Budaya Kalbar Perkuat Ekonomi Daerah

Pontianak, Kalbar – Budayawan Abdul Halim Ramli mengatakan bahwa keragaman budaya Kalbar bisa menjadi modal kuat untuk memperkuat perekonomiannya sendiri secara mandiri. “Banyak yang bisa diangkat dari budaya kita,” ujarnya saat menjadi pembicara tunggal “Obrolan Santai: Peran Budaya Kalbar dalam Mendukung Kemandirian Bangsa” di Kantor Bank Indonesia Perwakilan Kalbar, Jalan A Yani, kemarin (5/7).

Mantan Pemimpin Redaksi Pontianak Post ini menyebut pada mulanya masyarakat asli Kalbar hidup mandiri tanpa tergantung dengan pihak luar dalam memenuhi kebutuhan ekonominya. “Semua sudah ada di hutan, dari makanan sampai obat-obatan. Tapi perlahan hal tersebut pudar seiring meluasnya hubungan dengan pihak luar dan perkembangan zaman,” ujar dia.

Potensi dari sisi pariwisata juga disebutkan dia akan berkembang apabila dikemas dengan baik. “Acara seperti Cap Go Meh, Gawai Dayak dan lainnya memang harus dikembangkan. Itu memicu perputaran uang. Banyak warga masyarakat dari kalangan bawah yang mendapat keuntungan dari acara-acara semacam itu,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kalimanan Barat Hilman Tisnawan mengatakan kajian budaya sangat penting untuk menentukan kebijakan ekonomi sebuah bangsa. “Bagi Bank Indonesia, penting sekali untuk melihat apakah budaya kita compatible tidak dengan sistem ekonominya. Kalau budaya bangsa kita banyak terkandung nilai-nilai adat, maka sistem hukumnya juga harus menyerap itu, terutama dalam hukum bisnis,” ungkap dia.

Dikatakan Hilman, untuk masalah budaya, Indonesia memiliki tantangan yang lebih besar dari negara lain karena keberagamannya. “Kita lihat Jepang atau Korea yang homogen. Mereka punya kebudayaan yang tunggal oleh karena itu tidak ada gesekan budaya. Sementara kita begitu beragam, dan potensi gesekan lebih besar,” kata Hilman dalam acara untuk memperingati HUT ke-59 BI tersebut. Namun Hilman menyebut Amerika Serikat sebagai sebuah bangsa yang mampu membentuk kebudayaan baru, padahal pada awalnya terdiri dari banyak sekali kebudayaan yang berbeda.

-

Arsip Blog

Recent Posts