Suku Dayak Gelar Ritual Sambut Tahun Baru

Muara Teweh - Menyambut Tahun Baru 2012 suku Dayak yang beragama Hindu Kaharingan di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah menggelar ritual tolak bala.

"Ritual ini untuk menolak atau memberi batas antara kehidupan manusia dengan roh jahat (roh penunggu alam lingkungan) agar mereka tidak mengganggu aktivitas kehidupan manusia," kata Sekretaris Majelis Daerah Agama Kaharingan (MDAK) Barito Utara, Mansaji di Muara Teweh, Selasa.

Menurut Mansaji, ritual yang digelar di rumah ibadah balai ’Basarah’ ini dihadiri sejumlah pejabat dan warga masyarakat setempat.

Ritual tolak bala suku Dayak itu, kata dia, dilakukan dengan membakar kemenyan dan bebatuan yang merupakan tradisi umat Kaharingan untuk menyambut pergantian tahun baru.

"Kegiatan ini merupakan ungkapan permohonan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang lahir dari lubuk hati umat Hindu Kaharingan untuk mendekatkan diri kepada Ranying Hatala Langit," katanya.

Menurut dia, sebagai hamba dan mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dengan apa yang telah dilakukan dan telah dikerjakan masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan.

Selain itu juga dibacakan ikrar bersama yang berisi beberapa poin diantaranya meminta Gunung Peyuyan, Gunung Peyenteau dan Gunung Lumut di wilayah Kecamatan Gunung Purei perlu dilindungi dan dipelihara dari perbuatan orang yang tidak bertanggung jawab.

Hutan disekitar kawasan tiga gunung yang disakralkan suku Dayak umat Kaharingan itu merupakan tempat mengantar Liau (arwah) orang yang meninggal dunia menuju ke Lewu Tatau atau sorga melalui ritual adat Wara.

"Kami minta hutan di kawasan gunung yang menjadi tempat sakral itu dijaga dari perbuatan pihak yang tidak bertanggungjawab," katanya.

-

Arsip Blog

Recent Posts