Istri dan PNS mau mesum di hotel keburu ketahuan suami

Seorang pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Banten, diduga melakukan perselingkuhan dengan istri orang. PNS tersebut diketahui berinisial EM, sementara selingkuhannya berinisial ID. Keduanya kini tengah menghadapi proses persidangan setelah dilaporkan oleh suami selingkuhannya.

Menurut informasi yang dihimpun, perselingkuhan keduanya terungkap berawal dari surat kaleng yang diterima H (Suami ID) yang isinya menyatakan istrinya, memiliki hubungan khusus dengan pria lain. Dalam surat juga H diminta untuk datang ke sebuah hotel di Kota Serang untuk membuktikan bahwa istrinya benar-benar selingkuh.

Setelah mendapat surat kaleng tersebut, H mulai menyelidiki gerak-gerik istrinya. Pada suatu hari, H akhirnya menuju ke hotel untuk membuktikan kebenaran surat kaleng itu. H melihat istrinya di sekitar hotel, dia pun langsung menemui istrinya tersebut.

"Saat ketemu, istrinya hendak pergi. Namun dicegah oleh suaminya. H bilang sama istrinya bahwa dia sudah tahu apa yang telah diperbuat oleh istrinya," ungkap Oyon Haerudin, kakak H saat ditemui di PN Serang, Selasa (26/3).

Oyon kembali menceritakan, akhirnya H masuk ke dalam sebuah kamar hotel yang yang di dalam sudah ada EM. EM akhirnya mengakui hubungannya dengan istri H sudah terjalin sekitar dua tahunan. Bahkan, EM mengaku sudah melakukan hubungan badan dengan ID sebanyak tiga kali.

"Pas di kamar terungkap semua. EM dan ID mengakui memiliki hubungan. H kemudian meminta EM untuk membuat surat pernyataan bahwa memang benar dirinya memiliki hubungan khusus dengan istrinya. Setelah itu, H melaporkan EM dan istrinya ke Mapolres Serang atas tuduhan perzinahan," ungkap Oyon.

Perselingkuhan tersebut sudah memasuki persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Serang, Selasa (26/3).

Dalam sidang beragendakan pembacaan nota keberatan dan mendengarkan keterangan saksi-saksi yang dipimpin majelis hakim diketuai Poltak Sitorus,SH terpaksa ditunda karena kedua terdakwa tidak hadir.

"Sidangnya ditunda, karena kedua terdakwanya tidak hadir. Em tidak bisa hadir karena sakit. Sedangkan ID tidak ada keterangan," ujar jaksa penuntut umum (JPU) Kejari Serang, Sudiarso.

Sudiarso mengatakan kedua terdakwa dikenakan pasal 284 KUHP tentang perzinahan dengan ancaman hukuman 9 bulan.

Beredar, Video Mesum 'Softex'

PALEMBANG--Video mesum berjudul ‘Softex’, diperankan perempuan dan pria, beredar luas, hingga menghebohkan warga Kota Pagaralam.

Adegan mesum melalui rekaman Hp ini dilakukan disebuah hotel dengan durasi 18,22 menit. Bahkan, video porno ini cepat beredar di masyarakat, mulai pelajar, mahasiswa, sampai masyarakat umum melalui telepon genggam dilengkapi program aplikasi video.

Butuh waktu 2 x 24 jam, Satreskrim Polres Pagaralam, berhasil ungkap dua pemeran video porno tersebut, yakni wanita berinisial Yen (28), mahasiswi PTS di Pagaralam .

Yen adalah warga Desa Sumur, Pajarbulan, Lahat; sedangkan pemeran laki-laki berinisial Dod (26), warga Dusun Meringang, Kelurahan Penjalang, Kecamatan Dempo Selatan, Pagaralam. Dod sendiri merupakan pecatan satpam salah satu perusahaan di Kota Prabumulih.

Bahkan, sang pemeran perempuan, didampingi keluarganya, sudah melaporkan kasus itu ke Mapolres Pagaralam, karena mengaku diancam pelaku atau pemeran pria.

Informasinya, pembuatan video porno itu, bermula dari perkenalan antara pemeran pria dan wanita, melalui facebook, hingga keduanya pacaran. Bahkan, Dod mengaku anggota Satbrimob Polda Sumsel, hal ini didukung dengan foto-foto yang ada di akun facebooknya.

Setelah pacaran, Dod mengajak korban Yen bertemu di Palembang, hingga berujung melakukan hubungan layaknya suami istri disalah satu hotel melati di Palembang. Ketika melakukan hubungan intim tersebut itulah, diabadikan dan direkam menggunakan Hp.

Rekaman video itulah, sepertinya dimanfaatkan Dod untuk menekan dan mengancam Yen, agar kembali melakukan hubungan badan.

Bahkan, tidak jarang, jika Yen menolak, Dod mengancam akan menyebarluaskan rekaman tersebut. akhirnya, karena takut video mesum itu tersebar, maka Yen selalu menuruti permintaan Dod, termasuk melayani hubungan intim disalah satu hotel di Pagaralam dan di kediaman teman Dod. Namun, karena tak tahan menjadi budak seks Dod, Yen memberitahu keluarganya, sebelum akhirnya melaporkan kasusnya ke Mapolres Pagaralam.

Kapolres Pagaralam AKBP Abi Darrin SH, didampingi Kasat Reskrim AKP Indarmawan SH mengatakan, terungkapnya rekaman video mesum ini, setelah pemeran wanita dalam adegan tersebut melaporkan tersebarnya rekaman video mesum ke Polres.

Dari laporan itu dilakukan pelacakan, hingga berhasil menangkap pemeran prianya saat berada didepan RS DKT Lahat. ‘’Pemeran pria mengaku anggota Brimob Polda Sumsel, dan sempat mengancam akan menyerang Polres Pagaralam, bila berani menangkapnya,” tegasnya.

Menurut Abi Darrin, pemeran pria video mesum itu, sudah diamankan di Mapolres Pagaralam, untuk menjalani pemeriksaan, terkait beredarnya video mesum tersebut. sementara pemeran perempuan sudah menyerahkan diri.

‘’Kasus ini masih dalam pengusutan penyidik. Mudah-mudahan dalam waktu dekat, semuanya akan selesai sesuai dengan aturan hukum yang berlaku,” tambahnya.

Sementara Ketua MUI Kota Pagaralam Deni Priansyah SAg MAg, berharap peran aktif semua elemen masyarakat seperti kepolisian, tokoh agama, orang tua dan tokoh masyarakat, agar dapat melakukan pencegahan jangan sampai video mesum yang dilakukan dua artis dadakan tersebut, beredar luas dikalangan anak sekolah.

“Kita khawatir beredarnya video porno dikalangan masyarakat Kota Pagaralam tersebut. Apalagi kalau pemerannya dilakukan kalangan pelajar SMA, hal ini membuktikan sudah terjadi degradasi moral dikalangan remaja. Apalagi hampir semua remaja, anak-anak, siswa-siswi SMA, termasuk mahasiswa, memiliki handphone, sehingga mudah mengaksesnya,” katanya. (ded)

Monumen Mac Arthur

Monumen Mac Arthur terdapat di sebuah bukit di mana pasukan sekutu di bawah komando Jenderal Mac Arthur, mendirikan markas ketika perang dunia kedua. Untuk memperingati peristiwa setengah abad yang lalu, kemudian dibangunlah sebuah taman kecil dengan sebuah monumen di tengahnya. Situs ini terdapat di gunung Ifar, terletak di komplek RINDAM (Resimen Induk Daerah Militer / orangtua resimen daerah militer) XVII Cendrawasih.

Monumen ini terletak di sebuah taman terbuat dari semen dan cat berbentuk pentagon kuning dan hitam. Di tengah-tengah monumen ini ada semacam prasasti yang berisi informasi tentang sejarah lokasi markas pasukan sekutu pada musim panas 1944. Di lokasi ini juga terdapat foto-foto museum sejarah pendaratan tentara Mac Arthur di Jayapura. Menurut penjaga museum, foto-foto itu dikirim secara khusus oleh pemerintah AS untuk museum ini.

Museum ini juga menampilkan lambang logam berbentuk elang yang pernah menghiasi topi sang jenderal. Lambang ini ditemukan tidak sengaja di tengah-tengah hutan gunung Ifar. Selain wisata sejarah, monumen Mac Arthur juga menjadi Bukit tempat pengamatan Danau Sentani. Karena tingginya bukit ini, pengunjung dapat menikmati panorama yang indah dari Danau Sentani yang terlihat biru dengan pulau-pulau di tengah.

Bandara Sentani terletak di sisi barat danau ini juga terlihat jelas, lengkap dengan “show” pesawat yang terbang dan pergi, “take off” dan “mendarat”. Pemandangan dan aktivitas kota Sentani juga dapat diamati di tempat ini.

***

Sumber: http://merantaw.blogspot.com/2012/02/monumen-mac-arthur.html

Monumen Seroja

Didasari akan rasa hormat yang tulus, akan jasa para pejuang ‘SEROJA’ yang gugur di Timor Timur, monumen ini direncanakan pada tahun 2001. Konsep Perencanaan Monumen Seroja merupakan monumen penghormatan yang artinya monumen ini adalah perwujudan nyata dari rasa hormat anak bangsa pada para pejuang Seroja yang gugur di Timor Timur. Merupakan suatu realita sejarah yang harus diterima, bahwa Timor Timur sebagai propinsi ke-27 Republik Indonesia, kini telah menjadi sebuah negara merdeka, terpisah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Proses perjuangan integrasi Timor Timur ke dalam wilayah NKRI sejak tahun 1976 sampai dengan tahun 1999 merupakan perjuangan yang menggambarkan suatu pengabdian dan pengorbanan segenap bangsa Indonesia yang tidak ternilai, terutama bagi para pejuang Timor Timur.

