Revitalisasi Museum Mendesak Dilakukan

Yogyakarta - suaramerdeka.com - Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti mengatakan, masih banyak museum di Indonesia yang tidak layak. Dari sekitar 300 museum yang ada, hanya sekitar 30 persen saja yang masuk kategori layak serta pantas.

Dengan kondisi tersebut maka revitalisasi museum di Indonesia mendesak dilakukan seperti halnya terhadap pasar tradisional yang terancam keberadaannya dengan mall maupun supermarket. "Yang layak, pantas dan bukan hanya semacam gudang penyimpan jumlahnya kurang dari 30 persen dari sekitar 300 museum yang ada saat ini sehingga perlu direvitalisasi," ujarnya.

Ditegaskan, revitalisasi museum di Indonesia sangat mungkin dilakukan seperti halnya revitalisasi terhadap pasar tradisional. Dia menjelaskan bahwa untuk merevitalisasi satu pasar tradisional saja setidaknya membutuhkan anggaran sekitar 5 miliar.

Selain revitalisasi, katanya, regulasi dan dikuatkannya jejaring antar pengelola museum juga perlu dilakukan. ''Selain itu kami benahi nanti lewat pendidikan pada wajib kunjung museum," ujarnya.

Dia juga mengatakan bahwa kebudayaan di dunia saat ini terus berkembang dan berinteraksi menembus batas wilayah dunia. Hal tersebut tidak bisa dihindari misalnya dengan munculnya jenis dan pusat-pusat kebudayaan asing di Indonesia seperti dari India, Prancis, serta Belanda.

Untuk itu sebagai langkah promosi memajukan budaya bangsa perlu ditempatkan rumah-rumah budaya Indonesia khususnya pada tempat-tempat strategis di dunia. "Kami harus aktif bagaimana membuat seting agenda budaya Indonesia di luar negeri agar tidak kalah dengan asing," imbuhnya.

Dalam pembangunan kebudayaan Indonesia, Wiendu mengingatkan, pentingnya faktor sumberdaya budaya dan lembaga budaya yang harus ditingkatkan profesionalitasnya. Sumberdaya budaya seperti para pekerja budaya yang telah ada saat ini perlu dipetakan profesionalismenya. Apalagi di era perdagangan bebas mobilitas manusia termasuk pekerja budaya antar negara sangat terbuka.

"Bisa dengan mudah di Indonesia ini kita jumpai penyanyi dari Filipina maupun pengrajin dari Thailand. Maka profesionalitas pekerja budaya ini perlu dipetakan baik yang dioptimalkan di dalam negeri maupun luar negeri," katanya.

-

Arsip Blog

Recent Posts