Bupati Sergai Ingin Pecahkan Rekor MURI Berbalas Pantun

Perbaungan, Sumut - Setelah memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan gotongroyong terbanyak di Indonesia mencapai 207.058 peserta 2007 lalu mengalahkan rekor sebelumnya atas Kota Pematangsiantar sejumlah 109.937, Bupati Sergai HT Erry Nuradi menginginkan kabupaten tersebut bisa memecahkan rekor MURI berbalas pantun terbanyak.

"Kita coba pecahkan rekor MURI berbalas pantun terbanyak. Kita kumpulkan pasangan berbalas pantun tidak hanya Sergai, tapi Sumatera Utara" ungkap Erry Nuradi saat menghadiri final Festival Pantun Telangkai 2012, Kamis (5/1) di Gelanggang Olahraga dan Seni "Istana" Jalan Kabupaten, Perbaungan.

Bupati meminta Ketua Panitia AKP Gunadi yang juga Kasat Lantas Pores Sergai dan Sekretarisnya Ir Syafii Harahap untuk menjajaki kemungkinan upaya memecahkan rekor MURI tersebut setelah melihat kesuksesan pelaksanaan Festival Pantun Telangkai yang digelar kerjasama Ikatan Telangkai Adat Melayu (Itama) Sergai, Polres dan dukungan Pemkab Sergai.

Pantun menurut Bupati, sebagai salah satu budaya melayu meski di etnis lain juga ada harus dilestarikan yang berisi pesan-pesan sangat bagus baik kritik, sindiran dan kandungan filasafat yang sangat indah sekali.

Pemkab Sergai sangat mengapresiasikan apa yang digagas penyelenggara sebagai upaya melestarikan adat budaya melayu melalui festival pantun telangkai yang diikuti peserta dari, Deliserdang, Langkat, Medan, Binjai, Batubara, Tebingtinggi dan Sergai sendiri.

Sebelumnya Kepala Adat Kesultanan Serdang Tuanku Achmad Talaa Syariful Alamsyah menegaskan, adat budaya merupakan jati diri bangsa yang membedakan bangsa Indonesia dengan negara lain.

Budaya pantun yang memiliki makna filosofis merupakan bentuk kesantunan orang melayu dalam bertutur kata yang terkadang isinya merupakan kritik serta sindiran yang dikemas secara halus sehingga tidak terkesan anarkis.

"Inilah indah dan santunnya orang melayu. Meski pun isinya kadang mengkritik dan sindiran, tapi tetap disampaikan dengan baik melalui pantun" tandasnya.

Secara khusus, selaku Kepala Adat Kesultanan Serdang Tuanku Achmad Talaa memberikan apresiasi atas terlaksananya festival pantun telangkai sebagai salah satu wujud dari upaya melestarikan adat dan budaya melayu dan diharapkan pelestarian dalam tradisi suku lainnya juga bisa dilakukan.

Tiga Hal

Ketua Dewan Kesenian Sumatera Utara yang juga budayawan Syafwan Hady Umry memaparkan, pantun telangkai merupakan salah satu budaya yang harus dilestarikan. Terkait adat budaya ada tiga hal yang harus dilakukan yakni, pelestarian, pembinaan dan pengembangan. Namun dari ketiga hal tersebut, yang menjadi masalah adalah pengembangannya.

Karena itu Syafwan mengusulkan kepada Bupati Sergai agar kegiatan berbalas pantun masuk menjadi agenda pendidikan ekstra kurikuler bagi pelajar di Sergai sebagai bentuk pengembangannya.

"Kepedulian Bapak Bupati HT Erry Nuradi terhadap adat budaya khususnya pantun. Layaklah Sergai dinobatkan menjadi Negeri Berpantun" tandasnya.

Sebelumnya Ketua Panitia AKP Gunadi melaporkan, festival pantun telangkai merebutkan tropi bergilir Bupati Sergai diikuti 46 peserta dari beberapa kabupaten/kota di Sumut.

Festival tersebut digelar sebagai salah satu upaya melestarikan adat budaya melayu dan menumbuhkembangkan minat menjadi telangkai bagi generasi muda serta ajang berlatih dan menambah pengalaman bagi para telangkai di Sergai dan utusan kabupaten/kota di Sumatera Utara.

Turut hadir Kepala Masyarakat Adat Negeri Bedagai Tengku Ahmad Syafii gelar Pangeran Nara Kelana, Wazir Negeri Serdang H OK Khaidar Aswan gelar Datuk Paduka Raja Batangkuis, Tengku Azahari gelar Datuk Kejuruaan Santun Setia Diraja Serbajadi, Kapolres Sergai AKBP Arif Budiman, Wakil Bupati Sergai H Soekirman, Sekdakab H Haris Fadillah dan Ketua Simpati Safrul Hayadi.

-

Arsip Blog

Recent Posts