Sebagai wujud penghormatan atas jasa para pejuang tersebut, Pemerintah RI membangun Monumen Seroja. Pembangunan Monumen Seroja merupakan simbol penghormatan dan penghargaan serta fakta sejarah tentang arti pengorbanan para pejuang RI di Timor Timur. Penetapan lokasi monumen di Jakarta dimaksudkan untuk mempermudah sanak dan keluarganya serta masyarakat Indonesia dalam mengenang jasa-jasa mereka yang telah gugur dalam melaksanakan tugas Operasi Seroja di Timor Timur. Monumen Seroja dibangun di atas areal tanah seluas 126 x 92,5 m2 yang berlokasi di komplek Mabes TNI, Cilangkap Jakarta Timur. Bangunan fisik terdiri dari dua buah Bangunan Perenungan, yakni Perenungan Awal dan Perenungan Akhir, masing-masing berukuran 6 x 6 m2. Panel berbentuk bendera sejumlah 23 buah, yang dibagian atas terdapat relief perjuangan Timor Timur, sedangkan bagian bawah tertulis nama para pejuang seroja yang gugur di Timor Timur. Kolam Seroja berupa sebuah kolam air mancur yang berbentuk kelopak bunga seroja yang ditengah-tengahnya terdapat tugu.

Monumen Seroja dilengkapi dengan selasar dalam dan selasar luar serta prasarana yang terdiri dari bangunan peneduh, ruangan informasi, dan toilet seluas 93 m2 serta areal parkir seluas 390 m2. Monumen Seroja adalah monumen penghormatan dan monumen sejarah perjuangan serta pembangunan di Propinsi Timor Timur yang selama 23 tahun menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia sejak tahun 1976 sampai dengan tahun 1999. Sebagai Monumen Penghormatan, mengandung arti bahwa Monumen Seroja merupakan perwujudan nyata rasa hormat anak bangsa untuk mengenang para pejuang Seroja yang gugur di Timor Timur. Sebagai Monumen Sejarah, Monumen Seroja menjadi monumen peringatan peristiwa sejarah dari semenjak awal Timor Timur berintegrasi dengan NKRI hingga menjadi sebuah negara merdeka.

Lokasi : Kompleks Markas Besar ABRI – Cilangkap

Pemilik/Pengelola : Mabes ABRI

Perancang/Arsitek : Studio 83

Fungsi Bangunan : Monumen untuk mengenang jasa pejuang Seroja Pelaksana Pekerjaan : PT. Panaco, PT. Dwipa

Luas Bangunan : 5000 m2 Luas Tanah/Lahan : 10000 m2

***

Sumber: http://wisatasejarah.wordpress.com/2009/03/24/monumen-seroja/

Soe Hok Gie – Aktivis Mahasiswa di Orde Lama yang Idealis

Soe Hok Gie adalah Orang keturunan China yang lahir pada 17 Desember 1942. Seorang putra dari pasangan Soe Lie Pit seorang novelis dengan Nio Hoe An. Soe Hok Gie adalah anak keempat dari lima bersaudara keluarga Soe Lie Piet alias Salam Sutrawan, Soe Hok Gie merupakan adik dari Soe Hok Djie yang juga dikenal dengan nama Arief Budiman. Sejak masih sekolah, Soe Hok Gie dan Soe Hok Djin sudah sering mengunjungi perpustakaan umum dan beberapa taman bacaan di pinggir-pinggir jalan di Jakarta.

Sejak masih sekolah, Soe Hok Gie dan Soe Hok Djin sudah sering mengunjungi perpustakaan umum dan beberapa taman bacaan di pinggir-pinggir jalan di Jakarta. Menurut seseorang peneliti, sejak masih Sekolah Dasar (SD), Soe Hok Gie bahkan sudah membaca karya-karya sastra yang serius, seperti karya Pramoedya Ananta Toer. Mungkin karena Ayahnya juga seorang penulis, sehingga tak heran jika dia begitu dekat dengan sastra.

Sesudah lulus SD, kakak beradik itu memilih sekolah yang berbeda, Hok Djin (Arief Budiman) memilih masuk Kanisius, sementara Soe Hok Gie memilih sekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Strada di daerah Gambir. Konon, ketika duduk di bangku ini, ia mendapatkan salinan kumpulan cerpen Pramoedya: Cerita dari Blora bukankah cerpen Pram termasuk langka pada saat itu?

Pada waktu kelas dua di sekolah menangah ini, prestasi Soe Hok Gie buruk. Bahkan ia diharuskan untuk mengulang. Tapi apa reaksi Soe Hok Gie? Ia tidak mau mengulang, ia merasa diperlakukan tidak adil. Akhirnya, ia lebih memilih pindah sekolah dari pada harus duduk lebih lama di bangku sekolah. Sebuah sekolah Kristen Protestan mengizinkan ia masuk ke kelas tiga, tanpa mengulang.

Selepas dari SMP, ia berhasil masuk ke Sekolah Menengan Atas (SMA) Kanisius jurusan sastra. Sedang kakaknya, Hok Djin, juga melanjutkan di sekolah yang sama, tetapi lain jurusan, yakni ilmu alam.

Selama di SMA inilah minat Soe Hok Gie pada sastra makin mendalam, dan sekaligus dia mulai tertarik pada ilmu sejarah. Selain itu, kesadaran berpolitiknya mulai bangkit. Dari sinilah, awal pencatatan perjalanannya yang menarik itu; tulisan yang tajam dan penuh kritik.

Ada hal baik yang diukurnya selama menempuh pendidikan di SMA, Soe Hok Gie dan sang kakak berhasil lulus dengan nilai tinggi. Kemuidan kakak beradik ini melanjutkan ke Universitas Indonesia. Soe Hok Gie memilih ke fakultas sastra jurusan sejarah , sedangkan Hok Djin masuk ke fakultas psikologi.

Di masa kuliah inilah Gie menjadi aktivis kemahasiswaan. Banyak yang meyakini gerakan Gie berpengaruh besar terhadap tumbangnya Soekarno dan termasuk orang pertama yang mengritik tajam rejim Orde Baru.

Di zaman Gie, kampus menjadi ajang pertarungan kaum intelektual yang menentang atau mendukung pemerintahan Bung Karno. Sepanjang 1966-1969 Gie berperan aktif dalam berbagai demonstrasi. Uniknya ia tak pernah menjadi anggota KAMI, organisasi yang menjadi lokomotif politik angkatan 66.

Gie lebih banyak berjuang lewat tulisan. Kritiknya pada Orde Lama dan Presiden Soekarno digelar terbuka lewat diskusi maupun tulisan di media masa. Ketika pemerintahan Soekarno ditumbangkan gerakan mahasiswa Angkatan 66, Gie memilih menyepi ke puncak-puncak gunung ketimbang menjadi anggota DPR-GR.

Gie sangat kecewa dengan sikap teman-teman seangkatannya yang di era demonstrasi tahun 66 mengritik dan mengutuk para pejabat pemerintah kemudian selepas mereka lulus berpihak ke sana dan lupa dengan visi dan misi perjuangan angkatan 66. Gie memang bersikap oposisif dan sulit untuk diajak kompromi dengan oposisinya.

Sebagai anak muda, walaupun suka mengkritik dan doyan menyendiri, Gie ternyata sangat gaul. Penampilannya, biasa aja. Tapi kenalannya orang berpangkat dan nama-nama beken. Saya tahu, karena sering ikut dia. Misalnya saat ambil honor tulisan di Kompas atau Sinar Harapan. Nggak terbayang dia bisa kenalan dengan penyair Taufik Ismail dan Goenawan Mohamad! , kata Badil.

Selain itu juga Gie ikut mendirikan Mapala UI. Salah satu kegiatan pentingnya adalah naik gunung. Pada saat memimpin pendakian gunung Slamet 3.442m, ia mengutip Walt Whitman dalam catatan hariannya, Now I see the secret of the making of the best person. It is to grow in the open air and to eat and sleep with the earth.

Pemikiran dan sepak terjangnya tercatat dalam catatan hariannya. Pikiran-pikirannya tentang kemanusiaan, tentang hidup, cinta dan juga kematian. Tahun 1968 Gie sempat berkunjung ke Amerika dan Australia, dan piringan hitam favoritnya Joan Baez disita di bandara Sydney karena dianggap anti-war dan komunis. Tahun 1969 Gie lulus dan meneruskan menjadi dosen di almamaternya.

Bersama Mapala UI Gie berencana menaklukkan Gunung Semeru yang tingginya 3.676m. Sewaktu Mapala mencari pendanaan, banyak yang bertanya kenapa naik gunung dan Gie berkata kepada teman-temannya:

Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.

8 Desember sebelum Gie berangkat sempat menuliskan catatannya: Saya tak tahu apa yang terjadi dengan diri saya. Setelah saya mendengar kematian Kian Fong dari Arief hari Minggu yang lalu. Saya juga punya perasaan untuk selalu ingat pada kematian. Saya ingin mengobrol-ngobrol pamit sebelum ke semeru. Dengan Maria, Rina dan juga ingin membuat acara yang intim dengan Sunarti. Saya kira ini adalah pengaruh atas kematian Kian Fong yang begitu aneh dan begitu cepat.Seminggu setelah itu, ia bersama Anton Wiyana, A. Rahman, Freddy Lasut, Idhan Lubis, Herman Lantang, Rudy Badil, Aristides Katoppo berangkat ke Gunung Semeru.

Sejak dari Jakarta Soe sudah merencanakan akan memperingati hari ultahnya yang ke-27 di Puncak Mahameru. Malam sebelumnya, tanggal 15 Desember, dalam tenda sempit di tepi hutan Cemoro Kandang, Soe yang amat menguasai lirik dan falsafah lagu-lagu tertentu, meminta kami menyanyikan lagu spiritual negro, Nobody Knows, sampai berulang-ulang. Padahal irama lagu ini monoton sampai sudah membosankan kuping dan tenggorokan. Idhan yang pendiam, cuma duduk tertawa-tawa, sambil mengaduk-aduk rebusan mi hangat campur telur dan kornet kalengan. Malam dingin dan hujan itu, kami bertujuh banyak bercerita, termasuk mendengarkan rencana Soe yang mau berultah di puncak gunung. “Pokoknya gue akan berulang tahun di atas,” katanya sambil mesam-mesem. “Nyanyi lagi dong. Lagu Donna Donna-nya Joan Baez itu bagus sekali.”

