Seniman Batik Gresik Kembangkan Motif Daerah

Gresik, Jatim - Sejumlah seniman batik asal Kabupaten Gresik, Jawa Timur mulai mengembangkan motif daerah yang diberi nama "Loh Bandeng", sesuai dengan salah satu produk unggulan dari kabupaten setempat, yakni ikan bandeng.

Salah satu seniman yang juga pemilik sanggar batik Rumpaka Mulya Gresik, Anang Samsul Arifin, di Gresik, Selasa mengatakan, pengembangan batik bermotif daerah bertujuan mengenalkan ikan bandeng sebagai makanan khas kota pesisir Gresik.

Menurut Anang, motif Loh Bandeng kali pertama diciptakakan pada tahun 2009, setelah melihat jika Gresik belum punya motif khusus yang menggambarkan khas kota tersebut.

"Saya juga sudah mendaftarkan motif itu ke Ditjen Hak Cipta Depkumham pada 12 Juni 2010, dan dua tahun kemudian Depkumham menerbitkan sertifikat hak cipta pada 6 Maret 2012," katanya.

Ia mengatakan, motif itu dikerjakan secara manual bukan dengan melalui cetakan mesin, serta warna yang digunakan merupakan warna alami dari tumbuh-tumbuhan.

"Harganya memang cukup mahal, yakni sekitar Rp3 juta hingga Rp5 juta perlembar kainnya, namun sebanding kualitasnya karena pengerjaannya secara manual bukan dengan cap, dan warnanya memakai warna alam alami dari tumbuhan," katanya.

Motif Loh Bandeng dibuat mirip bentuk tubuh ikan bandeng namun tanpa menggambar kepala bandeng, sebab disesuaikan dengan motif lengkungan model batik.

Sementara dalam pengembangannya, batik Loh Bandeng telah dipasarkan ke sejumlah daerah di Indonesia, serta membuat beberapa negara tertarik datang ke Gresik.

Anang mengaku, keberadaan sanggar batiknya yang terletak di Desa Kandangasin, Kecamatan Wringinanom telah banyak dikunjungi wisatawan dan arkeologi dari Jerman, Belanda, Vietnam serta mahasiswa Cambridge California University setelah mengetahui motif batinya dari internet.

"Wisatawan itu bahkan menginap satu bulan untuk belajar membatik jenis Loh Bandeng sampai bisa membatik sendiri," katanya.

Ia berharap, pengenalan dengan wisatawan akan membuka pangsa pasar batik motif Loh Bandeng hingga ke luar negeri.

"Pengembangan ini terkait pula dengan hari batik nasional pada tanggal 2 Oktober 2009, sehingga batik Indonesia akan semakin dikenal," katanya.

-

Arsip Blog

Recent Posts