Skala Brak, Simbol Lampung yang belum Dijunjung

Gedung Dalom sebagai pengganti Istana Skala Brak membuktikan peradaban Lampung masih bertahan dari terpaan zaman.

PTI Peradaban UJ masa lalu masih bisa ditemukan di desa ini. Ini terbukti dengan berbagai penelitian yang dilakukan para ilmuwan, baik dalam maupun luar negeri."

Iwan Kurniawan

SEDERET kawanan kabut tampak jelas terlihat pagi itu. Udara di Desa Pekon Balak, Kecamatan Baru Brak, Kabupaten Lampung Barat, Lampung, pun masih begitu dingin.

Di sudut deretan rumah-rumah tradisional yang rapi, beberapa nenek-nenek terlihat mulai beraktivitas. Ada yang menjemur biji-biji kopi, menyapu halaman rumah. Ada pula yang mulai mengenakan siger-topi adat khas setempat--sambil memotong rumput.

Sementara itu, di sebuah permandian sekitar 500 meter dari Gedung Dalom, beberapa lelaki sedang mandi. Riani dari perbukitan mengalir melewati tebing-tebing terjal. Begitu jernih dan sedikit mengusir kantuk.

Biasanya sehabis mandi, mereka langsung menuju ke kebun kopi dan damar. Itulah kebiasaan masyarakat di sana setiap harinya.

Untuk mencapai Kecamatan Batu Brak tidaklah mudah. Jarak tempuh dari ibu kota Lampung, Bandar Lampung, yaitu 241 kilometer. Dan harus melalui jalan beraspal yang sudah berlubang-lubang, bisa memakan waktu 5-7 jam. Sebuah pelawatan yang melelahkan sekaligus mengasyikkan di Bumi Ruai Jurai, julukan Lampung.

Sebagai desa yang masih melestarikan nilai-nilai leluhur, Pekon Balak memiliki daya tarik tersendiri. Pasalnya, di sanalah berdiri Gedung Dalom. Bangunan bersejarah di atas lahan seluas 3.000 meter persegi itu merupakan pengganti Istana Skala Brak.

Berdasarkan sejarahnya, pemerintah kolonial Belanda sempat membumihanguskan istana tersebut pada 1810 dan 1820. Sebagai pengganti, pada 1830 Gedung Dalom dibangun kembali sebagai tempat tinggal raja pada masa itu.

"Penghancuran kerajaan telah membuat penderitaan masyarakat. Untuk itu, di-bangunlah kembali Gedung Dalom sebagai tempat kediaman raja," ujar Gusti Raja Mangkunegara, Kerajaan Skala Brak, Ike Edwin.

Keberadaan istana yang masuk faksi (kelompok adat) Buay Perenong itu masih nampak utuh. Selain Perenong, terdapat tiga faksi lainnya di Lampung Barat. Meliputi, Buay Belunguh, Buay lalang Diway, dan Buay Ngerupa.

Awalnya, kerajaan ini berdiri sekitar abad ke-3 Masehi dengan pemimpinnya Raja Buay Tumi. Berdasarkan hasil riset William Marsden, 2008, nama Tumi sendiri diyakini sebagai pemimpin tertinggi suku Tumi.

Tumi merupakan salah satu bangsa pertama yang men-diami tanah Lampung. Mereka kemudian membangun sebuah peradaban di Skala Brak.

Lokasi awal Kerajaan Skala Brak terletak di lereng Gunung Persagi, Belalau, di sebelah selatan Danau Ranau. Namun karena invansi kolonial, kerajaan dipindahkan ke Desa Pekon Balak.

"Peradaban masa lalu masih bisa ditemukan di desa ini. Ini terbukti dengan berbagai penelitian yang dilakukan para ilmuwan, baik dalam maupun luar negeri," jelas Ike, serius.

Tidak dihuni

Bangunan istana yang masih tampak megah itu memiliki keberagaman seni ukiran. Tidak mengherankan jika unsur dekoratif tampak jelasterlihat.

Selain itu, di depan istana, terdapat tiga meriam merek Aker, buatan 1849. Dahulu berfungsi sebagai senjata untuk menghalang musuh. Namun, dengan pergantian waktu, kini hanya sebagai pajangan untuk menambah nilai historis kawasan kerajaan.

Berdasarkan bentuk bangunannya, Gedung Dalom merupakan simbol rumah tradisional Lampung. Itu bisa dilihat dari bentuk bangunan warga di sekitarnya. Memiliki dua tingkat, menyerupai rumah panggung.

Terdapat dua pintu utama di gedung tersebut. Satunya sebagai tempat suntan (sultan) masuk, sedangkan satunya lagi sebagai pintu masuk paratamu. Terdapat tiga jendela di sisi depan. Begitu pula sebuah tangga untuk naik ke ruangan utama.

Dahulu, atapnya terbuat dari ijuk, tapi karena pernah terbakar digantikan dengan seng. Hal itu membuat pengurus Gedung Dalom trauma sehingga menggunakan bahan yang tidak mudah terbakar.

Di dalam ruangan, terdapat beberapa kamar. Kamar utama merupakan milik anak tertua, sedangkan lainnya adalah anak kedua atau ketiga. Untuk jendelanya, terdapat empat di sisi kanan dan empat di sisi kiri.

Semua bahan terbuat dari kayu tenant. Umur kayu juga telah melewati ratusan tahun sehingga nampak antik.

Namun, bangunan itu tidak lagi ditempati. Biasanya, pada saat perayaan hari raya keagamaan atau kunjungan keluarga Kerajaan Skala Brak, istana baru akan dibuka.

"Gedung Dalom ini tidak sembarang dibuka. Empat paksi harus berkumpul terlebih dahulu untuk melakukan doa sebelum masuk. Kalau keluarga kerajaan datang biasanya akan dibuka," tutur Firmansyah, tokoh masyarakat setempat.

Keberadaan Gedung Dalom sebagai simbol bekas Kerajaan Skala Brak menjadi penting. Pasalnya, di tanah itu diyakini sebagai asal-muasal orang Lampung. Hal itu yang membuat masyarakat setempat sangat menyakralkan gedung tersebut.

Bupati Lampung Barat Mukhlis Basri mengatakan Gedung Dalom telah menjadi salah satu bangunan penting. Apalagi melalui peraturan pemerintah setempat, gedung itu telah menjadi bangunan cagar budaya. "Tidak ada alokasi dana tetap untuk gedung ini. Namun, ada dana berupa sumbangan sukarela," tuturnya.

Sayangnya, keberadaan bangunan bersejarah itu tidak didukung pusat informasi atau museum. Padahal, dengan adanya informasi mengenai situs-situs peninggalan kerajaan dapat menjadikan Kerajaan Skala Brak sebagai salah satu pusat kebudayaan nasional.

Mukhlis mengaku keberadaan pusat informasi masih perlu didirikan di sekitar Gedung Dalom. Apalagi di zaman kolonialisme. Desa Pekon Balak merupakan salah satu kawasan yang menjadi basis pertahanan warga.

"Belum ada rencana untuk membangun museum. Kami masih menganggarkan dana senilai Kpi lu miliar untuk memperbaiki ruas jalan kabupaten. Akses perlu diperbaiki dahulu," cetus bupati. (M-l)miweekend amediamdonesia com

Siswi SMA Dimesumi Oknum PNS

Ternate - Kapolres Kepulauan Sula Ajun Komisaris Besar Indra Jaya Barata belum menerima laporan kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oknum PNS berinisial BB atas siswi SMA.

Kapolres saat dihubungi per telepon dari Ternate, Senin (21/2/2011), berjanji menindaklanjuti kasus tersebut.

Kasus dugaan pelecehan seksual itu mendapat perhatian publik, setidaknya dari lembaga swadaya masyarakat Perempuan Mahardhika Komite Maluku Utara.

"Kami mengutuk perbuatan asusila terhadap anak di bawah umur yang diduga dilakukan oknum PNS di Kabupaten Kepsul berinisial BB," ujar Koordinator Perempuan Mahardhika Komite Maluku Utara, Astuti N Kilwouw.

Ia minta kepolisian mengusut tuntas kasus pelecehan tersebut dan memberikan perlindungan khusus kepada korban serta keluarganya sebagaimana diamanatkan UU Nomor 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak Pasal 1 butir 15.

Ia juga meminta Polda Maluku Utara mendesak Polres Sula untuk lebih serius mempercepat proses kasus itu agar tidak berlarut-larut.

"Kami minta kepada Bupati untuk segera memecat BB dari jabatannya kalau terbukti secara hukum melakukan pelecehan," kata Astuti N Kilwouw.

Ia mengajak kepada seluruh masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sula dan masyarakat Maluku Utara secara umum untuk melakukan pengawalan terhadap proses hukum penyelesaian kasus ini.

Mesum Bareng di Hotel Ditangkap Satpol

Pamekasan - Oknum tenaga harian lepas Pemkab Sumenep yang diduga berbuat mesum terjaring razia Satpol PP Pamekasan, Madura, Jawa Timur, di salah satu hotel di wilayah itu.

"Menurut pengakuannya oknum THL yang terjaring razia Satpol PP, si THL itu berkerja di salah satu Puskesmas di Pulau Kangean Sumenep," kata Kepala Satpol PP Kusairi, Kamis (24/2/2011) sore.

Selain menangkap pasangan mesum THL asal Sumenep, petugas gabungan antara Satpol PP dengan Polres Pamekasan ini juga berhasil menangkap salah satu oknum Kepala Dusun di Desa Larangan Luar di lokasi hotel yang sama.

Saat diinterogasi petugas, oknum Kadus yang tertangkap tangan petugas berduaan di sebuah kamar hotel ini mengaku, perempuan yang bersamanya merupakan istri, tapi nikah siri.

Menurut Kepala Satpol PP Kusairi, ada tiga pasangan mesum yang tertangkap petugas dalam operasi gabungan yang digelar Kamis itu.

"Ketiganya kini dimasih dimintai keterangan di kantor Sampol PP dan untuk selanjutkan akan diproses lebih lanjut sesuai dengan ketentuan yang berlaku," kata Kusairi.

Selain menahan ketiga pasangan yang ketahuan berbuat mesum di kamar hotel itu, polisi juga akan memanggil pemilik hotel, karena telah mengizinkan pasangan yang tidak mengantongi surat nikah menginap di hotel tersebut.

"Pemilik juga akan kami panggil dan akan kami mintai keterangan terkait persoalan ini," katanya.

Depbudpar Lakukan `Direct Selling` untuk Jaring 400 Ribu Turis dari China

Jakarta - Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) melakukan `direct selling` untuk menjaring turis dari China, yang tahun ini diharapkan mencapai

sekitar 300 ribu kunjungan. "Direct selling dan peningkatan image kita lakukan untuk meningkatkan kunjungan wisman dari China, yang tahun ini diharapkan mencapai 300 ribu kunjungan," kata DR. Sapta Nirwandar, Dirjen Pemasaran Depbudpar kepada wartawan di gedung Sapta Pesona Jakarta, Selasa (13/5).

Dikatakan untuk melakukan strategi itu kita melakukan antara lain pemasangan iklan berjalanan mengenai paket wisata dan logo VIY 2008 pada 45 kendaraan bus di dua kota besar Shanghai dan Beijing, langkah ini sekaligus untuk membidik pasar wisatawan yang berkunjung pada pesta olahraga Olimpiade Beijing 2008 berlangsung sekitar Agustus mendatang.