Siapa mengira, itulah terakhir kalinya mereka mendaki bersama Gie. Tanggal 16 Desember 1969, sehari sebelum ulangtahunnya ke 27 Gie dan Idhan Lubis tewas saat turun dari puncak karena menghirup uap beracun. Herman Lantang yang berada di dekat Gie saat kejadian melihat Gie dan Idhan kejang-kejang, berteriak dan mengamuk. Herman sempat mencoba menolong dengan napas buatan, tapi gagal.

Hok Gie meninggal di gunung Semeru tahun 1969 tepat sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-27 akibat menghirup asap beracun di gunung tersebut. Dia meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis. Selanjutnya catatan selama ke Gunung Semeru lenyap bersamaan dengan meninggalnya Gie di puncak gunung tersebut. Dalam buku catatannya dia memang pernah menulis ingin suatu saat ia meninggal di atas puncak tertinggi di Pulau Jawa dan keinginan itu sepertinya telah terwujud.

Musibah kematian Gie di puncak Semeru sempat membuat teman-temannya bingung mencari alat transportasi untuk membawa jenazah Gie ke Jakarta. Tiba-tiba sebuah pesawat Antonov milik AURI mendarat di Malang. Pesawat itu sedang berpatroli rutin di Laut Selatan Jawa, Begitu mendengar kabar kematian Gie, Menteri Perhubungan saat itu Frans Seda memerintahkan pesawat berbelok ke Malang. Saat jenasah masuk ke pesawat, seluruh awak kabin memberi penghormatan militer. Mereka kenal Gie!, kata Badil.

24 Desember 1969 Gie dimakamkan di pemakaman Menteng Pulo, namun dua hari kemudian dipindahkan ke Pekuburan Kober, Tanah Abang. Tahun 1975 Ali Sadikin membongkar Pekuburan Kober sehingga harus dipindahkan lagi, namun keluarganya menolak dan teman-temannya sempat ingat bahwa jika dia meninggal sebaiknya mayatnya dibakar dan abunya disebarkan di gunung. Dengan pertimbangan tersebut akhirnya tulang belulang Gie dikremasi dan abunya disebar di puncak Gunung Pangrango.

Serbuknya kami tebar di antara bunga-bunga Edelweiss di lembah Mandalawangi di Puncak Pangrango. Di tempat itu Gie biasa merenung seperti patung, kata Rudy Badil.

Beberapa quote yang diambil dari catatan hariannya Gie:

Seorang filsuf Yunani pernah menulis nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.

Kehidupan sekarang benar-benar membosankan saya. Saya merasa seperti monyet tua yang dikurung di kebun binatang dan tidak punya kerja lagi. Saya ingin merasakan kehidupan kasar dan keras diusap oleh angin dingin seperti pisau, atau berjalan memotong hutan dan mandi di sungai kecil orang-orang seperti kita ini tidak pantas mati di tempat tidur.

Yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan adalah dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan

Selain Catatan Seorang Demonstran, buku lain yang ditulis Soe Hok Gie adalah Zaman Peralihan, Di Bawah Lentera Merah dan Orang-Orang di Persimpangan Kiri Jalan serta riset ilmiah DR. John Maxwell Soe Hok Gie: Pergulatan Intelektual Muda Melawan Tirani.

Mira Lesmana dan Riri Reza bersama Miles Production telah meluncurkan film berjudul Gie yang diperankan oleh Nicholas Saputra, Sita Nursanti, Wulan Guritno, Lukman Sardi dan Thomas Nawilis.

John Maxwell berkomentar, Gie hanya seorang mahasiswa dengan latar belakang yang tidak terlalu hebat. Tapi dia punya kemauan melibatkan diri dalam pergerakan. Dia selalu ingin tahu apa yang terjadi dengan bangsanya. Walaupun meninggal dalam usia muda, dia meninggalkan banyak tulisan. Di antaranya berupa catatan harian dan artikel yang dipublikasikan di koran-koran nasional ujarnya. Saya diwawancarai Mira Lesmana (produser Gie) dan Riri Reza (sutradara). Dia datang setelah membaca buku saya. Saya berharap film itu sukses. Sebab, jika itu terjadi, orang akan lebih mengenal Soe Hok Gie tuturnya.

(Sumber: www.armhando.com . )

Sejarah Papua Tidak Terlepas Dari Masa Lalu Indonesia

Sejarah Papua tidak bisa dilepaskan dari masa lalu Indonesia. Papua adalah sebuah pulau yang terletak di sebelah utara Australia dan merupakan bagian dari wilayah timur Indonesia. Sebagian besar daratan Papua masih berupa hutan belantara. Papua merupakan pulau terbesar ke-dua di dunia setelah Greenland. Sekitar 47% wilayah pulau Papua merupakan bagian dari Indonesia, yaitu yang dikenal sebagai Netherland New Guinea, Irian Barat, West Irian, serta Irian Jaya, dan akhir-akhir ini dikenal sebagai Papua. Sebagian lainnya dari wilayah pulau ini adalah wilayah negara Papua New Guinea (Papua Nugini), yaitu bekas koloni Inggris. Populasi penduduk diantara kedua negara sebetulnya memiliki kekerabatan etnis, namun kemudian dipisahkan oleh sebuah garis perbatasan.

Papua memiliki luas area sekitar 421.981 kilometer persegi dengan jumlah populasi penduduk hanya sekitar 2,3 juta. Lebih dari 71% wilayah Papua merupakan hamparan hutan hujan tropis yang sulit ditembus, karena terdiri dari lembah-lembah yang curam dan pegunungan tinggi, dan sebagian dari pegunungan tersebut diliputi oleh salju. Perbatasan antara Indonesia dengan Papua Nugini ditandai dengan 141 garis Bujur Timur yang memotong pulau Papua dari utara ke selatan.

Seperti juga sebagian besar pulau-pulau di Pasifik Selatan lainnya, penduduk Papua berasal dari daratan Asia yang bermigrasi dengan menggunakan kapal laut. Migrasi itu dimulai sejak 30.000 hingga 50.000 tahun yang lalu, dan mengakibatkan mereka berada di luar peradaban Indonesia yang modern, karena mereka tidak mungkin untuk melakukan pelayaran ke pulau-pulau lainnya yang lebih jauh.

Para penjelajah Eropa yang pertama kali datang ke Papua, menyebut penduduk setempat sebagai orang Melanesia. Asal kata Melanesia berasal dari kata Yunani, Mela yang artinya hitam, karena kulit mereka berwarna gelap. Kemudian bangsa-bangsa di Asia Tenggara dan juga bangsa Portugis yang berinteraksi secara dekat dengan penduduk Papua, menyebut mereka sebagai orang Papua.

Papua sendiri menggambarkan sejarah masa lalu Indonesia, dimana tercatat bahwa selama abad ke-18 Masehi, para penguasa dari kerajaan Sriwijaya, yang berpusat di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Palembang, Sumatera Selatan, mengirimkan persembahan kepada kerajaan China. Didalam persembahan itu terdapat beberapa ekor burung Cendrawasih, yang dipercaya sebagai burung dari taman surga yang merupakan hewan asli dari Papua, yang pada waktu itu dikenal sebagai Janggi.

Dalam catatan yang tertulis didalam kitab Negara Kertagama, Papua juga termasuk kedalam wilayah kerajaan Majapahit (1293-1520). Selain tertulis dalam kitab yang merupakan himpunan sejarah yang dibuat oleh pemerintahan Kerajaan Majapahit tersebut, masuknya Papua kedalam wilayah kekuasaan Majapahit juga tercantum di dalam kitab Prapanca yang disusun pada tahun 1365.

Walaupun terdapat kontroversi seputar catatan sejarah tersebut, namun hal itu menegaskan bahwa Papua adalah sebagai bagian yang tidak terlepas dari jaringan kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara yang berada dibawah kontrol kekuasaan kerajaan Majapahit.

Selama berabad-abad dalam paruh pertama millennium kedua, telah terjalin hubungan yang intensif antara Papua dengan pulau-pulau lainnya di Indonesia, dimana hubungan tersebut bukan hanya sekedar kontak perdagangan yang bersifat sporadis antara penduduk Papua dengan orang-orang yang berasal dari pulau-pulau terdekat.

Selama kurun waktu tersebut, orang-orang dari pulau terdekat yang kemudian datang dan menjadi bagian dari Indonesia yang modern, menyatukan berbagai keragaman yang terserak didalam kawasan Papua. Hal ini tentunya membutuhkan interaksi yang cukup intens dan waktu yang tidak sebentar agar para penduduk di Papua bisa belajar bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar, apalagi mengingat keaneka-ragaman bahasa yang mereka miliki. Pada tahun 1963, dimana dari sekitar 700.000 populasi penduduk yang ada, 500.000 diantara mereka berbicara dalam 200 macam bahasa yang berbeda dan tidak difahami antara satu dengan yang lainnya.

Beragamnya bahasa diantara sedikitnya populasi penduduk tersebut diakibatkan karena terbentuknya kelompok-kelompok yang diisolasi oleh perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya selama berabad-abad yang disebabkan oleh kepadatan hutan dan juga jurang yang curam yang sulit untuk dilalui yang memisahkan mereka, oleh karena itu sekarang ini ada sebanyak 234 bahasa pengantar di Papua, dua dari bahasa kedua tanpa pembicara asli. Banyak dari bahasa ini hanya digunakan oleh 50 atau kurang pemakainya. Beberapa golongan kecil tentang ini sudah punah, seperti Tandia, yang hanya digunakan oleh dua pembicara dan Mapia yang hanya digunakan oleh satu pembicara.

Sekarang ini bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa pengantar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan merupakan bahasa didalam melakukan berbagai transaksi. Bahasa Indonesia sendiri berasal dari bahasa melayu, versi pasar.

(Sumber: Sejarah Papua)

Puluhan Sastrawan Siap Hadiri Maklumat Sastra

Bandar Lampung, Lampung - Maklumat Hari Sastra Indonesia akan dihadiri sekitar 70 sastrawan, dan dijadwalkan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti serta mantan Presiden RI BJ Habibie siap hadir di Bukittinggi, Sumatera Barat, 24 Maret 2013.

