memerhatikan busana Melayu, termasuk pagar ayu dan penyambut tamu. Semua itu untuk melestarikan budaya daerah,” saran mantan Ketua PKK Kabupaten Sambas ini.

Belajar Mendongeng bagi Calon Guru

Makassar, Sulsel - "Kukuruyuuuuuk...," tiruan suara ayam berkokok menggema di lantai satu gedung Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar. Awam Prakoso, pendongeng nasional, tampil jenaka menirukan suara ayam berkokok di depan puluhan mahasiswa jurusan pendidikan guru untuk anak usia dini pada siang itu.

Penampilannya makin menarik perhatian. Bukan hanya suara ayam. Ia juga berperan menjadi ayam jantan yang hendak ke ladang. Setiap langkah kakinya diiringi bunyi-bunyian yang keluar dari mulutnya. Hal itu membuat mahasiswa terus tertawa.

"Kalian saja tertawa, apa lagi anak kecil yang senang dengan hal lucu dan dekat dengan lingkungannya," ujar Awam di sela workshop Dongeng Bersama untuk mahasiswa ini. Ia pun menjelaskan pentingnya pembelajaran mendongeng bagi calon guru pendidikan anak usia dini. Sebab, nantinya mereka harus menceritakan dongeng kepada murid-muridnya. "Dan tidak ada alasan seorang guru tidak bisa mendongeng," ujar pria kelahiran Blora, Jawa Tengah, ini.

Mahasiswa jurusan Pendidikan Guru untuk Anak Usia Dini Universitas Hasanuddin Makassar harus menguasai teknik mendongeng. Di UNM, ada mata kuliah khusus media pembelajaran yang membahas teknik penyampaian materi agar mudah diterima oleh murid. Mata kuliah ini diberikan pada semester III.

Intan Ayu Fitriani, mahasiswa Pendidikan Guru Anak Usia Dini angkatan 2010, mengatakan workshop ini sangat membantu mahasiswa yang mengikuti mata kuliah media pembelajaran. "Dongeng menjadi media pembelajaran yang paling efektif bagi anak-anak," katanya.

Menurut Intan, jika pelajaran disampaikan dengan cara mendongeng, anak-anak akan menerima dan menyimpan pelajaran itu sebanyak 85 persen. "Anak-anak masih ingat, kita hanya perlu mengulangnya dan tidak lagi menjelaskan dari awal," kata dia.

Awam mengatakan tidak seorang pun yang tidak bisa bercerita. Banyak juga guru atau orang tua yang mengaku kekurangan referensi, padahal lingkungan sekitar kita bisa menjadi referensi. Misalnya, metamorfosis kupu-kupu dapat diceritakan secara menarik. "Imajinasi anak-anak sangat kuat. Mereka akan berimajinasi pada kupu-kupa yang mereka lihat," ia memaparkan.

Ia menyarankan agar calon guru memilih jenis cerita sesuai dengan umur anak-anak. Untuk umur 3-8 tahun, usahakan menceritakan hal-hal lucu atau dengan penokohan hewan. Sedangkan untuk umur 8-12 tahun, guru dapat bercerita tentang sejarah yang menampilkan jiwa patriotisme anak, seperti cerita Sultan Hasanuddin.

Agar tidak membosankan, cerita sejarah dapat dikreasikan selama pakem ceritanya tidak berubah. "Terserah memakai media apa, tokohnya siapa, yang terpenting olah vokal yang baik. Menirukan suaralah yang paling disenangi oleh anak-anak," ujarnya sambil menirukan suara kuda. Dan jangan lupa, ia menambahkan, dengan alat peraga atau media untuk menggambarkan karakter tokoh dongeng, seperti boneka binatang atau gambar untuk memancing imajinasi anak.

Selain penokohan dan suara, cerita dongeng tidak perlu terlalu panjang. Sebab, batas konsentrasi anak hanya 5 menit. Jika telah menampilkan satu adegan dalam cerita, usahakan menarik kembali perhatian anak-anak. Awam terkadang memakai yel-yel atau tepuk tangan dan anak-anak akan menirukan serta meneriakkan "yes" seperti yang dilakukan para mahasiswa itu. Spontan puluhan mahasiswa angkatan 2009/2010 PG-PAUD tampak seperti anak TK yang duduk manis menirukan Awam.

Bukan hanya itu, saat mendongeng langkah di atas panggung juga memiliki aturan. Menurut Awam, jika ingin berpindah, tentukan langkah dulu baru bercerita atau bercerita baru melangkah. Adapun jumlah maksimal langkah adalah empat langkah. "Jangan pernah melakukan keduanya kecuali saat menggunakan efek suara," katanya.

Awam juga mengajarkan cara menciptakan suasana akrab sebelum bercerita, yaitu memperkenalkan diri dengan cara yang lucu dan tidak kaku. Sedangkan saat cerita sudah dimulai, pendongeng harus membuat mereka terlibat dalam cerita. Suruh mereka menebak kata yang akan diucapkan, saling berinteraksi, dan ada lagu baru di sela-sela cerita. "Lagu lama juga tetap bisa. Hanya liriknya yang diubah sesuai dengan tema cerita," katanya.

Pada kesempatan ini, Awam juga memberikan pelatihan oleh vokal dasar agar mahasiswa bisa membuat berbagai macam karakter suara. Suara rendah, sedang, dan tinggi. Dalam mendongeng, usahakan hanya menggunakan tiga tokoh dengan karakter suara yang berbeda. "Jangan lebih, anak-anak bisa bingung membedakannya," katanya. Dan, Awam melanjutkan, untuk lebih menarik perhatian, ketiga karakter suara dibuat melengking dengan penekanan pada perut dan tenggorokan. "Karena itu sangat penting. Latihan menarik napas dalam-dalam dan mengembuskan sambil menyebut huruf vokal. Lakukan ini setiap pagi selama seminggu, kemudian beralih meniru suara hewan," katanya.

Atraksi Kuda Menari ala Sayyang Pattudu

Polewali, Sulbar - Indonesia yang kaya akan suku dan tradisi budaya tak pernah kehabisan daya tarik bagi kaum wisatawan. Di Polewali Mandar, Sulawesi Barat ada kuda menari atau dalam bahasa setempat disebut sayyang pattudu.

Sayyang pattudu adalah semacam atraksi yang dilakukan seekor kuda sambil ditunggangi. Aksi yang unik ini amat menarik bagi para wisatawan dalam negeri dan mancanegara. Peter dan Jacob adalah turis asal Australia yang berkunjung ke Polewali. Mereka merasa penasaran dan terus mencoba menunggangi kuda terlatih yang akan menari.

Menurut Agus seorang pemandu wisata, atraksi sayyang pattudu kini sedang dikembangkan untuk menjadi ikon wisata alam di Sulawesi Barat.

-

Arsip Blog

Recent Posts