Selain itu akan dibuka `Cafe Indonesia` di bandara Beijing dengan menyajikan kopi dan kuliner khas Indonesia serta fasilitas informasi website dan sarana promosi berupa flyer maupun brosur paket wisata di Indonesia. "Kita akan menjaring turis dunia yang datang ke Olimpiade Beijing 2008, agar mereka dari sana melanjutkan kunjungan ke Indonesia," kata Sapta Nirwandar yang didampingi Direktur Sarana Promosi Esthy Reko Astuty, Direktur MICE Nia Niscaya, dan Direktur Promosi Luar Negeri Gde Pitana, dan Kepala Pusat Informasi dan Humas (Pusformas) Surya Dharma.

Dalam program VIY 2008 Depbudpar menetapkan target kunjungan wisman dari China dan Hongkong sebesar 400 ribu kunjungan atau mengalami peningkatan sekitar 13,37% dibanding tahun 2007 sebesar 335.172 kunjungan.

Sumber: www.budpar.go.id (13 Mei 2008)

Makanan dan Kesenian Indonesia Semakin Diminati di Korsel

Seoul - Tak kurang dari 900 tusuk sate, bakso, mi goreng dan berbagai penganan kecil lain yang disiapkan DWP KBRI Seoul di booth Indonesia pada acara Seoul Friendship Fair-Hi Seoul Festival pada 10 Mei 2008 habis diminati pengunjung. Setiap pertunjukan tarian Indonesia yang digelar juga selalu dikerumuni pengunjung antusias. Pageralan tari yang paling banyak mendapat sambutan meriah masyarakat Korsel adalah tarian Dolanan Anak yang dibawakan oleh 6 pasang putra-putri staf KBRI Seoul yang masih berusia di bawah 12 tahun, selain juga jenis-jenis tari yang lain antara lain Tari Bali, Tari rantak, dan Tari Jaipong. Antusiasme masyarakat Korsel ini membuktikan bahwa makanan dan kesenian Indonesia semakin dikenal dan semakin diminati oleh masyarakat Korea Selatan.

Selain Seoul Friendship Fair-Hi Seoul Festival, pada Mei ini KBRI Seoul juga aktif mengisi kegiatan berbagai festival budaya di Korsel, antara lain International Night di Yongsan International School of Seoul pada 2 Mei 2008, peringatan Korean Children Day di Children Center pada tanggal 4 Mei 2008 dan Migrant Arirang Festival yang diselenggarakan oleh Korean Ministry of Labour dan perkumpulan pekerja migran di Korsel pada 11 Mei 2008.

Dalam berbagai festival tersebut, KBRI Seoul bekerja sama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Seoul dan Persatuan Pelajar Indonesia di Korea (PERPIKA) memperkenalkan berbagai makanan khas Indonesia menggelar pagelaran tarian Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Musim semi di Korea Selatan merupakan musim yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat karena pada musim tersebut cuaca mulai menjadi hangat dan orang-orang suka melakukan kegiatan di luar rumah. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh KBRI Seoul untuk melakukan kegiatan promosi citra Indonesia di Korsel, terutama dalam rangka turut menyukseskan progam Visit Indonesia Year 2008 dan menarik arus wisatawan asal Korsel untuk berkunjung ke Indonesia.

Untuk mendorong kegiatan promosi citra Indonesia tersebut, akhirnya KBRI Seoul bekerja sama dengan DWP juga berhasil mendirikan sanggar kesenian Indonesia. Sanggar tari yang beranggotaan para pelajar Indonesia, putra-putri staf KBRI, dan masyarakat Indonesia lainnya di Korsel tersebut telah berjalan secara rutin setiap hari Jumat untuk berlatih tari-tarian Indonesia. Diharapkan agar kegiatan sanggar tari tersebut dapat terus berjalan dengan lancar untuk masa-masa yang akan datang.

Sumber: www.deplu.go.id (13 Mei 2008)

Film AAC Digunakan Sebagai Media `Co-Marketing` untuk Promosikan VIY 2008 di Asia Tenggara

Jakarta - Dirjen Pemasaran Depbudpar DR.Sapta Nirwandar mengatakan, film Ayat-ayat Cinta (AAC) digunakan sebagai media co-marketing untuk mempromosikan program Visit Indonesia Year (VIY) 2008 di kawasan Asia Tenggara antara lain Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. "Film AAC diminati oleh masyarakat Malaysia, saat launching di Kuala Lumpur pada 22 Juni mendatang kita gunakan untuk co-marketing VIY 2008," kata Sapta Nirwandar di gedung Sapta Pesona Jakarta, Selasa (13/5).

Film bernuansa religi yang menyedot sekitar 4 juta penonton di Indonesia ini, selama beberapa bulan ke depan juga diputar di Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Pada kesempatan pemutaran film tersebut, digunakan sebagai media untuk mempromosikan program VIY 2008.

Pada kesempatan itu Sapta Nirwandar melaporkan bahwa pada tiga bulan pertama (Januari-Maret) jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia sebesar 1,405 juta atau tumbuh 15,68% dibanding periode yang sama tahun lalu, merupakan awal yang cukup menggembirakan di mana pertumbuhan tersebut diharapkan akan menjadi dua kali lipat pada bulan-bulan berikutnya.

"Tiga bulan pertama Januari-Maret, saat low seasons, kita sudah meraih 1,405 juta wisman atau naik 15,68%. Pada bulan mendatang saat , high seasons pertumbuhan itu kita harapkan akan naik dua kali lipat," kata Sapta Nirwandar, yang didampingi Kepala Pusat Informasi dan Humas (Pusformas) Depbudpar Surya Dharma, Direktur Sarana Promosi Esthy Reko Astuty, Direktur MICE Nia Niscaya, dan Direktur Promosi Luar Negeri Gde Pitana.

Jumlah komulatif kunjungan wisman Januari-Maret 2008 sebesar 1.405.456 itu masuk melalui 15 pintu utama sebesar 1.190.102 kunjungan dan pintu lainnya 215.354 kunjungan. Dari lima belas pintu masuk itu, kontribusi terbesar adalah Soekarno-Hatta Jakarta sebesar 335.648 kunjungan, Ngurah Rai Bali, dan Batam masing-masing mencapai 466.886 dan 257.036 kunjungan.

Sumber: www.budpar.go.id (13 Mei 2008)

Kawasan Orchard Road Akan Dihadirkan di Jalan Satrio, Kuningan

Jakarta - Bagi yang menyukai wisata belanja, tidak perlu lagi jauh-jauh ke kawasan Orchard Road, Singapura, karena Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana untuk "menghadirkan" kawasan itu di Jakarta, tepatnya di daerah Jalan Satrio, Kuningan, Jakarta Selatan.

"Di situ akan kita bangun area pusat perbelanjaan. Jadi penggal utamanya dari Jalan Rasuna Said sampai ke Jalan Sudirman. Itu akan dibuat tempat pejalan kaki yang nyaman, kemudian arus lalu-lintasnya juga akan kita atur sedemikian rupa sehingga bisa membuat nyaman," kata Gubernur DKI Fauzi Bowo saat memaparkan proyek tersebut kepada wartawan di Balaikota Jakarta, Selasa.

Lebih jauh, Pemprov telah melakukan kajian untuk melakukan pengalihan arus lalu lintas yang saat ini menyebabkan kemacetan parah di jalan tersebut di jam-jam tertentu.

Pengalihan dilakukan untuk membuat kawasan ini terasa nyaman bagi pusat-pusat perbelanjaan yang akan dibangun di sepanjang jalan itu.

"Masih perlu dikaji lebih lanjut arus lalu-lintasnya, apakah dialihkan atau dibuat `elevated` (melayang). Jadi dibuatkan jalan layang dari Terowongan Casablanca sampai ke Gedung Darmala, dekat Hotel Le Meridien," papar Gubernur.

Desain besar kawasan tersebut akan dibangun oleh Pemprov, sementara gedung-gedung dan pusat bisnis seperti retail, pusat perbelanjaan modern, perhotelan, dan properti akan diminta untuk menyesuaikan dengan cetak biru tersebut.

"Setiap yang minta ijin, kami minta disesuaikan. Sementara `grand pattern` akan dilakukan oleh Pemda," katanya.

Kawasan itu disebutnya akan dibuat nyaman untuk pejalan kaki dengan membangun trotoar yang lebar, selebar delapan hingga 10 meter, tergantung pada kondisi lahan.

Selain itu, daerah Jl. Satrio itu akan dijadikan daerah ritel besar membuka cabang mereka.

"Ritel besar saat ini tidak boleh didirikan di Kuningan dan Sudirman. Jadi yang sudah kebablasan di Plasa Semanggi itu membuat jalan macet. Tetapi di jalan Satrio ini kita buat kemungkinan adanya retail besar," kata Gubernur.

Sumber: www.antara.co.id (14 Mei 2008)

Mobil Pintar Harus Kuasai Pengetahuan Pariwisata

Jakarta - Puncak rangkaian peringatan Seabad Kebangkitan Nasional bersama Ibu Negara, Ibu Wapres, SIKIB (Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu) dan sejumlah menteri yang diselenggarakan di Taman Monas, Minggu lalu, memang menarik.

Di sela-sela rangkaian acara itu, Ibu Negara sempat meresmikan peluncuran perahu pintar, Buku Indonesia Pintar, serta pengenalan ikon karakter mobil pintar yaitu siBooky, siRully, dan siPenny. Selain itu juga peluncuran film animasi dan komik serial ke-3 ikon mobil pintar dan beberapa kegiatan lain.

Mobil pintar yang diluncurkan Ibu Negara, Minggu lalu itu, adalah mobil perpustakaan keliling yang usianya sudah menginjak tiga tahun, pas dengan peringatan Seabad Kebangkitan Nasional itu.

Tetapi, biarpun usianya baru tiga tahun, kecerdasannya sudah luar biasa. Mobil pintar sudah menolong mencerdaskan secara gratis banyak masyarakat Indonesia. Mobil pintar juga memprioritaskan pertolongannya kepada anak-anak didik dari kalangan keluarga tidak mampu.

Tapi, apakah pengetahuan mobil pintar itu juga sudah mencakup pengetahuan tentang kepariwisataan? Benarkah wawasan seni budaya dan film sudah dikuasai mobil pintar itu? "Pemahaman tentang kepariwisataan, seni, dan budaya itu penting agar pada saat ada orang yang membutuhkan pengetahuan tentang wisata, seni, dan budaya, maka SiBooky, siRully, dan siPenny bisa membantu menjelaskan dengan tepat, bahkan memberikan buku-buku yang diperlukan," ujar Benyamin, dari Humas Depbudpar, kepada Suara Karya di Taman Monas, Minggu lalu.

Untuk itu, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik, bersama sejumlah menteri lainnya seperti Mendiknas, Mensos, Menteri Lingkungan Hidup, dan Menteri Kesehatan, pada acara Seabad Kebangkitan Nasional di Monas itu sempat menandatangani nota kesepahaman kerja sama dengan pihak SIKIB.

Bagaimana bentuk kesepakatan kerja sama yang ditanadatangani antara Menbudpar Jero Wacik dan SIKIB belum diketahui benar. Tetapi, Benyamin bisa memastikan bahwa wujud kerja sama itu adalah memasok buku-buku tentang Sapta Pesona, buku-buku tentang sadar wisata, dan buku-buku lain yang menerangkan potensi keindahan panorama alam serta kepariwisataan Indonesia.