Penyair asal Lampung, Isbedy Stiawan ZS, di Bandarlampung, Selasa, menyampaikan bahwa pihak penggagas dan panitia Maklumat Hari Sastra Indonesia (HSI) telah menyampaikan informasi kesiapan kehadiran sejumlah sastrawan dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk kesiapan sejumlah tokoh nasional untuk hadir dalam acara yang sangat penting itu.

Menurut Ati Taufiq Ismail, salah satu penggagas Maklumat HSI ini, sebanyak 70 sastrawan Indonesia akan datang dari berbagai kota atau provinsi, antara lain Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, Jakarta, hingga NTB.

Mereka antara lain Budi Darma, Dinullah Rayes, Isbedy Stiawan ZS, Darman Moenir, Harris Effendi Thahar, LK Ara, Gola Gong, Jamal D Rahman, Joni Ariadinata, Helvy Tiana Rosa, Dorothea Rosa Herliany, Zawawi Imron, Damiri Mahmud, Ahmad Tohari, dan sejumlah sastrawan lainnya.

Dari Sumatera Barat, sekitar 36 sastrawan menyatakan siap hadir pada acara ini, kata Isbedy mengutip penjelasan Ati Taufiq Ismail itu pula.

Penggagas Makumat HSI ini, antara lain Ati Taufiq Ismail, Darman Moenir, Harris Effendi Thahar, dan Taufiq Ismail, dan melalui kegiatan ini diharapkan pemerintah dapat menetapkan Hari Sastra Indonesia yang mengacu pada hari kelahiran sastrawan dan pejuang pergerakan nasional Abdoel Moeis.

Setelah Riau mendeklarasikan Hari Puisi yang mengacu pada tanggal kelahiran penyair Chairil Anwar pada November 2012, siap dilaksanakan Maklumat Hari Sastra Indonesia di Bukittinggi, Sumbar, 24 Maret 2013.

Penyair asal Lampung, Isbedy Stiawan ZS juga menyatakan siap hadir dalam Maklumat Sastra Indonesia di Bukittinggi itu.

Menurut dia, sesuai dengan penjelasan penggagasnya, HSI berpedoman pada kiprah kesastrawanan dan pergerakan nasional di masa penjajahan Belanda atasnama Abdoel Moeis.

Sastrawan kelahiran 3 Juli 1883 di Bukittinggi ini telah melahirkan karya yang dinilai monumental, seperti Salah Asuhan (1928), Pangeran Kornel, dan Soerapati.

Maklumat HSI ini akan dilaksanakan pada 24 Mare 2013 di SMAN 2 Bukittinggi (dahulu Sekolah Radja/Kweekschool) Jl Jenderal Sudirman No 5 Bukittinggi Sumbar.

"Saya dapat kabar dari salah satu penggagasnya Darman Moenir bahwa mantan Presiden BJ Habibie dijadwalkan akan hadir," ujar Isbedy pula.

Maklumat HSI ini didorong belum adanya Hari Sastra di Indonesia. Padahal para sastrawan telah ikut mengangkat nama banga.

Selain itu, generasi muda kita perlu sekali mengetahui dan membaca karya para sastrawan, kata Isbedy mengutip para penggagas dalam penjelasan tentang HSI tersebut.

Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan; Ideologi, Epistemologi, dan Aplikasi

Suwardi Endraswara
Bahasa:Indonesia
Judul:Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan; Ideologi, Epistemologi, dan Aplikasi
Jenis:Buku
Pengarang:Suwardi Endraswara
Subyek:Kebudayaan
Penerbit:Pustaka Widyatama
Fisik:xii;234;21 cm.
Edisi:
ISBN:
Tahun:2006
Kota:Yogyakarta
Negara:Indonesia
No. Klasifikasi:

Hari Sastra Indonesia Ditetapkan 3 Juli

Jakarta - Indonesia akhirnya memiliki Hari Sastra Indonesia yang ditetapkan setiap tanggal 3 Juli. Penentuan Hari Sastra Indonesia ini mengacu pada hari lahir sastrawan terkemuka Abdoel Moeis pada 3 Juli 1883 di Bukittinggi, Sumatera Barat.

Untuk itulah, Maklumat Hari Sastra Indonesia ini akan dilaksanakan pada Minggu (24/3/2013) di SMAN 2 Bukittinggi, yang dahulu disebut Sekolah Radja atau Kweekschool, tempat bersemainya sastra modern Indonesia dan lahirnya sastrawan Poedjangga Baroe.

Taufik Ismail yang merupakan salah seorang penggagas, seperti disampaikan Panitia Kecil Persiapan Maklumat Hari Sastra Indonesia di Jakarta, Senin (18/3/2013), mengemukakan bahwa untuk selanjutnya Hari Sastra Indonesia akan diperingati setiap 3 Juli.

"Indonesia memiliki tradisi sastra yang luhur. Namun, kita belum mempunyai suatu hari yang disebut Hari Sastra Indonesia untuk mengenang karya para sastrawan terkemuka yang dimiliki bangsa ini. Generasi muda kita perlu sekali mengetahui dan membaca karya para sastrawan kita tersebut dan karya sastrawan masa sekarang dan masa akan datang," kata Taufik Ismail.

Abdoel Moeis yang lahir di Bukittinggi melahirkan karya fenomenal, antara lain Salah Asuhan. Karya-karyanya yang lain adalah Pangeran Kornel dan Surapati. Abdoel Moeis yang aktif dalam pergerakan nasional di zaman perjuangan kemerdekaan adalah Pahlawan Kemerdekaan Nasional Pertama, yang diberikan oleh Presiden Soekarno pada 30 Agustus 1959.

Selain Abdoel Moeis, Indonesia memiliki sastrawan terkemuka. Mereka adalah Hamzah Fansuri, Ronggowarsito, Marah Rusli, Rustam Effendi, Nur Sutan Iskandar, Sutan Takdir Alisjahbana, HB Jassin, Umar Kayam, Mochtar Lubis, Chairil Anwar, Pramoedya Ananta Toer, Rosihan Anwar, Hamka, Amir Hamzah, AA Navis, Ali Hasjmy, Asrul Sani, Rendra, Wisran Hadi, Hamid Jabbar, dan masih banyak lagi.

Sumbar Rujukan Sastra Nasional

Bukittinggi, Sumbar - Sumbar pantas berbangga. Dua hari besar sastra dan puisi ditetapkan mengacu tanggal kelahiran dua tokoh sastra asal Minang­kabau; Abdoel Moeis (putra Bukittinggi) dan Chairil Anwar (putra Limapuluh Kota). Wakil Menteri Pendidikan dan Ke­budayaan (Wamendikbud) RI, Wien­du Nuryanti menetapkan tang­gal 3 Juli sebagai Hari Sastra Indonesia. Tanggal 3 Juli dipilih merujuk dari hari lahirnya sastrawan nasional asal Sumbar, Abdoel Moeis.

Penetapan itu dilaksanakan di SMAN 2 Bukittinggi, dalam acara yang dikemas dengan tajuk “Maklumat Hari Sastra Indonesia”, kemarin (25/3). Sebelumnya, saat Deklarasi Hari Puisi Indonesia di Pekanbaru, Riau, 22 November lalu, ditetapkan tanggal 26 Juli sebagai Hari Puisi Indonesia.

Rida K Liamsi, penyair Riau sekaligus inisiator-konseptor Deklarasi Hari Puisi mengatakan Hari Puisi ini mengacu kela­hiran Chairil Anwar. Chairil Anwar adalah anak satu-satunya dari pasangan Toe­loes dan Saleha, keduanya berasal dari Limapuluh Kota. Jabatan terakhir ayahnya adalah sebagai Bupati Indra­giri, Riau. Ia masih punya pertalian keluarga dengan Sutan Sjahrir, Perdana Menteri pertama Indonesia.

Penyair Sumbar, Taufiq Is­mail sekaligus anggota Tim Penggagas Maklumat Hari Sas­tra Indonesia menjelaskan, Indonesia memiliki tradisi sastra yang luhur, yang dikembangkan sastrawan terkemuka, seperti Hamzah Fansoeri, Ronggo­warsito, Abdoel Moeis, Marah Rusli dan tokoh lainnya.

Namun, Indonesia belum mempunyai suatu hari yang disebut Hari Sastra Indonesia, untuk mengenang karya dan jasa mereka yang telah ikut me­ngang­kat nama bangsa. “Gene­ra­si muda kita perlu sekali menge­tahui dan membaca karya para sastrawan tersebut, karya sas­trawan masa sekarang, dan masa yang akan datang,” ujar penyair yang terkenal dengan puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia ini.

Pendiri Rumah Puisi di Na­gari Aieangek, Kabupaten Ta­nahdatar ini memaparkan, atas dasar itu para sastrawan mem­bentuk panitia kecil dan meng­gagas acara Maklumat Hari Sastra Indonesia.

“Kami bersepakat me­nentu­kan Hari Sastra Indonesia de­ngan memilih hari kelahiran sastrawan terkemuka Abdoel Moeis, yang lahir tanggal 3 Juli 1883 di Bukittinggi,” papar peraih Cultural Visit Award dari Pemerintah Australia ini.

“Semula, kami mencari nas­kah sastrawan terkemuka yang diterima Balai Pustaka, namun kami tidak berhasil menemukan tanggal terbitan pertama Balai Pustaka itu. Akhirnya, kami dari panitia kecil menetapkan tanggal lahir Abdoel Moeis, sebagai Hari Sastra Indonesia,” tuturnya.

Kata Taufiq, karya Abdoel Moeis yang monumental adalah Salah Asuhan (1928), Perte­muan Jodoh (1933), Surapati (1950), serta sejumlah novel terjemahan. “Abdoel Moeis yang aktif dalam pergerakan nasional di masa penjajahan, adalah pahlawan kemerdekaan nasio­nal pertama yang dianuge­rah­kan Presiden Soekarno pada 30 Agustus 1959.

