Bangsa Melayu Terjebak Arus Politik Dunia

Solo, Jateng – Bangsa-bangsa Melayu sudah terlalu lama terjebak dalam arus politik dunia yang sangat deras. Order internasional dan fluktuasi rule of the game politik internasional sangat cepat berubah dan dibarengi taktik silih berganti, yang pada akhirnya bermuara untuk bertahan hidup dan eksistensi.

"Karena itu, bangsa-bangsa Melayu harus keluar dari jebakan ini," ujar Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Prof. Dr. Andrik Purwasito saat berbicara pada Seminar Internasional Masa Depan Bangsa-Bangsa Melayu di Tengah Krisis dan Perubahan Politik Global, di Kampus UNS, Solo, Jawa Tengah, kemarin.

Eksistensi bangsa-bangsa Melayu yang mengalami masa kolonialisme dan secara pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menurut Prof. Andrik, dapat dijadikan tumpuan untuk maju selangkah di depan mereka. "Inilah yang saya sebut bangsa-bangsa Melayu mengemban misi suci melalui regionalism responsabilities," ujarnya.

Meski ASEAN belum berjalan seperti diharapkan, kata Prof. Andrik, keberadaan ASEAN dapat dimanfaatkan seluas-luasnya oleh bangsa-bangsa Melayu sebagai payung untuk mencapai kepentingan yang lebih luas, baik survive dan existence, tetapi juga menjadi pusat perhatian dunia dan pusat kepentingan dunia.

"Terjebak dalam wacana mainstream dunia harus diakhiri pada saat ini. Bangsa-bangsa Melayu harus melakukan pengembangan ilmu pengetahuan yang mengarah kepada survive, existence, pusat perhatian dunia dan pusat kepentingan dunia, dengan tetap menjalankan pengembangan teknologi barat yang memukau, sebagaimana dipersembahkan Jepang dan Korea," tandasnya.

Oleh karena itu, kata Guru Besar FISIP UNS, kiblat peradaban dan pengembangan sains dan teknologi kita haruslah berlandaskan kearifan lokal yang memang dimiliki oleh bangsa-bangsa Melayu. "Seperti pengembangan pemikiran yang cerdas dari pemimpin bangsa-bangsa Melayu, di antaranya Bung Karno, Tun Mahatir Mohamad, HOS Tjokroaminoto, dan lain-lain," jelasnya.

Sementara itu, seminar internasional yang digelar kerjasama Universitas Sebelas Maret dengan Universiti Utara Malaysia (UUM), selain menampilkan Prof. Andrik Purwasito, juga Naib Canselor UUM Prof. Dato’ Dr. Mohamed Mustafa Ishak, Colgis UUM Dr. Abubakar Eby Hara, MA, dan sebagainya.

-

Arsip Blog

Recent Posts