"Pasti termasuk dalam kerja sama itu adalah bantuan pasokan buku-buku tentang seni budaya Indonesia, juga buku-buku yang mengajak masyarakat secara bersama-sama membangun kepariwisataan. Itu penting karena ke depan, kepariwisataan Indonesia tidak saja diharapkan menjadi penghasil devisa terbesar bagi Indonesia, tetapi lebih jauh dari itu juga diharapkan bisa memperbaiki kesejahteraan rakyat Indonesia. Nah, untuk itu, posisi mobil pintar yang kehadirannya sejak awal diprakarsai oleh Ibu Negara sangat strategis," ujar Benyamin.

Peringatan Seabad Kebangkitan Nasional yang juga dihadiri sekitar 10 ribu siswa SD, SMP, SMA, mahasiswa, Pramuka, YPAC, dan Dharma Pertiwi itu sempat pula dimeriahkan beberapa selebritas dari kalangan komedian dan penyanyi Kerispatih.

Ikut pula diluncurkan pada hari itu adalah program pembelajaran Rumah Pintar Jarak Jauh, Smarttelcom. Pameran lima paviliun Indonesia Sejahtera meliputi Indonesia Sehat, Indonesia Pintar, Indonesia Peduli, Indonesia Kreatif & Indonesia Peduli. Juga diluncurkan pameran mobil unit bidang pendidikan, iptek dan kesehatan, aubade anak-anak Indonesia dengan lagu-lagu perjuangan, pertunjukan kesenian anak-anak mopin/rupin, angklung, dan dongeng. Juga gerak dan lagu "Bangkit Anak Indonesia".

Sumber: www.suarakarya-online.com (14 Mei 2008)

Candi Muara Takus Ikon Wisata Riau

Pekanbaru - Dari rapat musyawarah rencana pembangunan nasional beberapa waktu lalu dengan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Pemprov Riau telah meminta pemerintah kabupaten/kota di Riau untuk memilih satu keunggulan wisata di daerah kabupaten/kota masing-masing.

Bahkan, Pemprov Riau sudah sepakat dengan kabupaten/kota untuk menyediakan budged anggaran dan program untuk pengembangan pariwisata unggulan di setiap daerah ini.

Khusus di Kabupaten Kampar, Gubri mengatakan situs budaya Candi Muara Takus ini perlu dijadikan sebagai objek wisata unggulan. Karena candi ini mempuyai nilai religius yang sangat tinggi.

"Candi ini telah ada sejak abad ke 5 dan pernah berjaya hingga abad ke 12 sebelum keruntuhannya dan hijrah secara besar-besaran ke Bukit Siguntang Sumatera Selatan. Bahkan candi ini lebih tua dari candi Borubudur. Ini jelas mempuyai nilai sejarah yang tinggi. Karena itu kedepan objek wisata ini akan dibenahi terus kedepannya," kata Gubri.

Gubri menyebutkan Candi Muara Takus selain memiliki sejarah, di lingkungannya juga memiliki potensi wisata yang lain karena di dekat candi ada sebuah danau. Keberadaan danau ini bila dikelola dengan baik maka berpotensi mengundang wisatawan.

Kedepan agar candi ini bisa terawat dengan baik akan direkrut pegawai kemudian diangkat menjadi pegawai negeri khusus bertugas merawat candi. "Tenaga ini kalau dapat kita ambil dari masyarakat yang ada di Desa Muara Takus ini sendiri," ujar Gubri.

Gubernur mengaku kawasan wisata 13 koto Kampar bila dikelola dengan baik bisa menjadi wisata nasional dan mancanegara.

”Saya sudah senang jalan dibangun sudah bagus, Insya Allah akan kita bangun rumah penjaga dikawasan ini,” ujar Gubri.

Sumber: bikkb.riau.go.id (14 Mei 2008)

Kunjungan Wisman Asal Kawasan Arab Diharapkan Meningkat

Jakarta - Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Asita) wisatawan mancanegara (wisman) dari kawasan Arab yang datang ke Indonesia akan bertambah seiring dengan naiknya harga minyak dunia. Hal itu diungkapkan Ketua Asita, Ben Sukma di Jakarta, Rabu (14/5).

Ben mengharapkan ada peningkatan wisman Arab dari 170.000 orang pada 2007 menjadi 200 ribu orang, apalagi bila ditambah dengan promosi yang lebih gencar bisa diharapkan sampai 250 ribu wisman selama 2008.

Asita sendiri telah menyiapkan paket-paket yang disukai oleh wisman Arab yaitu paket ke pegunungan seperti ke Bogor, Puncak, Sukabumi, Cipanas dan Bandung. "Sebagian nanti kita buatkan paket ke Batam dan Bukittinggi Sumatera Barat," kata Ben Sukma.

Wisman dari Arab, kata dia, merupakan wisman dengan pengeluaran tinggi dan masa tinggal yang lama dibandingkan wisman dari negara lain. "Mereka bisa tinggal tiga minggu sampai satu bulan. Satu minggu di Jakarta, nanti berendam air panas selama dua minggu di Cipanas," jelas Ben.

Sedangkan rata-rata pengeluaran, wisman dari Arab bisa mengeluarkan 200 dolar AS per orang per hari, sementara Wisman dari Eropa hanya 100 dolar As per orang per hari dan Wisman dari Asia sebesr 75 dolar AS per orang per hari.

Sebelumnya Dirjen Pemasaran Depbudpar Sapta Nirwandar mengatakan tetap optimis jumlah wisatawan mancanegara (wisman) dari Eropa dan kawasan Timur Tengah ke Indonesia akan tetap naik dibanding tahun sebelumnya meski pariwisata global terpengaruh oleh harga minyak dunia yang makin tinggi.

"Sampai saat ini kita belum melihat adanya pembatalan wisman datang ke Indonesia. Wisman yang terpengaruh harga minyak dunia mungkin dari Amerika, tapi wisman dari Eropa kita prediksikan naik," kata Sapta di kantornya di Jakarta, Selasa (13/5).

Dia optimistis wisman Eropa tidak terpengaruh kondisi harga minyak dunia yang naik karena nilai tukar mata uang Euro cenderung menguat. "Bahkan dari ATM (Arab Tourism Mart) kemarin, akan ada lebih dari 25.000 wisman yang akan datang ke Indonesia," kata Sapta.

Eropa dan Rusia sebagai salah satu pasar utama pariwisata Indonesia, Depbudar memang menargetkan adanya kenaikan sebanyak 13,6 persen atau 600.000 wisman selama 2008 dari sekitar 528.000 wisman pada 2007. Sapta menjelaskan sekitar 528.000 wisman dari Eropa pada 2007 terdiri dari sekitar 102.000 wisman Jerman, 107.000 wisman Belanda, 128.000 wisman Inggris dan 45.000 wisman dari Rusia.

"Wisman dari Rusia paling banyak membelanjakan uang rata-rata diatas 2.000 dolar AS, sedangkan wisman Eropa rata-rata membelanjakan sekitar 900 dolar AS," jelasnya. Sedangkan wisman dari Tumur Tengah, Depbudpar menargetkan dapat menggaet 80.000 orang pada 2008 atau naik 75 persen dari sekitar 45.000 wisman tahun 2007.

Sumber: www.mediaindonesia.com (14 Mei 2008)

Agam Kembangkan Wisata Ikan Bakar Khas Maninjau

Agam - Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), satu daerah kunjungan wisatawan unggulan di wilayah itu kini terus mengembangkan potensi wisatanya, khususnya kuliner ikan bakar di seputaran Danau Maninjau.

"Kita kini mulai kembangkan wisata kuliner di Agam yakni ikan bakar danau guna menarik lebih banyak kunjungan wisatawan datang ke sini," kata Bupati Agam Aristo Munandar, di Agam.

Kuliner yang kini dikembangkan tersebut yakni ikan bakar khas berasal dari Danau Maninjau. Ikan ini sangat spesifik dan tidak ditemukan di perairan lain serta memiliki rasa berbeda dari jenis binatang air lainnya.

Menurut dia, selain mengembangkan pariwisata paralayang yang sudah menjadi satu agenda pariwisata nasional, kuliner ikan bakar tersebut juga akan dikembangkan guna menarik minat wisatawan untuk datang berkunjung ke daerah yang terkenal dengan objek wisata Danau Maninjau itu.

Khusus kuliner di Agam, selain ikan danau, juga terkenal aneka jenis makanan khas lainnya yakni pensi, rinuak dan pindang. Pensi dan rinuak adalah jenis makanan yang berasal dari biota air yang hidup di Danau Maninjau.

Rinuak merupakan kerupuk udang ukuran kecil yang memiliki rasa khas. Makanan tradisional ini berbentuk udang ukuran kecil yang diaduk dengan adonan tepung dan ditambah bumbu tradisional, sehingga menghasilkan rasa yang khas.

"Kerupuk rinuak ini satu oleh-oleh khas daerah yang selalu dicari wisatawan jika berkunjung ke Agam," katanya.

Terkait pengembangan wisata kuliner ini, pihaknya akan membuat pondok-pondok makanan dan minuman khas daerah tersebut pada kawasan Puncak Lawang, satu lokasi "take off" terbaik di Kabupaten Agam.

"Puncak Lawang itu akan kita desain menjadi objek wisata unggulan dengan melengkapi fasilitasnya, terutama membangun pondok kuliner di sekitar daerah ketinggian yang memiliki pemandangan indah itu," kata Aristo Munandar.

Sumber: www.kompas.co.id (15 Mei 2008)

Batavia Hotel Siapkan Kamar Karantina

Jakarta - Proses pemilihan Miss Tourism Indonesia (MTI) atau Putri Pariwisata Indonesia 2008, yang untuk pertama kalinya digelar di Indonesia, saat ini sudah memasuki tahap penjaringan di tingkat daerah. Sejak pendaftaran dibuka akhir Maret lalu, jumlah peserta yang terdaftar hingga pekan ini sudah mencapai 300 orang lebih. Pendaftaran masih terus dibuka hingga akhir Mei mendatang. Adapun putaran finalnya akan digelar di Jakarta bulan Juni, sedangkan grand final-nya pada 12 Juli 2008.

The Batavia Hotel yang terletak di kota tua Jakarta dan dipercaya menjadi official venue Putri Pariwisata Indonesia juga terus melakukan pembenahan dan menambah berbagai kelengkapan. "Kami berusaha menjadi tuan rumah yang baik. Karena itu, berbagai persiapan harus terus kami lakukan agar pada saat acara digelar, para peserta dan tamu lainnya merasakan kepuasan tersendiri berada di The Batavia Hotel," ujar Elis Ujiantuti, manajer humas hotel bintang empat itu, ketika berbincang dengan Suara Karya kemarin.

Hotel yang mulanya bernama Omni Batavia ini ternyata tidak saja dipercaya sebagai official venue, tetapi lebih dari itu, seperti diutarakan Johnnie Sugiarto selaku country director yang berhak menyeleksi Miss Tourism Indonesia, juga dipercaya sebagai markas hunian para peserta final dan grand final MTI 2008. Hotel Batavia akan menyediakan sejumlah kamar khusus yang bisa menampung 40 peserta yang masuk masa karantina. "Untuk itu, kami sudah memilihkan kamar-kamar istimewa, agar para peserta yang lolos babak menentukan di ajang MTI 2008 bisa merasa sangat nyaman," kata Pandu Adisoeprapto, General Manager The Batavia Hotel.

Dia menambahkan, dalam rangka menyukseskan program MTI 2008, The Batavia Hotel sudah berkomitmen untuk meningkatkan mutu pelayanan, kualitas produk, dan fasilitas lainnya. The Batavia Hotel diresmikan pengoperasiannya pada September 1995 oleh Menparpostel Joop Ave. Dibangun dengan gaya arsitektur kolonial, hotel ini menjadi satu-satunya hotel yang menyuguhkan konsep bernuansa sejarah Jakarta tempo doeloe.