Sedangkan SMAN 2 Bukit­tinggi dipilih sebagai tempat pelaksanaan, karena sekolah yang dulu disebut Sekolah Radja atau Kweek School ini merupa­kan tempat bersemainya sastra modern dan lahirnya sastrawan-sastrawan Pujangga Baru.

Sebelum Wamendikbud mem­bacakan penetapan Hari Sastra Indonesia, para sastrawan yang diwakili Puti Reno Raudha Thaib membacakan Maklumat Hari Sastra Indonesia. Beberapa di antara sastrawan yang hadir di antaranya, Rusli Marzuki Saria, Harris Effendi Thahar, D Zawawi Imron, Yusrizal KW, S Metron Madison, serta penyair-penyair muda.

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Wiendu Nur­yanti mengatakan, Maklumat Hari Sastra ini momen tepat karena saat ini Indonesia tengah mendirikan “rumah budaya” di 8 negara yang dinilai strategis.

“Di 8 “rumah budaya” itu nantinya akan diperkaya dengan berbagai karya sastra yang diter­jemahkan dalam berbagai ba­hasa,” ungkapnya.

Windu juga menjelaskan posisi Indonesia dalam tahun 2015 akan menjadi tuan rumah temu budaya dunia karena Indonesia dinilai sebagai satu negara adidaya di bidang kebudayaan. “Peristiwa itu nantinya akan menjadi kebanggaan kita se­mua,” imbuh Wiendu.

Hadir dalam acara tersebut, Ketua DPD RI Isman Gusman, anggota DPD RI Emma Yohan­na, Gubernur Sumbar Irwan Pra­yitno, Wagub Muslim Kasim, Wali Kota Bukittinggi Ismet Am­zis, sesepuh Sumbar Azwar Anas dan Hasan Basri Durin, serta kepala daerah dan tokoh-tokoh Sumbar lainnya. Hadir juga puluhan sastrawan nasional dari berbagai daerah dan pendiri Ru­mah Puisi Aieangek, Fadli Zon.

Ketua DPD RI, Irman Gus­man mengatakan, penetapan Hari Sastra Indonesia ini harus dijadikan momentum kebang­kitan sastra yang membangun karakter bangsa. “Bila kita mem­pelajari sejarah bangsa besar di dunia termasuk seja­rah bangsa Indonesia, tak perlu diragukan kesusasteraan adalah aspek penting yang menggerakkan banyak perubahan dan kemajuan dalam peradaban,” tegasnya.

Dia yakin kesusasteraan bisa menjadi salah satu pilar penting dalam membangun karakter bangsa, agar generasi muda dapat tumbuh dengan jati diri Indonesia. “Ke depan, kita sangat mengharapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memasukkan sastra sebagai bagian wajib dari kurikulum di sekolah,” papar Irman.

Malam Budaya Indonesia Pukau London

London, Inggris - Pementasan drama musikal "Two Worlds Apart" yang ditampilkan pelajar Indonesia di London memukau lebih dari 500 penonton termasuk Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris Hamzah Thayeb dalam acara malam budaya Indonesia di Great Hall, Imperial College, London.

Pembawa acara dalam malam budaya Indonesia Steven Marcelino kepada Antara di London, Kamis, mengatakan bahwa Imperial College Indonesian Society sukses mengkombinasikan keanekaragaman budaya Indonesia dengan keunikan drama musikal yang menghibur dan mendapat sambutan hangat penonton dari berbagai bangsa.

Bakat akting pelajar Indonesia yang tengah menuntut ilmu di Kerajaan Inggris di berbagai bidang mulai dari akting, seni tari tradisional seperti Tari Saman dan musik dangdut serta musik pop Indonesia dapat tersalurkan, kata dia.

Hentakan penari tarian Saman yang menjadi primadona pada malam budaya ini memukau ratusan penonton dari mancanegara dari berbagai kota di Inggris dalam acara tahunan yang dinilai fenomenal dan sukses dalam satu dekade di London.

Pada malam itu, para tamu dihidangkan sajian santap malam berupa hidangan khas Indonesia, yaitu nasi kuning komplit dengan ayam bumbu kuning.

Sebanyak 500 hadirin termasuk para pelajar yang tengah menuntut ilmu di Imperial Collage mengisi tempat duduk di Great Hall, Imperial College, dan seperti tidak sabar untuk menyaksikan drama musikal legendaris itu.

Two Worlds Apart berkisah tentang seorang pemuda pribumi bernama Rangga di zaman kolonial Belanda.

Dia memiliki impian untuk menjelajahi dunia dan mengenyam pendidikan, sesuatu yang cukup mustahil di zaman itu untuk seorang seperti Rangga.

Namun semuanya itu berubah ketika dia dipercayai oleh seorang pemilik perkebunan Belanda, untuk menjadi penjaga anak perempuannya, Anne, seorang gadis Belanda yang mampu memikat hati Rangga.

Rangga pun menyadari bahwa pekerjaan barunya ini dan ditambah dengan hubungan rakyat Jawa dengan pemerintah Belanda yang semakin memanas, akan membuat hidupnya berubah secara drastis.

Penulis naskah dan sutradara drama musikal ini, Ramdisa Agasi bersama rekannya Samuel Starlight Simanjuntak, bekerja keras hampir setengah tahun lamanya untuk membuahkan maha karya ini.

"Saya bangga melihat semua orang berbakat ini berkumpul dan mempersembahkan sebuah pertunjukkan yang begitu kolosal. Sebuah kesempatan istimewa bagi saya untuk terlibat dalam acara ini," ujar mahasiswa S-1 dari Imperial College tersebut.

Presiden Imperial College Indonesian Society, Ardhito Gitoyo Hendranata juga menyatakan puas dengan acara yang telah dipersiapkan oleh timnya sejak musim panas tahun lalu.

"Saya percaya bahwa persiapan yang matang merupakan faktor utama dalam kesuksesan menyelenggarakan acara tersebut," katanya.

Laskar Pelangi Muncul dalam Bahasa Portugis

London, Inggris - Novel Laskar Pelangi buah karya Andrea Hirata, yang laris terjual jutaan kopi di Indonesia dan telah diterbitkan di lebih dari 33 negara di dunia, akhirnya muncul dalam edisi Bahasa Portugis dengan judul "Os Guerreiros do Arco-Iris."

Novel itu resmi diluncurkan oleh penerbit independen terbesar di Portugal, Editorial Presenca, melengkapi kisah sukses Andrea Hirata menulis tetralogi populer Laskar Pelangi di tanah air, demikian Pensosbud KBRI Lisbon, Tri Wahyuni kepada ANTARA London, Rabu.

"This is not just about me and my work. It's about Indonesia," ujar Andrea Hirata, dalam acara temu muka penulis dengan masyarakat Indonesia dan humas-editor Editorial Presenca di Wisma Duta Besar RI, yang terletak di kawasan elit Belem, Lisbon, Portugal.

Tri Wahyuni mengatakan acara yang dikemas dalam bentuk informal afternoon tea and dinner itu berlangsung interaktif dan hangat, Andrea menjelaskan banyak hal mengenai novelnya yang diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa salah satu tujuannya adalah mengangkat nama Indonesia.

Diakuinya jarang sekali penulis atau sastrawan dalam negeri yang punya kesempatan emas seperti dirinya, menembus pasar buku internasional. "...many talented young Indonesian writers terkendala first translation..."

Menurut Andrea, yang menerima penghargaan dalam penyelenggaraan pameran terbesar ITB Berlin, harus ada agen internasional yang membantu menerbitkan, setidaknya dalam bahasa Inggris untuk pertama kali.

Ia beruntung Laskar Pelangi edisi Inggris, The Rainbow Troops, lolos ujian itu melalui bantuan penerbit Farrar Strasus and Giroux di New York. Selebihnya bergulir cepat, Laskar Pelangi sudah diterbitkan dalam banyak bahasa, termasuk Portugis, Turki dan Hungaria.

Hal itu dibenarkan Joao Trinity, editor buku Os Guerreiros do Arco-Iris. "Kami langsung tertarik menerbitkannya di Portugal, setelah melihat buku tersebut sekitar delapan bulan lalu. Prosesnya sungguh cepat dan kini ada sudah ada di tangan anda. Tiga hari lalu buku itu resmi terbit di sini," ujarnya.

Andrea Hirata merupakan novelis Indonesia pertama, yang karyanya diterjemahkan dan diedarkan dalam bahasa Portugis di negara Selatan Eropa tersebut.

Promosi peluncuran "Os Guerreiros do Arco-Iris" di Portugal dilakukan Andrea Hirata selama dua hari Senin dan Selasa tanggal 25-26 Maret ini. Beberapa sesi wawancara dilakukan Andrea dengan media setempat.

Hal menarik juga dilakukan Andrea Hirata, ketika bertemu dengan penggemarnya di Lisbon. Pria yang gemar bertopi ini ternyata berbakat menulis lagu dan bermain gitar.

Ia menyempatkan diri unjuk kebolehan di depan yang hadir dengan mengiringi Meda Kawu, penyanyi muda berbakat, membawakan lagu ciptaannya berjudul "Kami Laskar Pelangi".

Acara ditutup dengan lagu perpisahan berjudul "Selamat Tinggal Kawan", demikian Tri Wahyuni.

Kesultanan Tidore Akan Gelar Kirab Para Bobato

Ternate, Malut - Kesultanan Tidore, Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara, akan menggelar kirab para Bobato untuk menyambut Hari Jadi Tidore (HJT) ke-905.

"Kami akan menggelar kirab para Bobato guna memperingati HJT ke-905 atau dikenal dengan Festival Tidore 2013 diawali dengan prosesi Dowaro yang dilaksanakan dari 31 Maret-12 April," kata Ketua Pantia HJT ke-905 Asrul Sani Solemen di Ternate, Selasa.

Ia menjelaskan setelah prosesi Dowara yang merupakan ritual untuk mengawali setiap kegiatan adat, kegiatan HJT dilanjutkan dengan Kirab Agung Kesultanan Tidore pada 1 April 2013.

