Naskah Kuno di Sulsel Akan Digitalisasi

Jakarta - Untuk mencegah kepunahan naskah kuno, Perpustakaan Nasional akan melakukan digitalisasi. Termasuk naskah kuno yang tersimpan di Perpustakaan dan Arsip Daerah Sulsel. Demikian diungkapkan Kepala Perpustakaan Nasional Indonesia, Sri Sularsih, dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 30 Mei.

Di Perpustakaan dan Arsip Daerah Sulsel sendiri, terdapat 4.049 naskah bertuliskan huruf lontarak (aksara asli Bugis Makassar), terdiri atas naskah lontarak Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja. Sebagian naskah tersebut, sebenarnya sudah dimikrofilmkan, karena naskah aslinya sudah lapuk.

Menurut Sri, ada enam provinsi yang ditetapkan pemerintah pusat untuk melakukan digitalisasi naskah kuno. Keenam provinsi yang dikenal gudangnya naskah-naskah kuno tersebut, masing-masing, Sulsel, Riau, Kaltim, Bali, Yogyakarta dan NTT.

Jumlah naskah kuno yang tersimpan di Perpustakaan Nasional Indonesia, ada 10.169 jenis. Belum termasuk naskah-naskah kuno yang ada di berbagai daerah di Indonesia, yang juga memiliki kekayaan tersendiri.

Perpustakaan Nasional menargetkan, 2014 sudah sekitar 50 persen naskah-naskah tersebut, sudah digitalisasi dan mengalami trans-aksara. "Proses digitalisasi tersebut diperkirakan akan memakan waktu lama, karena selain proses digitalisasi, juga akan dilakukan trans aksara agar semua orang bisa memahaminya," tegasnya.

Menurutnya, naskah-naskah tersebut sangat penting, karena memuat tentang sejarah, budaya, adat istiadat, yang sebenarnya sangat mempengaruhi generasi bangsa di zamannya. Namun saat ini terancam punah karena generasi bangsa sudah memasuki era teknologi dan informasi.

Perpustakaan Nasional juga sudah membangun jaringan online dengan 35 titik perpustakaan daerah. Tujuannya memudahkan koordinasi dan informasi, juga akses masyarakat yang menginginkan buku bacaan secara gratis.

-

Arsip Blog

Recent Posts