Melacak Jejak Tradisi Melayu di Tuatunu

Pangkalpinang, Babel - Rombongan pelajar dari Provinsi Kepulauan Riau, Riau, Jambi dan Bangka Belitung mengunjungi Kelurahan Tuatunu.

"Hari ini rombongan pelajar yang mengikuti kegiatan Jejak Tradisi Daerah Pangkalpinang mengunjungi Desa Tuatunu," kata ketua panitia kegiatan dari Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Kota Pangkalpinang, Sita Rohana di Pangkalpinang, Rabu.

Sita mengatakan bahwa Desa Tuatunu merupakan daerah perkampungan yang kental dengan adat istiadat kebudayaan Melayu. "Kegiatan tahunan itu bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan para generasi muda terhadap tradisi daerah, terutama Pangkalpinang. Dengan acara ini kami berharap bisa memberikan pengalaman kepada para generasi muda untuk menyelami kemajemukan budaya Pangkalpinang," kata Sita.

Karena itu, kegiatan Jejak Tradisi Daerah Pangkalpinang yang dilakukan selama empat hari yakni 16-20 April 2012, membawa rombongan mengunjungi tempat-tempat wisata budaya seperti Kelenteng Kwan Ti Miauw, Perkampungan Cina Bintang, Desa Melayu Tuatunu.

Di tengah acara kunjungan tersebut, rombongan yang terdiri dari 50 pelajar tersebut disuguhi dengan tradisi Nganggung. "Nganggung adalah tradisi gotong-royong masyarakat Kota Pangkalpinang dengan membawa makanan lengkap di atas dulang kuningan yang ditutup dengan tudung saji," kata Sita.

Pada tradisi Nganggung, tiap keluarga membawa satu dulang yang terbuat dari kuningan berisi makanan sesuai dengan status dan kemampuan keluarga tersebut.

Tradisi Nganggung sering juga disebut dengan adat Sepintu Sedulang. Tradisi tersebut biasanya dilakukan pada upacara keagamaan, seperti Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, Maulid Nabi, Nisfu Sya’ban dan pada kegiatan 1 Muharam.

-

Arsip Blog

Recent Posts