Wow, Ada Kompetisi Rancang Batik Encim di Australia

Jakarta - Kekayaan budaya Indonesia selalu mencuri hati para penikmat seni dan mode di seluruh dunia. Australia salah satunya, negara tetangga kita ini kerap mengadakan acara kebudayaan yang saling memperkaya khasanah bangsa satu sama lain.

Bertepatan dengan Festival Indonesia yang berlangsung di Melbourne, Australia tanggal 17-23 September 2012, diadakanlah sebuah kompetisi desain fashion dengan tema Batik Encim. Batik Encim dipilih bukan saja karena sedang populer di Indonesia tapi juga nilai sejarah yang dikandungnya yaitu melambangkan proses asimilasi budaya Cina ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia yang direfleksikan oleh motif-motif batik yang kental dengan nuansa budaya Cina.

Para kontestan dituntut untuk semampu mungkin menginterpretasikan filosofi budaya Indonesia ke dalam karya mereka yang dinilai oleh empat juri yaitu Ibu Irma Wisnandar, pengurus Himpunan Ratna Busana; Bryan Collie, Direktur MiFA; Jenny Layton, pendiri Clothing Ark; dan Barli Asmara, desainer muda Indonesia.

Tujuh peragawati pun melenggang di panggung catwalk Melbourne Institute of Fine Arts (MiFA), Melbourne. Mereka memeragakan karya tujuh desainer muda Australia yang mengikuti kompetisi tersebut. Kompetisi desain fashion yang merupakan event pembuka Festival Indonesia ini diharapkan bisa mewarnai industri fashion Australia khususnya dan budaya Australia umumnya yang terkenal dengan semangat multikulturalism.

Setelah kompetisi berlangsung, terpilihlah Hadinata P. Tjoa sebagai pemenang. Ia menuangkan Batik Encim ke dalam desain pakaian yang terinspirasi dari rumah adat Indonesia dan perjuangan R.A. Kartini. Sebagai pemenang, Hadinata berhak mengikuti peragaan Jakarta Fashion Week 2013 dan memamerkan karyanya kepada khalayak mode Jakarta.

-

Arsip Blog

Recent Posts