Lestarikan Seni, Sultan Dapat Doktor HC

Yogyakarta - Peran besar Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam melestarikan seni budaya Indonesia mendapat apresiasi dari Institut Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta. Perguruan tinggi seni itu memberikan gelar doktor honoris causa (HC) kepada raja Jogjakarta tersebut di bidang seni pertunjukan.

Itu merupakan gelar kedua yang diterima Sultan dalam seminggu terakhir. Sebelumnya, gelar yang sama diberikan Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam bidang kemanusiaan.

Penganugerahan gelar tersebut diawali penampilan tari Saraswati dan dilanjutkan pidato pengukuhan Sultan HB X. Seusai berpidato, ditampilkan sebuah koreografi bedhaya berjudul Sang Amurwabumi. Salah seorang penarinya adalah putri sulung Sultan HB X, GKR Pembayun, di posisi jangga.

Sultan menjabarkan Ajaran Sang Amurwabumi: Sumber Acuan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Bangsa dalam pidato pengukuhannya, Selasa (27/12). Dia mengungkapkan, selama ini seni hanya dianggap klangenan. Padahal, kemajuan ilmu pengetahuan didasarkan pada kemajuan kebudayaan.

"Eropa melewati masa renaissance, kelahiran kembali dan memberikan pencerahan dari kegelapan intelektual. Itu diinspirasi para seniman seperti Da Vinci dan Michael Angelo," ujarnya.

Menurut dia, elite politik Indonesia saat ini tidak tumbuh dari tradisi kesenian. Padahal, untuk mengalami pendidikan kesenian, seseorang tidak harus menjadi penari, pemain teater, atau perupa. Melainkan, mengajak individu untuk mendalami sensitivitas kemanusiaan.

Selama kesenian belum menjadi bagian dari elite politik, kata Sultan, proses berbangsa akan kehilangan humanisme, sebuah ruang publik yang menumbuhkan rasa kebangsaan. Sejarah berbangsa mencatat, penekanan pembangunan pada aspek politik dan ekonomi memberikan kelimpahruahan sementara serta penuh gejolak.

"Agaknya, itulah pekerjaan rumah yang tidak ringan bagi seniman intelektual di kampus maupun praktisi," ujarnya.

Rektor ISI Prof Dr A.M. Hermien Kusmayati menjelaskan, gelar tersebut merupakan pengakuan atas sebuah pencapaian yang luar biasa. Diharapkan, hal itu bisa memicu perguruan tinggi lain untuk memberikan penghargaan kepada seseorang yang memang dianggap layak. "Ini adalah suatu gelar yang diberikan kepada orang yang telah mencapai prestasi puncak," katanya.

Gelar kehormatan di bidang seni pertunjukan merupakan yang pertama bagi ISI maupun dunia seni pertunjukan pada umumnya. Ada beberapa hal yang membuat raja Ngayogyakarta Hadiningrat itu memperoleh gelar doktor HC. Di antaranya, Sultan selama ini dinilai berperan melestarikan seni budaya Indonesia.

Selain itu, Sultan dianggap meraih pencapaian tertinggi dalam karya-karyanya sebagai seniman. Juga, Sultan berperan aktif dalam meneguhkan jati diri serta karakter bangsa melalui seni budaya. Salah satunya tecermin pada berbagai buku dan tulisannya maupun diplomasi antarnegara melalui kebudayaan.

-

Arsip Blog

Recent Posts