Dengan lokasi yang tepat berada di kawasan Kota Tua, hotel yang memiliki 308 kamar ini juga mempunyai beberapa tempat yang bisa dibanggakan para peserta MTI. Di antaranya Restoran Pasar Rempah dan Super Star, kemudian warung teh dan kopi (lounge), Dapoer Roti Batavia, Pool Deck Grill & Bar, serta beberapa tempat lain termasuk kolam renang dan room service yang dioperasikan 24 jam.

Sumber: www.suarakarya-online.com (15 Mei 2008)

Belajar Menyelam di Pantai Amed, Bali

Bali - Bali bagian Timur memiliki apapun yang anda impikan. Disana Anda akan menemukan permata dan surga istimewa dalam keindahan alam yang eksotik yang berpadu dengan budaya yang masih kental terasa serta keramahan orang-orang sekitar. Disini pula lah terdapat Pantai Amed, pantai yang akan memberikan anda kedamaian dan ketenangan. Nikmati pula kelezatan makanan yang ada serta keuntungan yang didapat dari akomodasi yang terjangkau.

Pantai Amed menawarkan tempat yang bagus untuk latihan diving atau menyelam. Disana ada danau di pinggir pantai yang datar yang baik untuk latihan, serta batu karang yang dapat dicapai dengan berenang selama 5 menit. Tempat ini merupakan usulan terbaik untuk mengenal olahraga menyelam dan menjadikannya sebagai tempat yang sangat menyenangkan untuk belajar menyelam.

Anda dapat melakukan snorkling dan diving di sekitar pantai yang berpasir hitam ini. Jenis- jenis ikan yang sangat bervariasi dapat dikatakan paling menarik dibandingkan tempat-tempat lain di seluruh Bali yang disertai dengan kehangatan air yang tidak berubah-ubah yaitu 28 derajat. Berbagai macam kelompok ikan seperti ikan cardinal, ikan trigger, black snaper, pyramid butterrflies, ikan banner, dan ikan damselfish dapat dilihat di air atas pasir.

Cemuluk sebagai pantai yang dilindungi adalah tempat yang ideal untuk memulai snorkeling Anda. Sekitar empat kilometer menyelusuri selatan danau Banyuning, Anda akan menemukan kepingan-kepingan kecil dan taman coral yang paling indah yang dapat Anda lihat dimanapun di di Lesser Sundas. Tapi harap berhati-hati, karena airnya cukup dalam di daerah ini, dan kadang terjadi gelombang besar sehingga tempat ini diperuntukan untuk orang orang yang berpengalaman.

Sumber: www.my-indonesia.info (15 Mei 2008)

Ditingkatkan, Program Promosi ke Mancanegara

Jakarta - Dalam rangka menyukseskan Visit Indonesia Year (VIY) 2008 yang menargetkan kedatangan 7 juta wisman, Indonesia harus meningkatkan program promosi ke mancanegara. Di samping itu, kegiatan yang bernuansa promosi di dalam negeri juga harus terus digenjot, sehingga manfaatnya akan dirasakan seluruh masyarakat.

Dirjen Pemasaran Depbudpar Sapta Nirwandar mengemukakan itu kepada wartawan di Jakarta, Selasa lalu, beberapa saat seusai memimpin rapat evaluasi VIY 2008 dan arah pemasaran potensi pariwisata 2008 yang berlangsung di Depbudpar.

Dalam rapat tersebut terungkap, selama tiga bulan pertama tahun 2008 terjadi kenaikan jumlah wisman ke Indonesia rata-rata 15,68%. "Bulan Januari 2008, misalnya, wisman ke Indonesia mencapai 437.966 orang. Pada periode yang sama tahun lalu hanya 386.453 orang. Sedangkan bulan Februari, naik jadi 446.425 orang atau naik 15,82% dibanding periode yang sama tahun lalu yang hanya 385.434 orang. Pada Maret 2008 juga naik menjadi 502.041 orang dibanding bulan yang sama tahun lalu yang realisasinya 443.099 orang. Meski kenaikannya kecil, itu tetap menggembirakan," ujar Sapta.

Untuk menjaga agar jumlah wisman yang masuk ke Indonesia terus meningkat, beragam bentuk program promosi sudah dirancang untuk dilaksanakan segera selama tahun ini, terutama di pasar-pasar wisata dunia. Di antaranya Othdykh Leisure (Rusia), WTM (Inggris), Festival Tong Tong (Belanda), TTI (Polandia), Jata WTF (Jepang), CITM (China), Kofta (Korea), ITE (Hong Kong), Festival Parade of Floats (Shanghai), Seatrade (Shanghai), Natas Travel Fair (Singapura), ITB Asia (Singapura), Festival Indonesia di Australia, dan DEMA Show (Amerika Serikat).

Di dalam negeri sendiri, Sapta Nirwandar menyebutkan promosi wisata Indonesia juga harus diprioritaskan, antara lain berbentuk Kuis VIY 2008, Kemilau Sumatera, dukungan promosi pada event sektoral, wisata religius, vegetarian food festival bulan juni 2008, tourism industry gathering, Batu Ampar 10 K (maraton), konser musik di Batam, dukungan Kemilau Nusantara, ragam pernikahan Nusantara, konser musik pintu masuk perbatasan Entikong, Kemilau Sulawesi 2008, dan masih banyak lagi kegiatan yang juga sudah dijadikan unggulan pendukung VIY 2008 dari daerah-daerah.

"Dengan kerja keras, saya yakin target VIY 2008 berupa 7 juta wisman, ditambah pergerakan wisatawan Nusantara hingga mencapai 223 juta perjalanan, bisa dicapai. Kuncinya itu tadi, kerja keras dalam mempromosikan daya tarik Indonesia dan sektor keamanan harus tetap menjadi prioritas utama," tutur mantan penjabat Sekjen Depbudpar ini.

Sumber: www.suarakarya-online.com (15 Mei 2008)

Padangbai Festival Topang VIY 2008

Denpasar - Padangbai Festival di Kabupaten Karangasem, Bali, yang diselenggarakan untuk kedua kalinya, 23-31 Mei mendatang, sekaligus sebagai penopang tahun kunjungan (Visit Indonesia Year/VIY) 2008.

Panitia Padangbai Festival, Putu Yudha Suparsana di Amlapura, ibu kota Kabupaten Karangasem, Kamis mengatakan, kegiatan kali ini untuk memperkuat dan pencitraan kepariwisataan Bali serta sebagai upaya untuk menopang target kunjungan ke Indonesia sebanyak tujuh juta wisman.

"Festival itu kami kemas secara semarak dengan menonjolkan ciri khas dari masing-masing peserta. Akan berbeda dari festival yang digelar dua tahun lalu," katanya usai rapat pemantapan kegiatan dengan Wakil Bupati Karangasem, I Gusti Lanang Rai beserta jajarannya.

Menurut Yudha, rangkaian kegiatan diawali dengan lomba penjor hias, pawai budaya, lomba gong baleganjur serta pentas joged bungbung dan lomba ngibing (menari).

"Untuk lomba memasak dan pentas kesenian gebug seraya, wayang kulit serta lomba busana khas Karangasem diselenggarakan di Hotel Rama," ucapnya.

Sedangkan pada 27 Mei digelar lomba jukung (perahu tradisional). Sementara pentas Angklung Kebyar Mebarung sebagai langkah persiapan menyongsong penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-30.

Wakil Bupati Karangasem I Gusti Lanang Rai mengatakan, kegiatan ini sebagai upaya untuk mendorong kepariwisataan daerahnya agar bangkit dari imbas keterpurukan yang melanda Bali.

"Kami yakin suguhan paket kegiatan itu memiliki makna penting dalam menarik kunjungan wisatawan ke Bali," katanya.

Padangbai Festival diharapkan juga menjadi wadah untuk membina dan mengemas atraksi seni budaya sekaligus melestarikan aset warisan leluhur.

Sumber: www.mediaindonesia.com (15 Mei 2008)

Olah Raga dan Wisata Grasstrack

Singkawang – Kejuaraan Grasstrack seri kedua, region III Kalimantan yang dihelat di Kabupaten Bengkayang tinggal menunggu hari. Even bergengsi yang memadukan antara olahraga dan promosi pariwisata ini diprediksi akan menarik perhatian tak hanya warga Kalbar dan nasional tapi juga warga Malaysia.

“Kegiatan ini menarik karena baru pertama kali di gelar di Bengkayang dan mengundang tak hanya atlet balap nasional dari seluruh Kalimantan dan Jawa tapi juga crosser internasional dari Malaysia,” ungkap Johanes Dopong, Ketua Panitia Pelaksana yang juga Ketua IMI Bengkayang.

Menurutnya, agar perhelatan ini berjalan sukses, panitia sudah mempersiapkan segala sesuatunya secara matang. Mulai dari lokasi pelaksanaan di Sirkuit Grasstrack TOB Bengkayang yang diseting secara maksimal dan berstandarisas nasional hingga kepastian keikutsertaan para pembalap luar daerah.

“Dukungan Pemerintah dan masyarakat Bengkayang agar perhelatan nasional ini berjalan sukses juga kami harapkan,” kata dia.

Panitia juga bekerjasama dengan Kantor Pariwisata Bengkayang merencanaka akan melaksanakan malam ramah tamah pada tanggal 17 Mei. Disini akan dihelat dengan acara penyambutan oleh Pemkab dan pertunjukan seni budaya. Selain itu juga akan dipersiapkan sebagai souvenir bagi para kontingen berupa booklet panduan wisata serta kepingan VCD yang berisi lagu khas Bengkayang.

“Pemkab Bengkayang, KONI Bengkayang dan IMI Bengkayang sangat serius mempersiapkan kegiatan ini. Bengkayang berusaha total agar pelaksanaan kegiatan ini bisa berjalan sukses,” katanya.

Lebih lanjut, Wakil Ketua DPRD Bengkayang ini juga mengaharapkan agar para pembalap Kalbar yang tampil dalam kejuaraan ini bisa berjuang semaksimal mungkin untuk merebut posisi terbaik. Sehingga dalam Kejuaraan Grass Track kali ini Kalbar tak hanya sukses dari segi pelaksanaan tapi juga dari hasil kejuaraan. “Warga Bengkayang akan mendukung dan member support bagi penampilan para crosser terbaik Kalbar,” tandasnya.

Sumber: www.pontianakpost.com (16 Mei 2008)

Pasar Barang Antik Triwindu Dipugar

Solo - Dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan baik lokal (nusantara) maupun mancanegara dan sekaligus mempercantik objek wisata Pasar Barang Antik Triwindu Solo, dalam waktu dekat pasar ini segera dipugar dengan anggaran sebesar Rp3,5 milyar.

Pemugaran Pasar Barang Antik Triwindu yang banyak dikunjungi para wisatawan mancanegara maupun nusantara untuk mendapat barang-barang antik itu akan dimulai awal Juni 2008, kata Kepala Dinas Pengelola Pasar Kota Surakarta Satrio Teguh Subroto, di Solo, Kamis.

Pemugaran pasar yang memerlukan dana sebesar Rp3,5 milyar itu berasal dari APBD Tahun 2008, dan dari dana tersebut sebesar Rp200 juta di antaranya akan dipergunakan sebagai pembuatan pasar darurat bagi menampung para pedagang sementara di bekas gedung Srimulat di Taman Sriwedari, dan sisanya untuk biaya pembangunan pemugaran pasar antik tersebut.