"Kirab Agung Kesultanan Tidore adalah kirab para Bobato dalam struktur pemerintahan Kesultanan Tidore yang terdiri dari para menteri dalam struktur organisasi adat pemerintahan Kesultanan Tidore," katanya.

Jumlah mereka kurang lebih 100 orang, sesuai dengan struktur para Bobato Sangaji se-gimalaha, Nyili Gam Tomdi, Nyili Gam Tufkange, Nyili Lofo-Lofo, dan Nyili Gulu-Gulu.

Rute kirab agung kesultanan dari Kadato Kie mengitari Limau Soasio, dan kembali ke Kadato.

Asrul yang juga Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tidore Kepulauan itu mengatakan dalam rangka memeriahkan HJT ke-905 juga dilaksanakan karnaval budaya dengan melibatkan 35 perwakilan yang terdiri atas kelompok organisasi peguyuban, sanggar seni, dan kelurahan atau desa.

Mereka, katanya, akan menampilkan keragaman etnik, budaya daerah, dan nasional di Kota Tidore Kepulauan.

Pelaksanan kirab itu, katnaya, bersama waktunya dengan Kirab Agung Kesultanan Tidore, namun rute karnaval budaya dimulai dari Kadato Kie dan berakhir di Pasar Goto.

Ia mengatakan sejumlah kegiatan yang disiapkan panitia untuk merayakan HJT ke-905, di antaranya Kota Ake Dango di Gurabunga yang diawali dengan prosesi Dowaro, Kirab Agung Kesultanan Tidore, Maku Tai Yau (Lomba Mancing Mania), Ratib Tajibesi (debus) di Kadaton Tidore, Ritual Lufu Kie, Malam Setanggi Timur (Kemenyan dari Timur), Kesenian Kabata digelar dalam bentuk perlombaan, prosesi Paji Nyili-Nyili Ratib Tajibesi (Atraksi Debus, Batu, dan Jumbia) di Kadaton Tidore.

"Saya mengimbau masyarakat Kota Tidore Kepulauan baik yang ada di daratan Pulau Tidore maupun yang ada di mana saja untuk turut berpartisipasi dan turut menyukseskan kegiatan Hari Jadi Tidore ini," katanya.

La Tropa del Arcoiris, Laskar Pelangi Versi Bahasa Spanyol

London, Inggris - Novel Laskar Pelangi kini juga resmi diterbitkan dalam bahasa bahasa Spanyol. Di Negeri Matador, Temas de Hoy yang menjadi bagian dari Grup Planeta Madrid yaitu penerbit terbesar di Spanyol, menerbitkannya dengan judul La Tropa del Arcoiris.

Untuk melakukan promosi buku tersebut, Temas de Hoy mengundang pengarang Andrea Hirata ke Spanyol, ujar Counsellor KBRI Madrid, Theodorus Satrio Nugroho, Ahad (24/3).

Novel yang mengisahkan tentang anak-anak Pulau Belitong edisi bahasa Inggris yang diterjemahkan Julio Hermoso sebelumnya sudah dapat diperoleh di toko-toko buku di seluruh Spanyol sejak tanggal 15 Maret lalu.

Promosi buku Laskar Pelangi edisi Spanyol tersebut diadakan sejak tanggal 21 hingga 24 Maret. Andrea Hirata selama di Spanyol akan memromosikannya melalui wawancara di media televisi maupun cetak di Barcelona dan Madrid.

Buku Laskar Pelangi sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Karena itu Andrea tidak hanya melakukan promosi di Spanyol, namun juga di Turki, Australia, Jerman, Hungaria, dan Portugal. Dalam waktu dekat bukunya juga akan diterbitkan dalam bahasa Belanda dan Prancis.

Menurut Theodorus Satrio Nugroho, penerbitan novel pengarang Indonesia oleh penerbit Spanyol relatif terbatas. Selain buku-buku karangan Pramodya Ananta Toer, baru buku Laskar Pelangi yang terbit dalam edisi Spanyol.

Budaya Palembang Tampil di Bangkok

Palembang, Sumsel - Seni dan kebudayaan Palembang, Sumatera Selatan dijadwalkan akan tampil di Bangkok, Thailand pada peringatan Hari Kemerdekaan RI tahun 2013.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Palembang Thabrani, Minggu mengatakan Duta Besar RI untuk Thailand telah meminta langsung pihaknya menyiapkan beragam kesenian dan budaya untuk ditampilkan di Bangkok.

"Dubes telah meminta kita menyiapkan beragam tarian dan budaya yang berkaitan dengan Kerajaan Sriwijaya dan Kesultanan Palembang untuk tampil di negeri Siam itu," katanya.

Menurut dia, persiapan itu akan segera mereka mulai dengan meningkatkan latihan penari dan pelaku seni lainnya. Hanya saja sampai kini masih menunggu jadwal acara untuk memastikan apa saja yang akan ditampilkan.

Ia mengatakan, penampilan seni dan budaya Palembang itu dijadwalkan berlangsung, pada 17 Agustus nanti. Dalam rangkaian memeriahkan acara peringatan Hari Kemerdekaan RI.

Dia menjelaskan, bukan hanya tarian, seperti tari tanggai dan gending sriwijaya yang akan ditampilkan. Namun, beragam kebudayaan juga ditampilkan untuk memromosikan keberagaman dan kekayaan Palembang.

Thabrani menambahkan, pihaknya juga berharap agar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif membantu pendanaan untuk menunjang kegiatan itu. Karena pihaknya, memastikan akan membawa puluhan pekerja seni untuk tampilan terbaik di negeri gajah putih itu.

Legu Gam Targetkan Catat Dua Rekor MURI

Ambon, Maluku - Gelaran budaya Legu Gam di Ternate, Maluku Utara tahun ini menargetkan untuk bisa mencatatkan dua rekor di Museum Rekor Indonesia (MURI).

Sekretaris Umum Panitia Pelaksana Legu Gam Tahun 2013 Rahmat Hayat, di Ternate, Minggu (24/3/2013), menyebutkan kedua acara yang ditargetkan masuk di MURI itu adalah pembuatan nasi jaha, makanan khas Maluku Utara, terpanjang sepanjang sepuluh kilometer. Sementara satu acara lainnya adalah tarian Soya-Soya, tarian tradisional Maluku Utara, di bawah laut.

Kedua acara itu rencananya digelar tanggal 12 April. Jika berhasil, berarti kian banyak acara di Legu Gam yang dicatatkan di MURI. Pada Legu Gam Tahun 2012, permainan bambu gila yang melibatkan ratusan orang pun dicatatkan di MURI. Sementara pada Legu Gam Tahun 2011, sebanyak 8.125 orang menarikan soya-soya, dan tercatat sebagai satu rekor di MURI.

Menurut Rahmat, pencatatan rekor MURI menjadi target setiap Legu Gam. Pasalnya ini menjadi daya tarik wisatawan untuk datang sekaligus melestarikan budaya Maluku Utara.

Sama seperti Legu Gam sebelumnya, Legu Gam kali ini yang akan diselenggarakan sejak tanggal 25 Maret hingga 13 April pun akan mempertunjukkan keanekaragaman budaya Maluku Utara.

Sejumlah ritual Kesultanan Ternate di antaranya, seperti fere kie, ritual adat mendaki Gunung Gamalama di tengah Pulau Ternate untuk meminta perlindungan dari bencana. Selain itu, kololi kie, ritual mengelilingi Ternate dengan perahu yang maksudnya pun agar masyarakat dijauhkan dari bencana.

Tradisi Melayu yang Diperjualbelikan

Pekanbaru, Riau - Banyak pihak atau kelompok memperjualbelikan adat istiadat yang menjadi tradisi Melayu secara ilegal hingga terus mengikis "cita rasa" sesungguhnya, kata Monda Gianes, sutradara dalam lakon teater berjudul "Pratagonis".

"Atas nama tradisi Melayu yang diperjualbelikan, Melayu hanya jadi sebutan, tidak lagi sebagai roh untuk memperkuat identitas kaum itu sendiri. Maka dengan sewenang-wenang Melayu diperalat untuk kepentingan kelompok tertentu," kata Monda di Pekanbaru, Minggu (24/3/2013).

Untuk memperkuat atau mempertahankan cita rasa sesungguhnya adat istiadat Melayu tersebut, Monda memutuskan untuk membuka seni teater terbuka berjudul "Pratagonis" yang mendefinisikan sang pemeran utama.

Dalam pantas tersebut, kata dia, Pratagonis merupakan adat Melayu yang kini terus memudar akibat tergerus seni modern yang begitu agresif. Pemanggungan teater tersebut dilakukan bersama para seniman teater yang mengatasnamakan "Matan".

Pementasan teater tersebut dilakukan selama tiga hari sejak Sabtu (23/3/2013) hingga Minggu (24/3/2013) di Gedung Anjung Tintin Kompleks Bandar Serai Purna MTQ.

Monda Gianes sebagai sutradara juga memunggah tokoh-tokoh teater tradisi Riau, seperti Mak Yuong, Mamanda, Mendu, Bangsawan, dan Randai.

"Seluruhnya menjadi tokoh sentral yang berhadapan dengan masalah antara idealis menjadi tradisi dan keagamaan hidup. Pada satu sisi tugas juga memelihara tradisi untuk tetap terjaga dan di sisi lain tradisi sepertinya tidak dapat bertahan dari gempuran budaya asing," katanya.

Dalam naskahnya, Monda yang juga pernah menjadi aktor terbaik Riau itu menceritakan tentang tradisi Melayu yang hanya menjadi penyangga orang-orang modern, bahkan tidak jarang tradisi menjadi tambang yang dieksploitasi untuk kepentingan pribadi atau kelompok.

Pria yang pernah menjadi mahasiswa Sekolah Tinggi Seni Riau (STSR) dalam pentasnya menggarap penggabungan unsur teater tradisi Riau dengan teater modern.

Untuk tarian, Monda juga menggabung tarian zapin dengan berlatarkan tarian modern dan, begitu pula untuk musik, digabungkan dengan musik modern.