Pasar darurat yang dibangun di Taman Sriwedari itu nantinya diharapkan bisa menampung sebanyak 240 pedagang yang ada. Untuk pasar darurat itu semula direncanakan berada di Pamedan Pura Mangkunegaran, tetapi berhubung ada sesuatu hal yang akan dipakai hajat manten , maka dipindahkan ke lokasi tersebut.

"Pasar darurat itu memang semula direncanakan di Pamedan Pura Mangkunegaran, saya kira di Sriwedari juga bagus, karena letaknya di tengah kota dan sangat mudah dijangkau dari arah mana saja," katanya.

Sumber: www.mediaindonesia.com (15 Mei 2008)

Promosi VIY di Bandara Soekarno-Hatta Masih Kurang

Tangerang - Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah mengakui bahwa promosi yang dilancarkan pihak pemerintah pusat maupun pemprov setempat pada Visit Indonesia Year (VIY) 2008 dinilai masih kurang di seputar Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, untuk menggaet turis lokal maupun asing.

"Meskipun ada promosi seperti pemasangan baliho, spanduk dan reklame di bandara tapi masih kurang untuk mendukung VIY 2008," kata Ratu Atut Chosiyah, Kamis (15/5). Dia mengatakan, tujuan promosi dengan memasang berbagai atribut menyangkut pariwisata tersebut sangat penting agar para turis datang mengunjungi Banten dan sejumlah daerah lainnya di Indonesia.

Menurut dia, ada kendala yang dihadapi Pemprov Banten dalam melakukan promosi pariwisata setempat di bandara terbesar di Indonesia itu karena dikelola oleh pemerintah pusat, sehingga porsi pengenalan dan sosialisasi bagi daerah itu menjadi terbatas. Namun promosi tersebut lebih gencar dilakukan Pemprov DKI Jakarta di Bandara Soekarno- Hatta, padahal kawasan lapangan udara itu seluruhnya berada di Provinsi Banten.

Dia menambahkan, banyak potensi pariwisata Banten yang perlu dikunjungi wisatawan diantaranya Pantai Anyer, Gunung Krakatau, kawasan Banten Lama, wisata bahari Pulau Umang, kehidupan Suku Baduy, dan aneka kuliner serta kesenian lainnya. Bahkan di Banten terkenal dengan tradisi debus merupakan pertunjukan kesenian menggunakan golok dan pisau yang dapat memotong lidah dan telingga kemudian dapat dipasang kembali.

Meski begitu, pihak Pemprov Banten mendukung sepenuhnya upaya VIY 2008 dengan menggandeng sejumlah komponen wisata seperti agen perjalanan dan tempat penginapan di wilayah ini. Walau demikian, pihaknya juga telah menghimbau kepada sejumlah pimpinan agen perjalanan untuk memasukkan agenda kunjungan ke Banten dalam berbagai acara.

Sumber: www.mediaindonesia.com (15 Mei 2008)

Konferensi Sangha Agung Indonesia Usulkan agar Stupa Induk Candi Borobudur diberi Pembatas

Jakarta - Konferensi Sangha Agung Indonesia (KASI) mengusulkan agar stupa induk di Candi Borobudur Magelang, Jawa Tengah dilindungi pembatas sehingga tidak bisa dijangkau pengunjung.

"Pak Wapres Jusuf Kalla menyambut usulan tersebut, tinggal bagaimana pelaksanaannya. Nanti dibicarakan dengan Dirjen Purbakala Depbudpar dan pengelola Wisata Taman Wisata Borobudur," kata Ketua Panitia Pelaksana Peringatan Waisak 2552 Nasional KASI Aria Chandra usai bertemu Wapres di Jakarta, Kamis (15/5).

Menurut Aria saat ini pengunjung masih leluasa memanjat stupa induk dan berfoto di atasnya. Pengumuman larangan memanjat sudah dipasang dengan papan yang berisi tulisan larangan dan pengumuman lewat loudspeaker. Namun upaya tersebut tidak efektif. "Mungkin dengan cara diberi dinding atau pintu," katanya.

Sementara itu dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Borobudur, pemerintah Indonesia dan Kamboja saat ini tengah menjajaki kerjasama promosi, pembuatan paket wisata religi, dan meningkatkan aksesibilitas penerbangan Siem Reap-Yogyakarta.

Sebelumnya jalinan kerjasama telah dilakukan dengan membentuk sister temple province (provinsi candi kembar) antara Provinsi Jawa Tengah dengan Provinsi Siem Reap Kamboja.

Sumber: www.budpar.go.id (15 Mei 2008)

Tur ke Istana Kepresidenan

Jakarta - Menyambut rencana pembukaan program Istana untuk Rakyat, Istana Kepresidenan akan melakukan uji coba kunjungan masyarakat pada 2 minggu ke depan. Sabar dulu, kesempatan pertama diberikan untuk pegawai Sekretariat Negara dan keluarganya, lalu para wartawan.

Uji coba ini akan dilakukan Sabtu 17 Mei 2008 besok. Sebelumnya pada Kamis 15 Mei 2008, sempat juga dilakukan gladi kotor tur Istana Kepresidenan.

Peserta kunjungan uji coba ini adalah para pegawai Setneg dan keluarganya. Mereka akan berangkat dari ruang tunggu khusus di Setneg yang dilengkapi dengan kantin dan toko suvenir.

Pemandu wisata lalu akan mengantar mereka berkeliling kompleks Istana Kepresidenan. Nah, seminggu kemudian atau tanggal 24 Mei 2008, giliran para wartawan Istana Kepresidenan yang akan mencicipi tur tersebut.

Hasil dua kali uji coba itu akan dievaluasi. Setelah itu barulah Istana Kepresidenan akan dibuka secara umum sekitar Juni 2008.

"Rencananya akan dibuka setiap akhir pekan pukul 09.00-16.00 WIB," ujar seorang staff Setneg, Jumat (16/5/2008).

Jika hasilnya dirasakan baik, ada rencana juga di masa depan untuk menambah waktu kunjungan pada Selasa dan Kamis. Namun perlu diingat, untuk jadwal resmi Sabtu-Minggu yang sudah disiapkan, terbuka kemungkinan terjadi perubahan waktu atau penutupan sewaktu-waktu.

"Jadwal bisa berubah atau ditiadakan jika misalnya sedang ada acara kenegaraan," pungkasnya.

Baju Rapi dan Sopan
Untuk berwisata di Istana, ada aturan ketat yang harus anda ikuti bila mengikuti tur keliling Istana Merdeka dan Istana Negara, Jakarta. Maklumlah tempat Kepala Negara tinggal dan bekerja ini merupakan salah satu simbol negara dan obyek vital negara.

"Bukan berarti harus pakai setelan jas-dasi. Pokoknya yang sopan dan pantas saja lah," ujar salah seorang staf Setneg).

Untuk menghargai dan menjaga kehormatan Istana, maka ada dresscode yang cukup ketat bagi peserta tur. Busananya jelas berbeda dengan yang biasa dikenakan untuk piknik di tempat wisata lain.

Paspampres tidak membiarkan Anda masuk area Istana bila Anda nekat mengenakan kaos oblong, sandal jepit, celana pendek apalagi berbusana minim. Tapi aturan ini sudah lebih longgar dibanding bagi tamu dan peserta kegiatan di Istana Merdeka dan Istana Negara yang wajib berbatik atau kemeja dan jas.

Busana lain yang juga dilarang, adalah yang dapat diasosiasikan punya maksud atau mewakili kepentingan politik tertentu. Maka sebaiknya Anda tidak mengenakan atribut kampanye parpol atau pilkada saat berkeliling kompleks Istana Kepresidenan nanti.

Sumber: www.detiknews.com (16 Mei 2008)

Indonesia Kembali Tampil pada `Tong Tong Festival` di Belanda

Deen Haag - Indonesia kembali tampil pada Tong Tong Festival di Den Haag, Belanda yang berlangsung mulai 21 Mei hingga 2 Juni 2008. Delegasi Indonesia yang dipimpin Sekditjen Pemasaran Depbudpar Noviendi Makalam terdiri atas pelaku bisnis pariwisata, Pemda Provinsi Sulut, Depbudpar, dan tim kesenian (penyanyi dan pemain musik dari Maluku, penari, designer dan model) serta grup band Slank yang akan manggung pada Malam Indonesia di gedung Museon, Den Haag.

Depbudpar pada event Pasar Malam Tong Tong (Tong Tong Festival) kali ini membuka stand seluas 25 meter untuk promosi, kontak bisnis, maupun pelayanan informasi Kebudayaan dan Kepariwisataan Indonesia kepada para pengunjung festival terbesar di Belanda tersebut, yang tahun lalu mencapai sekitar 130 ribu pengunjung.

Menurut rencana pada 23 Mei 2008 di Wisma KBRI Den Haag akan digelar acara bisnis dialog dan table top sebagai pertemuan bisnis antara 7 perusahaan biro perjalanan wisata (tour and travel) dari Jakarta, Bandung, Maluku, Makassar, dan Kalimantan dengan para tour operator dan wholeseler setempat. Saat mengawali bisnis dialog, Sekditjen Noviendi Makalam mempresentasikan program Visit Indonesia Year (VIY) 2008 kepada tamu undangan dari kalangan pebisnis, travel industri, dan media (jurnalis) yang hadir dalam acara itu. Acara kemudian dilanjutkan dengan gala dinner disertai dengan pergelaran kesenian dan fashion show. Misi promosi ke Negeri Belanda ini merupakan hasil kerjasama antara KBRI Den Haag dengan Depbudpar.

Dirjen Pemasaran Depbudpar, DR Sapta Nirwandar, seperti disampaikan oleh Sekditjen Noviendi Makalam mengatakan, Belanda merupakan pasar potensial bagi pariwisata Indonesia. "Hubungan sejarah yang panjang antara Indonesia-Belanda mendorong masyarakat kedua negara untuk saling mengadakan kunjungan. Tahun 2006 jumlah wisatawan Belanda yang berkunjung ke Indonesia mencapai 110.272 kunjungan dengan rata-rata lama tinggal sekitar 20,45 hari dan pengeluaran mencapai US$ 1.365/orang per kunjungan."

Penyelenggaraan Pasar Malam Tong Tong 2008 kali ini memiliki arti khusus karena memasuki usia ke-50 ditandai dengan perayaan golden jubilee, yang diisi dengan berbagai kegiatan seperti pertunjukan seni budaya, festival musik, fashion show, makanan khas, serta parade seni dan budaya. KBRI Den Haag bekerjasama Depbudpar memanfaatkan acara tersebut untuk kegiatan promosi tourism, trade, and investment (TTI). Pada festival tahun ini KBRI akan membuka Indonesia Pavillun untuk menampilkan TTI dan berbagai seni budaya Indonesia, dalam rangka menarik kunjungan wisatawan dan investasi dari Belanda maupun negara-negara Eropa.

Sumber: www.budpar.go.id (17 Mei 2008)

Mencicipi Kuliner Khas Kudus

Kudus - Kalau Anda menyusuri kuliner di Kudus, jangan mencari masakan dengan menu daging sapi. Anda tak akan menemukannya. Sejak zaman dulu, di Kudus memang tidak ada tempat pemotongan sapi. Tak lazim warga asli Kudus menyantap daging sapi.

Konon, ketika Sunan Kudus menyebarkan agama Islam, di Kudus sudah ada warga yang menganut agama Hindu, yang menganggap sapi sebagai hewan suci. "Nah, demi menghormati umat Hindu, Sunan Kudus menganjurkan agar warga tidak memotong sapi, apalagi mengonsumsinya. Toh masih banyak daging lain yang bisa dikonsumsi," tutur Sugiarto (62), warga setempat yang berjualan sate kerbau.

Sebagai gantinya, warga mengonsumsi daging kerbau. Warga pun kreatif mengolah daging kerbau yang sebenarnya bertekstur kasar ini, misalnya saja dengan cara dibuat satai. "Kalau diolah secara biasa, sate kerbau pasti keras. Makanya, sebelum diolah menjadi sate, dagingnya mesti dilembutkan dahulu."

Ilmu membuat sate kerbau didapat Sugiarto dari bapak mertuanya, mendiang Kusrin. Sugiarto yang tahun 1974 menikahi Mahmudah, anak sulung Kusrin, mengisahkan, "Bapak mulai jualan sate kerbau tahun 1977 dengan nama Maju. Awalnya saya hanya membantu," kata Sugiarto yang kala itu pegawai honorer staf TU sebuah sekolah.

Honor sebulan, tak bisa mencukupi kebutuhan keluarga Sugiarto. Itu sebabnya, Sugiarto ingin membuka usaha sendiri. Pilihannya, ya berjualan sate.

Ia pun paham, ia mesti memilih daging yang tak banyak uratnya. Setelah daging bermutu baik didapat, daging ditumbuk."Saat itu, belum ada mesin giling. Agar empuk, daging digebuk pakai kayu agar empuk. Wah, tangan bisa pegal-pegal."

Setelah lembut, daging diberi bumbu dendeng yakni paduan ketumbar, jinten, bawang putih, gula. Daging diolesi bumbu sampai merata, kemudian ditusuk dan dibakar. "Nah, sebelum disajikan, satai dibakar lagi, lalu dikasih bumbu kacang campur srundeng," kata Sugiarto yang pertama kali jualan tahun 1977.

Usaha Sugiarto yang juga membawa nama Maju, benar-benar maju. Ada suatu masa, dalam sehari ia menghabiskan 1000 tusuk. "Banyak pelanggan dari luar kota. Waktu itu, saking larisnya, saya sampai nolak pembeli," kata Sugiarto seraya mengatakan, kelima anak Kusrin, semua meneruskan usaha jual satai.

Sayang, situasi ekonomi membuat usaha Sugiarto surut. "Sejak kenaikan harga BBM, semua barang-barang naik. Sekarang harga daging sekilo sudah Rp 50 ribuan. Saya jual sate per porsi isi 10 tusuk Rp 11 ribu. Relatif mahal.

Bandingkan dengan harga soto yang per porsi Rp 5 ribu. Meski begitu, hasilnya masih lumayan. Bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari," kata Sugiarto yang sehari menghabiskan sekitar 350 tusuk."Kalau pun sisa, jual sate kerbau tidak ada istilah rugi. Karena dibumbu dendeng, satai kerbau awet sampai tiga hari." Keuntungan dagang sate kerbau disebut Sugiarto maro, artinya separoh dari pendapatan kotor.

Dengan keuntungan itu, Sugiarto mampu mencukupi kebutuhan hidupnya. "Saya membangun rumah, juga dari hasil jualan satai. Anak-anak juga saya belikan sepeda motor," kata bapak lima anak yang masih terlihat sehat ini.

Pindang dan Soto Kerbau
Jam menunjuk angka 16.30. Sebuah warung mungil di Gang I, Kudus, sudah dipadati pembeli. Padahal, warung yang menjual menu utama pindang kerbau itu baru buka setengah jam kemudian. Seorang karyawan, masih menyiapkan dagangan.

Tepat jam 17.00, Mulyadi (58), si empunya warung, berboncengan sepeda motor dengan putrinya, sampai di sana. Mulyadi langsung melayani pelanggannya. Satu jam lebih NOVA di warung, pembeli tak pernah putus. Warungnya memang laris manis. "Paling-paling saya jualan hanya 3 jam, dagangan sudah habis," kisah Mulyadi.

Masakan pindang Mulyadi yang mirip rawon ini memang sudah tersohor. Ia sering menerima pesanan dari berbagai instansi baik pemerintah maupun swasta. "Sekali pesan bisa 1.000 - 1.500 porsi," kata Mulyadi yang mematok harga Rp 5 ribu untuk satu porsi nasi pindang dalam piring kecil beralas daun.

Begitu larisnya, hari-hari biasa Mulyadi butuh 12 kg daging, sedangkan untuk Sabtu dan Minggu melonjak sampai 15 kg. Sekilo daging bisa untuk 25 porsi. Tentu saja butuh waktu bagi Mulyadi untuk mencapai tingkat kelarisan seperti ini. "Saya mulai jualan tahun 1987. Awalnya, saya keliling dengan gerobak dorong. Sehari hanya perlu 2 kg daging. Saya mulai jualan habis Magrib sampai tengah malam," tutur pria yang sebelumnya kerja di percetakan ini.

Setelah tiga tahun keliling, Mulyadi mulai mangkal. Pelan-pelan, pelanggan mulai berdatangan. Ternyata, Mulyadi punya resep jitu agar pindangnya disukai. Pertama, tentu daging kerbau mesti empuk. "Butuh waktu lima jam untuk merebus.

Setelah itu, tentu saja bumbu yang pas." Sebelum resmi jualan, Mulyadi uji coba resepnya kepada lima sahabatnya. "Semula, hanya satu orang yang bilang enak. Setelah beberapa kali memasak, lama-lama semua bilang enak. Saya pun yakin, pindang saya memang enak. Saya pun mantap berjualan," kata bapak enam anak yang merahasiakan resep andalannya. "Ada yang minta saya untuk mengajari membuat pindang dengan imbalan Rp 10 juta, tapi saya tolak." Mulyadi mengungkapkan, di Kudus yang jualan pindang kerbau bisa dihitung dengan jari.

Sebab, usaha ini disebutnya berisiko. "Soalnya kalau enggak habis, tidak bisa lagi dijual keesokan harinya. Belum lagi harga daging membubung tinggi. Kalau enggak laku, ya pasti rugi," ujar Mulyadi yang beberapa tahun ini melengkapi warungnya dengan menu soto kerbau.

Lentog Tanjung
Memasuki wilayah Desa Tanjung Karang, Kecamatan Jati, Kudus, Anda memasuki wilayah yang terkenal dengan lentog. Yaitu masakan dengan komposisi lontong dengan lauk sayur nangka muda (hampir mirip gudeg), sayur tahu dan tempe, diguyur santan kental, dan ditaburi bawang goreng.

Biasanya disajikan dengan piring kecil dialasi daun pisang, pas untuk menu sarapan. Lentog lebih nikmat disantap dengan lauk tambahan sate telur puyuh bumbu semur, sate usus, ditambah kerupuk.

Kini, lentog sudah jadi ikon masakan dari Kudus. Di sebuah jalan desa ini, sekitar 20-an kios-kios kecil berderet menjajakan lentog. Selebihnya, pedagang bertebaran di area desa. "Sekarang, banyak juga yang jualan ke luar desa. Bahkan, hampir ada di setiap pelosok Kudus. Ada yang dagang sampai luar kota. Sekarang ini, kan, sulit cari pekerjaan. Banyak anak-anak muda yang mencari nafkah dengan jualan lentog," tutur Sumitro (43), salah satu penjual lentog yang namanya sudah kondang.

Sumitro mengisahkan, lentog memang makanan khas di desanya. Lalu, oleh generasi kakeknya, lentog mulai "diperkenalkan" keluar desa. Semula, yang menjual lentog adalah kaum lelaki. Mereka dagang secara berkeliling dengan memikul dagangan mulai pagi hingga siang. "Ternyata, masakan ini disukai masyarakat," kisah Sumitro seraya mengatakan lentog pas untuk menu sarapan.

Waktu terus berjalan, usaha ini pun begitu menjanjikan. Sumitro pun meneruskan jejak kakeknya dengan mulai berjualan tahun 1982, juga dengan keliling. "Saya lima belas tahun keliling. Nah, sejak tahun 1996, kepala Desa Tanjung Karang mengumpulkan pedagang dengan membuat kios-kios. Pedagang yang semula tersebar, termasuk saya, dikumpulkan di satu tempat. Ternyata, malah lebih ramai, apalagi pas hari Minggu atau hari libur. Karena sudah punya lokasi, banyak wanita yang mulai jualan," ujar bapak dua anak ini.

Sumitro ingin usahanya lebih maju. Pada hari biasa, kios ia serahkan ke adiknya, Sulasi (38). Ia sendiri memilih jualan di dekat lokasi sebuah pabrik rokok, masih di wilayah Tanjung Karang. "Saya jualan di kios hari Minggu dan libur. Wah, saat itu benar-benar ramai. Saya membutuhkan sekitar 15 kg beras untuk bahan membuat lontong. Hari biasa, sih, paling hanya 6 kg untuk dua tempat."

Sekilo beras, lanjut Sumitro, bisa menjadi sekitar 30 porsi. Dengan harga per porsi Rp 2 ribu, saat Minggu dan hari libur, Sumitro bisa mendapat pendapatan kotor Rp 900 ribu - Rp 1,5 juta. "Untuk hari biasa, saya bisa mengantongi uang Rp 300 ribu. Hasilnya lumayan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan menyekolahkan anak-anak," ujar Sumitro yang anak sulungnya kuliah di Universitas Muria Kudus.

Sebenarnya Sumitro ingin membuka cabang lagi. Namun, kendalanya hanya soal tenaga. "Soalnya, untuk memasak butuh waktu lama. Bikin lontong saja bisa sampai lima jam. Usai jualan pagi sampai jam satu siang, saya pulang dan langsung membuat lontong. Malamnya meracik membuat sayuran. Biasanya jam 9 malam baru keluar dari dapur."

Sumber: kompas.co.id (17 Mei 2008)

Objek Wisata Puncak Lawang Minim Fasilitas

Padang - Kawasan objek wisata unggulan Puncak Lawang, terdapat di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, dinilai masih minim fasilitas terutama hotel dan restoran, sehingga mengurangi kenyamanan pengunjung yang berwisata pada lokasi take off olahraga dirgantara paralayang yang sudah cukup terkenal itu.

Informasi yang dihimpun di Kabupaten Agam, Jumat, pada objek wisata itu hanya terdapat sejumlah unit warung kecil yang menjual aneka makanan ringan.

Sementara itu, warung makanan dan minuman yang cukup representatif hampir tidak ada sama sekali, sehingga cukup menyulitkan wisatawan yang ingin menikmati keindahan objek wisata itu sambil menikmati aneka hidangan khas Kabupaten Agam.

Puncak Lawang, satu lokasi terbaik untuk take off penikmat olahraga paralayang, yang berada pada ketinggian sekitar 1.200 meter dari permukaan laut memiliki pemandangan indah yakni hijau pegunungan dan birunya air Danau Maninjau.

Lokasi tersebut sangat menarik minat wisatawan mancanegara dan domestik untuk berkunjung. Bagi penikmat olahraga paralayang itu, adanya turbolance akibat pemanasan air Danau Maninjau membuat para penerbang itu berada lebih lama di udara.

Terkait minimnya fasilitas di objek wisata unggulan itu, Bupati Agam Aristo Munandar, menyebutkan, Pemda Agam secara bertahap akan membenahi fasilitas objek wisata itu, di antaranya dengan membangun warung makan tradisional representatif.

Warung tersebut dibangun guna mendukung pengembangan wisata kuliner di Kabupaten Agam.

"Kita coba kembangkan wisata kuliner pada lokasi tersebut, guna semakin banyak kunjungan wisatawan ke daerah itu, karena Agam juga terkenal banyak memiliki makanan dengan citarasa yang khas," katanya.