"Apa yang kami lakukan bisa diterima atau ditolak, bahkan menjadi cemoohan. Tetapi, sudah berazam bahwa setiap pementasan yang kami bentangkan harus memiliki identitas untuk membedakan kami dengan yang lain," ujarnya.

Ia menambahkan, tradisi tak mungkin ditinggalkan, kebudayaan asing tak mungkin dibuang begitu saja. Makanya, harus tetap berkarya dan menjadi kekuatan tersendiri di teater Matan.

Unnes Gelar Festival Jajan Pasar dan Batik

Semarang, Jateng - Universitas Negeri Semarang menggelar Festival Jajan Pasar dan Batik se-Jawa Tengah, Jumat, dengan menampilkan beragam kuliner lokal dan batik unggulan berasal dari berbagai daerah.

Puluhan gerai menyajikan sejumlah jajanan tradisional daerah masing-masing, seperti tiwul dari Wonogiri, dadar gulung dari Kota Semarang, hingga dawet ayu yang menjadi khas Banjarnegara.

Sebagian gerai itu dikelola oleh para mahasiswa Unnes sesuai dengan daerah asalnya yang tergabung dalam komunitas mahasiswa daerah, seperti Keluarga Mahasiswa Batang Unnes "Kembang Sutra".

Menurut Ketua Panitia Festival Jajan Pasar dan Batik Widodo, pergelaran itu memang untuk menampilkan jajanan atau hidangan kuliner unggulan masing-masing kabupaten atau kota di Jateng.

"Ada sekitar 17 stan yang mengangkat kuliner lokal masing-masing kabupaten atau kota. Kebanyakan setiap stan mengangkat satu jajanan unggulan daerahnya, meski ada beberapa yang lebih dari satu," katanya.

Ia menjelaskan selama ini jajanan tradisional yang banyak ditemui di pasar-pasar daerah setempat itu sebenarnya tidak kalah dari sisi kelezatan dan kandungan gizinya dengan makanan modern.

Bahkan, kata dia, justru lebih menyehatkan karena tidak memakai bahan pengawet dan mengandung nilai kearifan lokal daerah setempat yang bahan-bahannya berasal dari potensi alam daerahnya.

"Kebetulan, kami hanya menggelar festival ini satu hari. Semua makanan yang ditampilkan di sini hampir semuanya ludes terjual. Ini membuktikan bahwa jajanan tradisional sangat diminati," kata Widodo.

Rektor Unnes Prof Sudijono Sastroatmodjo mengapresiasi kegiatan yang mengangkat potensi lokal daerah di Jateng, yakni jajanan pasar dan batik yang berasal dari berbagai daerah.

"Jajanan pasar diolah dari bahan-bahan yang bernilai gizi bagus, misalnya dari ubi-ubian. Selama ini, kebanyakan orang hanya mengenal makanan dari beras. Kalau tidak makan nasi ada yang kurang," katanya.

Mahasiswa Jepang Gelar Drama Berbahasa Indonesia

Surabaya, Jatim - Sejumlah mahasiswa Jepang alumni program Community Outreach Program (COP) Universitas Kristen Petra Surabaya di Kediri menggelar drama dalam Bahasa Indonesia di auditorium universitas ini.

Kepala LPM Universitas Kristen Petra Herry Christian Palit mengungkapkan para mahasiswa yang terdiri seorang bernama Natsumi Taniyama dan 11 rekannya dari International Christian University itu menggelar pentas seni Jumat petang lalu sekitar satu jam dengan dialog-dialog berbahasa Indonesia.

Natsumi yang merupakan alumni COP 2012 mengaku sangat terkesan oleh keramahan Indonesia selama menjadi mahasiswa program COP UKP di Kediri.

Saat itu dia mengaku sangat prihatin pada anak-anak desa di Kediri yang tidak mempunyai banyak buku, bahkan tidak mengenal dunia peran.

"Karena itu, aku bersama Saori yang juga alumni COP 2012 memutuskan untuk memboyong The Teater Company NIJI, ICU-Jepang dengan menggunakan Bahasa Indonesia," katanya.

Mereka menampilkan drama itu di Jakarta dan Surabaya untuk menunjukkan bagaimana asyiknya menari dan serunya berakting. "Drama sederhana itu bertajuk `Koko and the Magical Compass`," kata Natsumi.

Setengah Lusin Seni "ARTE Indonesia Arts Festival 2013"

Jakarta - Sebanyak enam jenis seni yang terdiri dari Visual Art, Performing Art, Culinary Art, Film Festival, Music Performances, dan Art Market, bakal mengisi "ARTE Indonesia Arts Festival 2013", sebuah festival seni yang digarap akan digelar pada 29-31 Maret 2013.

Menurut Puri Ayu Enterprise dan Asia Expo --pihak penyelenggara--, industri seni Indonesia, khususnya seni visual, musik, kerajinan tangan, dan seni pertunjukan, tengah mengalami perkembangan yang pesat. Seiring hal tersebut, muncul ide festival seni ini, yang bertujuan untuk memberikan sebuah wadah bagi para penikmat seni, dan juga bagi para seniman untuk saling berinteraksi.

"Acara ini meamng baru pertama kali diselenggarakan. Mudah-mudahan akan bisa terlaksana setiap tahunnya, sehingga teman-teman pelaku seni memiliki wadah untuk bertemu dengan para pecinta seni dalam menampilkan karyanya," papar Ketua Pelaksana "ARTE Indonesia Arts Festival 2013" Ayu Vibrasita kepada wartawan, Kamis (21/3) siang, di kawasan Senopati, Jakarta.

"Dan tentunya sisi edukasi juga kami utamakan di acara ini, agar seni Indonesia bisa terus maju pesat di masa depan," Ayu, menambahkan.

Dalam Performing Art, "ARTE Indonesia Arts Festival 2013" akan menampilkan sepuluh grup musik anak negeri, seperti Pure Saturday, White Shoes & The Couples Company, Payung Teduh, Float, The Trees & The Wild, Sigmun, Dried Cassava, Jirapah, Zeke Khaseli & The Wrong Planeteers, dan Cleo. Selain itu juga penampilan tarian dari Fabas Art.

Sementara Culinary Art, bakal menampilkan seni memasak dari chef Adrian Ishak, duo chef Ivan dan Chef Nand.

Untuk acara Film Festival, terdapat tujuh film produksi dalam negeri maupun mancanegara. Film-film yang terdapat dalam kategori ini, merupakan hasil karya yang telah lulus seleksi pada sejumlah festival film dunia, seperti Cannes Film Festival, Busan Film Festival, atau Venice Film Festival.

Pada segmen Art Market, pihak penyelenggara mendukung para pelaku seni untuk memasarkan produknya, dengan menyediakan area bazaar.

"Kepada para pecinta seni, kami mengundang teman-teman sekalian untuk datang ke acara kami. Kapan lagi bisa ada acara festival sebesar ini, dan gratis!" kata Ayu, seraya berpromosi.

Menurut rencana "ARTE Indonesia Arts Festival 2013" akan diresmikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu.

Rayakan Ultah Sultan, Ternate Gelar Festival Legu Gam

Jakarta - Untuk mempertahankan tradisi, Kesultanan Ternate di Provinsi Maluku Utara kembali menyelenggarakan Festival Legu Gam 2013. Festival ini merupakan pesta rakyat untuk merayakan hari lahir Sultan Ternate yang ke-48.

"Festival ini ada, selain sebagai pesta rakyat, menjaga tradisi dan budaya, juga untuk mempertahankan eksistensi kesultanan yang masih ada di Indonesia, khususnya Kesultanan Ternate," kata Boki Ratu Nita Budhi Susanti, Permaisuri Kesultanan Ternate, saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (21/3/2013).

Festival ini menjadi penyelenggaraan ketiga belas, sejak pertama kali digagas oleh Boki Ratu pada 2002. "Akan ada banyak acara menarik selama festival ini berlangsung, dimana rakyat Ternate semuanya akan berpartisipasi," ujarnya.

Festival Legu Gam akan dibuka pada 30 Maret 2013 dengan Pawai Obor "Gam Ma Cahaya", kemudian upacara peresmiannya pada 31 Maret 2013. Seterusnya hingga 13 April 2013 akan ada berbagai macam acara menarik setiap harinya, mulai dari Legu Gam Expo, Kirab Budaya, Tari Soya-Soya di dalam laut, dan masih banyak lagi.

Puncak acara adalah pada 13 April 2013, yaitu pada hari ulang tahun Sultan Ternate, Sultan Mudaffar Sjah. Pada hari itu, akan ada acara Beronggeng Semalam Suntuk untuk hiburan rakyat.

“Beronggeng adalah waktunya menari semalam suntuk. Ternate adalah pulau kecil yang minim hiburan, dengan Beronggeng ini kami sediakan waktu bagi rakyat Ternate untuk menghibur diri sepuasnya,” tukas Boki.

Dikatakan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar, Festival Legu Gam bertujuan mempromosikan budaya Kesultanan Ternate. Selain itu, memperlihatkan kepada wisatawan tempat-tempat menarik di Ternate.

"Ternate sekarang sudah maju menjadi sebuah destinasi wisata. Dengan adanya empat kali penerbangan setiap pekan, wisatawan akan semakin mudah mencapai Ternate," ujar Sapta pada kesempatan sama.

Kesultanan Ternate di Maluku Utara menaungi empat wilayah, yakni Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan. Ternate juga terkenal dengan keindahan alam bawah lautnya, yang juga akan dipamerkan di festival tersebut.

Angklung Gairahkan Pasar Malam Indonesia di Den Haag

Den Haag, Belanda - Kegiatan pelatihan angklung dan tari poco-poco memeriahkan acara Pasar Malam Indonesia (PMI) hari kedua yang diselenggarakan di Lapangan Malieveld, Den Haag, Belanda, Kamis (21/3).

Sekitar seratus pelajar, mahasiswa, serta warga setempat berbaur bersama warga Indonesia mengikuti pelajaran singkat memainkan angklung, alat musik khas tanah Parahyangan, dengan panduan ibu-ibu Dharma Wanita KBRI Den Haag.

Tidak kurang 120 alat angklung yang terbagi dalam beragam nada dipegang masing-masing peserta dan dibunyikan sesuai dengan komando dirijen di atas panggung.