Sementara itu, untuk pembangunan hotel pada lokasi berhawa sejuk itu, sedang dicoba menawarkan pada investor di Jakarta dan daerah lainnya.

"Kita akan berikan kemudahan bagi investor tersebut untuk membangun hotel terutama kemudahan untuk mendapatkan fasilitas tanah," katanya. (Ant/OL-03)

Sumber: www.mediaindonesia.com (17 Mei 2008)

Unesco Akui I Lagaligo & Babad Diponegoro Warisan Dunia

Makassar, Sulsel – United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan karya sastra asli Bugis I Lagaligo sebagai salah satu memory of the world (MOW) atau warisan budaya dunia.

Budayawan Mukhlis Paeni mengatakan penghargaan MOW dari Badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang membidangi pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya dunia tersebut, rencananya diumumkan dan diserahkan pada Mei mendatang di markas besar UNESCO di Paris, Perancis.

Selain I Lagaligo, kata Mukhlis, karya sastra nusantara lainnya yang juga dipastikan akan mendapat penghargaan adalah Babad Diponegoro dari Jawa dan Mak Yong dari Provinsi Kepulauan Riau. Ketiga karya sastra tersebut telah diregister oleh UNESCO. “Saya tidak hafal nomor registernya. Yang jelas, ketiganya dipastikan akan mendapatkan MOW.

Penghargaan yang sama juga telah diberikan untuk batik, keris, dan baru-baru ini angklung. Kami sangat mengapresiasi usaha para budayawan Sulsel yang selama ini berjuang untuk mendapatkan penghargaan dan pengakuan itu,” kata Mukhlis yang juga Ketua Lembaga Sensor Film (LSF) Indonesia ini. Dengan penghargaan MOW, lanjut Mukhlis, dunia telah mengakui adanya peradaban besar yang lahir dari Sulawesi Selatan.

Kesultanan Ternate Pamerkan Al-Quran Tertua Berusia 800 Tahun

Ternate, Malut - Kesultanan Ternate, Maluku Utara (Malut), akan memamerkan Al Quran tertua di Asia Tenggara yang berusia 800 tahun. Rencana tersebut akan digelar saat acara Legu Gam pada pertengahan Maret 2011.

"Kita akan mendatangkan Al-Quran yang ditulis di kayu ini dari Alor (Nusa Tenggara Timur). Al Quran milik Kesultanan Ternate dan dipamerkan ke masyarakat melalui Legu Gam," kata ketua panitia Legu Gam, Arifin Djafar, di Ternate, Jumat (25).

Dalam sejarahnya, Al Quran tertua itu dibawa oleh Sultan Babullah dalam menyebarkan agama Islam di Nusa Tenggara Timur. Daerah yang kala itu dikunjungi oleh Sultan Babullah saat ini berada di wilayah Kabupaten Alor.

Untuk mendatangkan Al Quran tertua tersebut ke Ternate, panitia juga telah berkoordinasi dengan Bupati Alor. Panitia menyampaikan bahwa Al Quran yang ditulis di kayu tersebut akan kita diambil dan dibawa pulang ke Ternate dalam waktu dekat ini.

Kesultanan Ternate, kata Arifin, telah mengutus Menteri Agama (Jou Kalem) Kesultanan Ternate, Ibrahim Muhammad, ke Alor melalui Jakarta pada 15 Maret 2011. Ibrahim mendapat misi mengembalikan Al Quran milik Kesultanan Ternate tersebut.

''Al Quran tersebut tersimpan di sebuah rumah yang sudah empat kali terbakar. Tapi, tempat Al Quran tertua ini masih tetap utuh,'' jelas Arifin.

Sebagian Besar Objek Wisata Sumbar Masih Bersifat Potensi

Padang - Sebagian besar objek wisata di Sumatera Barat masih bersifat potensi, sedangkan yang sudah menjadi daerah kunjungan belum dikembangkan secara terencana dan perlu ditingkatkan kualitasnya.

"Hal ini menjadi masalah utama dalam bidang kepariwisataan Sumbar," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumbar, James Helyward dalam keterangan tertulis di Padang, Jumat.

Menurut dia, walaupun objek dan daya tarik tersedia cukup banyak di Sumbar dan beragam jenisnya, namun sulit ditemukan yang paling menonjol dan unik sebagai tanda pengenal pariwisata daerah ini.

Hal ini karena umumnya objek dan daya tarik yang ada di Sumbar memiliki kesamaan dengan di daerah lain, yang terlihat pada kurang kuatnya tema dari objek dan daya tarik wisata yang ada serta kurang berorientasi pada kegiatan.

Masalah kepariwisataan Sumbar lainnya, adanya gejala kurang penataan atau belum adanya perencanaan yang baik dan dikhawatirkan menurunkan nilai dari wisata itu sendiri.

"Selain itu, aksibilitas yang kurang baik menuju objek-objek wisata juga menjadi permasalahan pada sektor kepariwisataan Sumbar," tambahnya.

Hal itu terlihat dari kondisi jalan yang kurang baik, belum memadainya moda angkutan umum atau kurangnya rute melewati objek wisata di Sumbar.

Selanjutnya, di beberapa objek wisata potensial Sumbar ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana juga masih kurang, seperti pelayanan angkutan wisata, hotel dan akomonasi, penataan interior dan perawatan objek.

Begitu pula kegiatan pemasaran belum terarah dan terencana seperti penawaran produk yang tidak sesuai selera pasar, kualitas bahan promosi kurang menarik serta kurang keterpaduan antara pemerintah dan swasta.

Masalah lainnya, tambah James, sebagian masyarakat masih memandang pariwisata dari sisi negatif.

Jumlah tenaga trampil dan berkualitas pada bidang pariwisata juga masih sangat terbatas baik secara kualitas maupun kuantitasnya.

Kondisi itu termasuk pada tenaga kerja di penginapan atau hotel yang langsung berhadapan dengan wisatawan namun kurang dibekali pengetahuan dasar, kurang trampil dan terlatih.

Minat investor menanamkan modal di sektor pariwisata juga masih minim, antara lain akibat sulitnya mendapat alokasi kredit dari perbankan.

"Pembangunan pengembangan pariwisata Sumbar juga belum sepenuhnya berwawasan lingkungan akibat masih rendahnya kesadaran dan pemahaman dari usaha-usaha pariwisata serta pelaksanaan aturan yang belum berjalan," tambah James Helyward.

Sumber: www.mediaindonesia.com (17 Mei 2008)

Sulawesi Selatan dan Wisata Nostalgia Zaman Kolonial

Jakarta - Pariwisata Sulawesi Selatan (Sulsel) kini tengah berbenah diri. Pemerintah setempat menempuh berbagai cara untuk mendatangkan 40.000 wisatawan mancanegara selama tahun kujungan wisata Indonseia (Visit Indonesia Year) 2008. Salah satunya adalah membenahi, mempromosikan dan menjual obyek-obyek wisata bernuansa nostalgia, disamping obyek-obyek wisata alam, tirta, budaya dan kuliner.

Provinsi ini memiliki banyak obyek wisata nostalgia peninggalan zaman kolonial di hampir semua kabupaten dan kota. Salah satunya adalah Monumen Perjuangan Korban 40.000 jiwa, Benteng Somba Opu di Makassar, Makam Sultan Hasanuddin di Kabupaten Gowa, lokasi pendaratan tentara Belanda di Pantai Balandai, Palopo. Selain itu, terdapat pula kuburan tentara Jepang dan Makam Datuk Patimang, pejuang dan juga penyebar syiar Islam di Bumi Sawerigading Luwu, di Luwu Utara.

Ketua PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Sulsel, Andi Ilhamsyah Mattalatta, mengatakan, hampir semua daerah di Sulsel memiliki tempat monumental, yang menyimpan sejarah panjang perjuangan kemerdekaan. Rakyat Sulawesi (Bugis) memang dikenal gigih berjuang melawan penjajah. Monumen perjuangan mereka tersebar di Barru, Luwu, Soppeng, Bone, Gowa, Wajo, Makassar, Pinrang, dan Sidrap.

Wisatawan asal Eropa, khususnya dari Belanda dan Jerman banyak yang tertarik terhadap obyek wisata nostalgia tersebut, begitu pula wisatawan Jepang. "Hampir semua obyek wisata nostalgia itu kini telah berubah menjadi obyek wisata budaya, sehingga kedua sarana pendukung pariwisata tersebut telah dipadukan dalam satu paket yakni wisata budaya dan nostalgia," ujar Ilhamsyah.

Obyek wisata itu kian banyak dikunjungi, melengkapi wisata budaya yang selama ini telah menjadi primadona seperti Toraja. "Kalau di Toraja ada pesta Rambu Tuka (pesta panen) dan Rampu Solo (pesta pemakaman), maka daerah lain juga mengembangkan obyek wisata sejenis," tutur Ilhamsyah.

Sayangnya, pengembangan wisata nostalgia dan budaya oleh pemerintah kabupaten dan kota belum maksimal, padahal kontribusi sektor wisata terhadap pendapatan asli daerah (PAD) cukup signifikan, terutama bersumber dari pajak hotel dan restoran. "Jika Pemkab dan Pemkot serius membangun sektor jasa ini, saya yakin bahwa pariwisata di daerah ini akan menjadi primadona," kata Ilhamsyah.

Dirut Clarion Hotel Makassar Anggiat Sinaga mengatakan, kontribusi sektor pariwisata di ibukota provinsi Sulsel ini pada 2007 mencapai Rp40 miliar meningkat dari tahun sebelumnya Rp30 miliar.

Sementara itu, Walikota Makassar Ilham Arif Siradjuddin menyatakan pihaknya memberi perhatian terhadap sektor pariwisata yang punya kontribusi cukup signifikan terhadap PAD setiap tahun. "Peningkatan yang cukup menggembirakan itu, memberi motivasi kami untuk memacu target pendapatan Rp100 miliar pada 2008," kata Ilham.

Perlawanan Rakyat Luwu
Rakyat di Tanah Luwu dikenal sebagai pejuang yang gigih melawan penjajah dipimpin oleh Andi Djemma, Datu Luwu. Perlawanan rakyat Luwu di peringati setiap tanggal 23 Januari dan diselenggarakan secara bergiliran di empat kabupaten kota di Tanah Luwu yakni Luwu, Palopo, Luwu Utara dan Luwu Timur.

Pada peringatan perlawanan rakyat Luwu 23 Januari 2008 di Malili Luwu Timur, pemerintah dan tokoh pejuang asal daerah itu mendeklarasikan pelestaian nilai-nilai sejarah perjuangan rakyat Luwu dalam mengusir penjajah. Karena itu, di empat kabupaten telah dibangun monumen perlawanan rakyat Luwu oleh masing-masing pemerintah daerah.

Sementara itu, Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel, Syahlan Solthan, mengatakan untuk menjadikan tempat-tempat bersejarah bagi perjuangan rakyat di Sulsel, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan melakukan pembenahan obyek tanpa mengubah bentuk aslinya.

Selain memugar obyek wisata perjuangan yang bisa menjadi wisata nostalgia, juga telah dibangun tugu pahlawan serta patung para pejuang kemerdekaan. Obyek wisata yang terdapat di Tanah Luwu antara lain Makam Raja Luwu Andi Djemma, Makam Datuk Patimang, pahlawan sekaligus menyebar syiar Islam di Bumi Sawerigading Luwu.

Sementara di kabupaten Gowa terdapat Makam Sultan Hasanuddin, patung Pajonga di Takalar, Makam Pangerang Diponegoro, Makam Raja-Raja Tallo serta Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat di Makassar.

"Meski wisata budaya yang selama ini menjadi andalan untuk menarik minat wisatawan mancanegara ke Sulsel, namun wisata nostalgia juga tidak kalah menariknya," ujar Syahlan.

Sumber: kompas.co.id (17 Mei 2008)

Gunung Rinjani Jadi Geopark Pertama di Indonesia

Mataram - Gunung Rinjani di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang tingginya 3.726 meter dari permukaan laut (dpl), akan dijadikan geopark atau taman bumi pertama di Indonesia.

Wakil Kepala Dinas Pertambangan dan Energi NTB Heryadi Rachmat di Mataram, Sabtu (17/5) mengatakan, sebagai gunung api yang memiliki geowisata potensial, maka gunung itu layak diusulkan menjadi geopark ke-54 yang tersebar pada 17 negara di dunia.

"Gunung Rinjani memiliki potensi geowisata berupa panorama kaldera, danau, puncak, kawah, air terjun, mata air panas, goa, sejarah letusan, lubang letusan dan aliran lava baru sehingga layak diusulkan menjadi geopark pertama di Indonesia," ujarnya.

Dia mengatakan, kerucut gunung api Rinjani muncul pada tepi timur kaldera yang memiliki danau berbentuk bulan sabit dan di dalamnya terdapat kerucut gunung api baru yang tetap aktif hingga sekarang, berdasarkan penelitian, gunung api itu telah beberapa kali mengalami letusan besar.

Hasil rangkaian letusan tersebut telah membentuk kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) yang memiliki morfologi dengan variasi batuan yang secara alami membentuk bentang alam yang menakjubkan.

Selain itu, katanya, Gunung Rinjani yang merupakan bagian dari TNGR saat ini telah dikelola oleh sebuah badan yang melibat unsur pemerintah, swasta, masyarakat dan pelaku pariwisata dengan nama Rinjani Tracking Management Board (RTMB)

Sejak dikelola RTMB, Rinjani telah beberapa kali meraih penghargaan nasional maupun internasional antara lain World Agency Award 2004 dan Tourism For Tomorrow Awards (2006/2008).

Menurut Heryadi, jika usulan itu berhasil maka akan menambah jumlah geoprak dunia yang saat ini berjumlah 53 yang tersebar di 17 negara di bawah jaringan Organisasi PBB untuk Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO) dan merupakan yang kedua di Asia Tenggara setelah Pulau Langkawi di Malaysia.

Gunung Rinjani yang merupakan gunung api tertinggi kedua di Indonesia setelah Gunung Kerinci (3.800 meter) yang terletak di Sumatra, merupakan geowisata yang ramai dikunjungi wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara.

Sehubungan dengan diusulkannya Gunung Rinjani menjadi Taman Bumi, maka sejumlah pakar geologi dan gunung api akan meninjau geowisata tersebut antara lain Dr Budi Brahmantyo seorang pakar geologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Igan S Sutawidjaja dari Badan Geologi Bandung.

"Dalam kaitan itu kegiatan pengumpulan data dan informasi baik dari segi geologi maupun hal lain yang menunjang akan terus dilakukan, dalam hal ini peran para ahli geologi dalam pengelolaannya dituntut keilmuannya bekerjasama dengan para ahli dari disiplin ilmu terkait," kata Heryadi.

Sumber: www.mediaindonesia.com (19 Mei 2008)

Mencicipi Hidangan Khas Sultan Banten

Banten - Jika Anda berkunjung ke Banten, tak lengkap rasanya kalau tak mencicipi makanan khas hidangan untuk para Sultan Banten. Warga menyebut makanan akulturasi Arab-Banten itu dengan nama rabeg.

Bahan baku utamanya adalah daging dan jeroan kambing, yang dalam bahasa Jawa dialek Serang atau Jawa Serang disebut wedhus. Rasanya manis pedas seperti semur bercampur tongseng, tetapi kaya rempah-rempah.

Bumbu rempah-rempah yang paling menonjol adalah jahe dan lada, dengan sedikit rasa cabai merah. Maklum, dulu Banten memang dikenal sebagai penghasil lada. Sampai-sampai ada daerah yang dinamai Pamarican, pusat penyimpanan dan jual-beli lada pada masa lalu. Letaknya di sebelah utara kompleks keraton, dekat dengan Bandar Banten.

Rasanya yang pedas bisa mengobati rasa pening setelah berpanas-panas keliling Banten. Jangan khawatir tekanan darah naik karena biasanya warung makan juga menyediakan acar atau lalap mentimun untuk menemani menu rabeg.

Menurut beberapa warga asli Serang, rabeg merupakan hidangan istimewa Istana Banten. Namun, rabeg kini menjadi menu khas masyarakat, terutama Serang dan Cilegon, yang biasanya disajikan pada saat pesta dan acara selamatan, terutama pada selamatan akikah kelahiran anak.

Saat ini, rabeg juga menjadi menu makanan yang disajikan di sejumlah warung atau rumah makan. Agak sulit untuk menemukan rabeg karena hanya ada beberapa rumah makan khusus rabeg di Serang.

Salah satunya di daerah Magersari, Jalan Raya Serang-Cilegon, tepat di depan Rumah Tahanan Serang. Di depan rumah makan itu tertulis, ”Rabeg Khas Serang”.

Warung khusus rabeg lain bisa ditemukan di Perancis, singkatan dari Perempatan Ciruas di Jalan Raya Serang-Jakarta. Untuk bisa mencicipi satu porsi makanan Sultan Banten ini, Anda cukup menyediakan uang Rp 10.000-Rp 15.000. Harga sebesar itu sudah termasuk menu lengkap yang terdiri atas nasi, acar mentimun, dan teh hangat.

Menu rabeg juga lazim dijual di warung-warung makan khas Sunda-Banten, salah satunya di rumah makan Emak Haji di bilangan Ciceri, Serang. Setiap hari warung makan tersebut menyediakan menu rabeg dengan harga Rp 7.000 untuk satu porsi.

Harus sedikit jeli untuk bisa menemukan tempat makan yang menyediakan menu rabeg. Carilah warung makan yang menempelkan tulisan ”RABEG” pada bagian depan, seperti sebuah warung makan di daerah Lopang, dekat Pasar Lama, Serang.

Sementara itu, khusus untuk buah tangan, sate bandeng bisa menjadi pilihan. Salah satu rumah makan yang terkenal dengan sate bandengnya adalah Rumah Makan Sampurna di Jalan A Yani, Serang. Makanan ini juga bisa didapat di kios-kios di depan Pintu Tol Serang Timur.

Sumber: kompas.co.id (19 Mei 2008)

Pemkab Pasaman Benahi Pemandian Air Panas Rimbo Panti

Padang - Pemerintah Kabupaten Pasaman, Sumbar, mengalokasikan dana Rp2 miliar untuk membenahi pemandian air panas di kawasan objek wisata Rimbo Panti satu cagar alam terkemuka pada daerah kaya hutan lindung itu.

"Dana tersebut dialokasikan untuk membenahi sejumlah fasilitas wisata pada kawasan pemandian air panas itu," kata Humas Kabupaten Pasaman, Hermanto, di Pasaman, Minggu (18/5).

Rimbo Panti, satu kawasan cagar alam, berupa kawasan hutan yang masih perawan dengan segala ekosistem terdapat di dalamnya. Pada lokasi wisata tersebut juga terdapat satu kolam pemandian air panas yang cukup ramai dikunjungi masyarakat.

Lokasi objek wisata ini terdapat pada kiri dan kanan jalan raya Bukittinggi menuju Kota Medan Sumut.

Pada kawasan cagar alam ini terdapat fauna yang dilindungi seperti harimau sumatra, burung madu (Helarctos malayanus), siamang, rusa, bangsa burung. Sejumlah warga yang berkunjung ke kawasan pemandian air panas rimbo panti tersebut di antaranya berasal dari daerah kabupaten/kota di Sumbar, serta provinsi tetangga seperti Riau, Jambi, Sumut, dan Jakarta.

Pemda Kabupaten Pasaman kini terus berupaya membenahi objek wisata alam tersebut yang luasnya mencapai 65 hektare. "Secara keseluruhan dari kawasan cagar alam itu tiga hektar di antaranya telah didesain menjadi objek wisata unggulan Pasaman," katanya.

Dia menyebutkan, pembenahan tersebut di antaranya melengkapi sejumlah fasilitas wisata di daerah itu, toilet, tempat berjualan. "Kita usahakan pembenahan objek wisata itu bisa dirampungkan tahun 2008, sehingga lokasi ini menjadi satu objek wisata unggulan di Pasaman," katanya.

Sumber: www.mediaindonesia.com (19 Mei 2008)

Pesta Kesenian Bali Tampilkan Beragam Ekspresi Seni

Denpasar - Pesta Kesenian Bali (PKB), aktivitas seni tahunan di Pulau Dewata yang digelar sejak tiga dasa warsa lalu, mampu menampilkan beragam ekspresi seni dan budaya hingga mendapat sambutan antusias masyarakat setempat, maupun masyarakat nasional dan internasional.

"PKB dalam perkembangannya, tidak hanya menampilkan seni budaya Bali, namun juga seni dari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara," kata Kadek Suartaya, dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Minggu (18/5).

Ia menyambut baik, PKB yang kali ini mengusung tema "Citta Wretti Nirodha", yakni pengendalian diri menuju keseimbangan dan keharmonisan, selain melibatkan seniman dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali, juga utusan dari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara.

Dengan demikian pengembangan kesenian Bali yang diwarisi masyarakatnya secara turun-temurun terbukti mampu menampung dan menumbuhkan daya cipta para seniman, sekaligus membangkitkan gairah semangat untuk membangun.

Aneka jenis kesenian menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Pulau Dewata yang tetap eksis, hidup dan terus berkembang di tengah-tengah kehidupan.

Kandidat doktor program S-3 Kajian Budaya Universitas Udayana itu menambahkan, hampir semua jenis kesenian Bali mengandung tendensi untuk menunjang dan mengabdikan kehidupan pada agama Hindu yang dianut sebagian besar warga di Pulau Dewata.

Perkembangan berkesenian itu melalui proses panjang, mulai dari dasar-dasar kesenian yang pernah ada pada zaman pra-Hindu hingga masuknya kebudayaan Hindu ke Bali.

Hampir semua jenis kesenian itu dikaitkan dengan berbagai kesusastraan yang menjadi sumber dalam ajaran Hindu. Meskipun dalam perkembangan kesenian Bali sangat menghargai perbedaan dan bisa menerima unsur-unsur luar yang dapat memperkaya khasanah, sehingga menjadi lebih unik dan bermutu.

Oleh sebab itu kesenian Bali sejak dulu mendapat pengaruh dari unsur kebudayaan luar seperti China, Belanda dan Mesir. Perpaduan pengaruh luar itu tetap mencerminkan nuansa seni budaya Bali.

Pengaruh unsur budaya asing seperti dari China misalnya, menurut Suartaya, hingga sekarang tetap melekat pada kesenian arja. Demikian pula pengaruh dari Mesir dan Belanda juga masih tampak jelas dalam seni ukir bangunan tradisional Bali.

Berkat keselektifan dan faktor kehati-hatian para seniman maupun para leluhur, pengaruh luar tersebut tidak bertentangan dengan norma serta estetika seni dan budaya yang dianut masyarakat Bali, ujar Suartaya.

Sumber: www.mediaindonesia.com (19 Mei 2008)
-

Arsip Blog

Recent Posts