Tidak kurang dari 10 lagu berhasil dimainkan, termasuk lagu Bengawan Solo yang membuat kagum peserta dari warga Belanda yang baru memainkan angklung, alat musik yang diakui PBB tahun 2010 sebagai alat musik asli Indonesia itu.

Utami Wicaksono, dari Dharma Wanita KBRI Den Haag yang mengelola kursus, mengaku cukup puas dengan latihan singkat setengah jam, namun bisa membawakan banyak lagu dengan iringan angklung yang harmonis sampai satu setengah jam.

"Cukup puas saya, ini ada 10 lagu lebih yang berhasil dibawakan, dan mereka cukup antusias," katanya.

Hans Hijkman (80), mantan tentara Belanda, sengaja datang untuk ikut memainkan musik angklung dan bermain poco-poco.

"Saya pernah di Bandung dan pernah main angklung. Saya rasa ini musik yang eksotik dan tidak ada di negara lain," katanya yang pernah dua tahun menjalani dinas militer di Indonesia.

Sekelompok pelajar SD Vuurvlinder Den Haag juga antusias mengikuti kursus singkat angklung yang dilanjutkan dengan kursus tarian poco-poco.

Namun saat bermain poco-poco yang cukup sulit akhirnya mereka menari-nari dengan gerakan yang bebas dan tidak mengikuti peserta dari kalangan mahasiswa dan orang tua yang tampak lebih kompak.

Dubes Indonesia untuk Belanda Retno Marsudi yang hadir pada acara itu mengaku bahwa dua pelatihan itu merupakan hal yang baru dalam Pasar Malam Indonesia, selain rencana diskusi yang menghadirkan sejumlah politikus dari Indonesia yang menggambarkan kekuatan demokrasi di Indonesia.

"Kita ingin memberikan nuansa lain bahwa di balik promosi wisata, produk Indonesia dan investasi, juga ada pelatihan dan seminar tentang perkembangan demokrasi di Indonesia," katanya.

Pasar Malam Indonesia 2013 merupakan penyelenggaraan yang ke empat kali dan menjadi ajang promosi terpadu dan komprehensif Indonesia di bidang perdagangan, pariwisata, investasi (TTI), promosi kekayaan seni budaya dan kuliner Indonesia kepada publik Belanda dan Eropa secara luas.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Belanda Frans Timmermans dalam sambutan pembukaan, Rabu (20/3) malam menyatakan kekagumannya atas penyelenggaraan Pasar Malam Indonesia.

Menuju Land of Dayak

Jakarta - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan mempromosikan Kalimantan Barat dengan ikon "Land of Dayak" (Tanah Dayak).

"Kami siap mempromosikan potensi pariwisata Kalbar khususnya Kabupaten Landak atau Land of Dayak," kata Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar, di Jakarta, Rabu.

Wisata Kabupaten Landak, menurut dia, bisa dipromosikan kepada wisatawan dari Singapura dan Malaysia yang wilayahnya berdekatan daerah wisata tersebut.

"Posisi Landak ini sangat strategis berada di poros internasional Pontianak-Kuching sekaligus juga dekat dengan Singapura," katanya.

Sapta mengatakan, pemerintah juga ingin menjadikan Kabupaten Landak menjadi pusat kebudayaan Dayak.

"Jadi bagi siapapun termasuk wisatawan yang ingin belajar dan mengenal lebih jauh tentang Dayak silakan kunjungi Kalbar," katanya.

Selain dikenal sebagai daerah penghasil emas dan intan, Kabupaten Landak juga punya banyak tempat wisata seperti Air Terjun Banangar, Keraton Ismahayana, Rumah Betang Saham, Bukit Seha, dan Makam Juang Mandor.

Daerah itu juga tradisi budaya menarik, termasuk di antaranya upacara adat penyimpanan benih Naik Dango, Festival Budaya Binua Landak, Tumpang Negeri dan Ziarah Akbar, serta tradisi budaya Robo'-Robo'.

Pagelaran Seni Budaya Tobasa di PRSU di Medan

Balige, Sumut - Pagelaran Seni dan Budaya Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) di arena Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) yang dihadiri Bupati Tobasa Pandapotan Kasmin Simanjuntak dan Ketua TP PKK Ny. Netty Pandapotan br Pardosi, Minggu (17/3)

Menuai pujian dan decak kagum para penonton yang memadati lokasi open stage arena PRSU. Hadir juga pada kesempatan tersebut, Gubernur Sumatera Utara yang diwakili Asisten Pemerintahan, Hasiholan Silaen, Danlanud Soewondo Medan, Kol. Pnb. S.M Handoko, Ketua Yayasan Universitas Dharma Agung, Ny. Sariaty Pardede, Rektor Universitas Dharma Agung, Binsar Panjaitan, Anggota DPRD Tobasa Viktor Silalahi dan Sekdakab Tobasa Liberty Manurung.

Sebelum pagelaran dilakukan, Bupati Pandapotan Kasmin Simanjuntak dalam sambutannya mengatakan, pagelaran tersebut dimaksudkan sebagai ajang promosi potensi wisata Tobasa, untuk menarik minat para investor dalam pengembangan destinasi pariwisata unggulan.

Karena menurutnya, potensi wisata di Tobasa sangat beragam, seperti potensi wisata rohani, wisata sejarah, wisata seni budaya, wisata alam dan lainnya.

Diharapkannya, pertunjukan seni dan budaya Tobasa, akan mampu meningkatkan pemahaman dan apresiasi masyarakat terhadap karya seni dan budaya, sehingga kreatifitas dan produktifitas para pelaku seni semakin berdaya saing.

Setelah dibuka, dengan lagu-lagu daerah Batak Toba oleh Tobasa Idol dan Group Band Hephata, pagelaran seni dan budaya ini mementaskan beberapa kreasi Tortor (tarian Batak-red), seperti Tortor Tunggal Panaluan dan Tortor Sigale-gale yang dipersembahkan Sanggar Lusido Tortor Ajibata pimpinan Rismon Raja Mangatur Sirait.

Dalam rangkaian pagelaran seni dan budaya ini, selanjutnya Yayasan Pusuk Buhit Sakti mementaskan opera Batak “Siboru Manggale” dengan naskah dan disutradarai langsung Prof. M. Sorimangaraja Sitanggang, yang juga pimpinan yayasan ini. Dalam opera ini, dikisahkan, bagaimana munculnya tatanan kehidupan orang Batak yang dikenal dengan istilah “Dalihan Natolu”, yang diawali dengan kisah Siboru Manggale yang dibuat dari batang kayu oleh seorang tukang ukir, kemudian didandani seorang pedagang ulos dan selanjutnya dapat diwujudkan menjadi manusia oleh seorang dukun sakti.

Karena merasa sama-sama berperan hingga adanya Siboru Manggale, maka untuk menghindari pertengkaran, disepakatilah tukang ukir tersebut menjadi ayahnya, pedagang ulos menjadi amang borunya dan dukun sakti sebagai tulang. Pementasan opera ini sangat menarik perhatian para penonton, karena didukung dengan penataan cahaya dan suara yang sangat menarik serta dekorasi pentas yang mampu mengajak penonton hanyut dalam kisah yang diceritakan.

Setelah sebelumnya di awal acara dilakukan penyerahan bibit pohon oleh Marandus Sirait dari Taman Eden 100 Lumban Julu kepada Bupati dan undangan yang hadir sebagai simbol kepedulian akan lingkungan hidup, di sela-sela acara ini juga dilakukan pemberian hadiah kepada para penonton yang hadir dengan berbagai kuis interaktif seputar potensi Toba Samosir khususnya potensi wisata. Mengakhiri rangkaian pementasan ini, seluruh pendukung acara manortor bersama dan menyayikan lagu “O Tano Batak”.

Meutia Hatta Perkenalkan Budaya Indonesia di Serbia

London, Inggris - Pakar ilmu antropologi dari Universitas Indonesia, Meutia Hatta Swasono memperkenalkan budaya Indonesia pada Seminar Budaya Internasional di Universitas Beograd, Serbia.

"Indonesia sebagai negara yang memiliki kekayaan budaya dengan sekitar 745 etnis dan sub-etnis memiliki keunikan budaya sendiri," ujar Meutia Hatta saat tampil sebagai salah satu pembicara pada 'Culture: In Quest of a New Paradigm' di Universitas Beograd, Republik Serbia.

Sekretaris III KBRI Serbia, Ariana Yulianti mengatakan Meutia Hatta menyebutkan Indonesia kaya dengan berbagai warisan budaya yang turut menciptakan identitas nasional bangsa.

Pemaparan tersebut mendapat perhatian khusus dari kalangan akademisi di Beograd, khususnya dari Ibu Negara Serbia, Dragisa Nikolic yang memberikan waktu dan perhatian khusus bagi kehadiran salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu di Beograd.

Seminar dihadiri akademisi internasional dari berbagai paham ilmu itu sebagai langkah mencari paradigma baru dalam pemahaman kebudayaan berbagai bangsa dan negara. Meutia mengatakan dengan keragaman budaya dan etnis tersebut, Indonesia dapat memimpin jalan menuju persahabatan dan kerukunan antara sesama di negara-negara lain untuk menciptakan perdamaian dan hidup berdampingan di antara komunitas dan bangsa.

Dalam kesempatan itu, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia ketujuh itu juga menjelaskan tentang kehidupan rakyat Indonesia yang multikultur, dimana budaya tersebut menjadi pedoman masing-masing anggota etnis dalam menjalankan kehidupan.

Dikatakan Meutia, keberadaan Pancasila sebagai dasar Negara sebagai perwujudan aspirasi dan pemersatu rakyat Indonesia untuk senantiasa berada di satu atap Negara Indonesia.

Kehadiran Meutia pada seminar disambut gembira dan hangat kalangan akademisi universitas. Mereka berharap dimasa mendatang dapat dilaksanakan kembali kegiatan serupa untuk lebih mempererat hubungan kerja sama di bidang pendidikan kedua negara.

-

Arsip Blog

Recent Posts