Beberapa Upacara Adat di Jawa Barat

1. Balap Kerbau
Di Pantai Cipatujah, Tasikmalaya Balap kerbau merupakan budaya tradisional yang berkembang sejalan dengan potensi daerah Cipatujah sebagai daerah peternakan kerbau. Balap kerbau sebenarnya acara para peternak kerbau dalam mengisi kebutuhan rekreasi mereka disaat-saat senggang, diiringi kesenian rakyat seperti kendang penca, buncis dan dogdog. Balap kerbau berkaitan dengan agrowisata kerbau seluas 40 hektar yang masih di dalam area Pantai Cipatujah, didalamnya kita bisa melihat dan mempelajari bagaimana cara-cara para peternak beternak kerbau dengan pendekatan secara tradisional. Para wisatawan yang berkunjung ke daerah ini juga bisa menikmati acara kumpul kebo, yaitu berkumpul bersama kerbau dan para peternak kerbau. Atraksi lain yang bisa dilakukan di Pantai Cipatujah ini adalah menaiki kerbau yang dimiliki oleh para peternak, dan mencoba bertanding menjadi pembalap kerbau antar sesama wisatawan yang datang ke daerah ini. Atraksi ini sangat diminati oleh wisatawan yang datang, terutama dari wisatawan mancanegara.

Atraksi ini merupakan atraksi langka di negara asal wisatawan, karena mungkin disana tidak ada kerbau yang bisa digunakan untuk balapan seperti di Pantai Cipatujah ini. Pantai Cipatujah terletak di sebelah selatan kota Tasikmalaya tepatnya di kecamatan Cipatujah desa Cipatujah kabupaten Tasikmlaya dengan jarak kurang lebih 74km dari kota Tasikmalaya atau sekitar 179km dari kota Bandung dengan rute Ciawi-Rajapolah-Kota Tasikmalaya-Sukaraja-Cibalong-Karang nunggal-Batununggal-Cipatujah.

2. Pesta Nelayan di Pantai Pamayangsari, Tasikmalaya
Pantai Pamayangsari tidak jauh dari Pantai Sindangkerta atau sekitar 7 Km dari Pantai Cipatujah. Pantai Pamayangsari merupakan pusat kegiatan aktivitas penangkapan ikan para nelayan di Pantai Selatan Tasikmalaya. Pantai yang merupakan perkampungan nelayan ini biasa diadakan kegiatan acara Pesta Nelayan yang dilaksanakan setiap tahun sebagai ungkapan rasa syukur atas kemudahan serta keberhasilan dalam penangkapan ikan para nelayan kepada Tuhan YME. Selain dari tujuan sebagai ungkapan rasa syukur para nelayan atas keberhasilan penangkapan ikan yang diperolehnya, Pemda Kabupaten Tasikmalaya memberdayakan dan menggairahkan acara event tahunan ini menjadi sebuah atraksi wisata yang dapat dinikmati oleh wisatawan yang datang ke daerah ini. Atraksi-atraksi lain di dalam kegiatan ini adalah lomba keterampilan nelayan (merajut jaring, membuat tali pemberat, tarik tambang perahu dll), Dialog antar para nelayan dan Pemda, bazar yang menyediakan produk masyarakat setempat dan penampilan kesenian rakyat. Kegiatan Pesta Nelayan ini biasa berlangsung pada bulan Desember atau pertengahan tahun.

3. Upacara Nadran, Karawang
Upacara Nadran merupakan upacara tradisional sedekah laut. Nadran berasal dari bahasa Arab , yaitu nadar yang artinya syukuran. Maksud diselenggarakannya upacara nadran sebagai ungkapan rasa syukur nelayan kepada Tuhan YME atas hasil ikan yang diperolehnya dan memohon agar di masa yang akan datang dapat menghasilkan lebih banyak lagi, untuk menghormati leluhur yang dianggap sebagai cikal bakal adanya ikan di laut yaitu Bedug Basu, dianggap sebagai tokoh yang dipercaya masyarakat Sungaibuntu sebagai cikal bakal adanya ikan. Selain itu juga untuk meminta keselamatan, agar nelayan terhindar dari gangguan roh-roh halus yang jahat. Pada upacara ini diadakan pagelaran Wayang kulit yang mengambil lakon Bedug Basu (Rajanya Ikan), selain itu juga diadakan kesenian sandiwara yang mengambil cerita rakyat setempat. Upacara Nadran di Sungaibuntu, biasanya dilakukan pada Bulan Juni selama dua minggu.

4. Upacara Labuh Saji, Sukabumi
Upacara adat yang hidup dan berkembang di Palabuhanratu Sukabumi Jawa Barat merupakan wujud nyata perilaku masyarakat yang menjunjung tinggi para leluhur mereka. Salah satunya adalah upacara Labuh Saji yang dilaksanakan oleh masyarakat nelayan sebagai ungkapan syukur kepada Sang Hyang Widi yang memberikan kesejahteraan dalam kehidupan mereka. Upacara adat labuh saji merupakan tradisi turun-temurun nelayan Palabuhanratu untuk memberikan penghormatan kepada seorang putri bernama Nyi Putri Mayangsagara atas perhatiannya terhadap kesejahteraan nelayan. Mayangsagara mulai melakukan upacara labuh saji sebagai tradisi tahunan sejak abad ke-15 untuk memberikan bingkisan kepada Nyi Roro Kidul yang waktu itu dipercaya sebagai penguasa laut selatan. Mayangsagara melakukan upacara itu agar rakyatnya mendapat kesejahteraan dari pekerjaan mereka sebagai nelayan. Berlokasi di Kelurahan Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, dilaksanakan setiap tanggal 6 April (Hari Nelayan). Labuh (melabuh/menjatuhkan ) sesajen ke laut dengan harapan agar hasil tangkapan berlimpah setiap tahun dan memelihara hubungan baik dengan Nyi Roro Kidul. Dahulu sesajen yang digunakan berupa kepala kerbau/kambing, namun sekarang diganti dengan menaburkan benih ikan, benur (bibit udang), dan tukik (anak penyu) ke tengah teluk Pelabuhanratu. Tukik dan sidad adalah wujud kesuburan laut. Untuk itulah, nelayan menebarnya ke laut dengan harapan laut Palabuhanratu tetap subur dan memberikan banyak ikan bagi setiap nelayan yang turun ke laut.

5. Pesta Nelayan Pelabuhan Ratu, Sukabumi
Satu upacara yang tidak boleh Anda lewatkan selama di Sukabumi adalah Pesta Nelayan Palabuhanratu. Sebagai salah satu acara ritual masyarakat nelayan Palabuhanratu, inti dari pesta ini adalah persembahan rasa syukur atas segala rahmat yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dalam acara ini, wisatawan dapat menyaksikan acara ritual berupa tari-tarian yang mengiringi sepasang raja dan ratu yang diarak di atas pedati sebagai simbol penguasa Ratu Pantai Selatan. Sedangkan acara puncaknya adalah pelepasan ribuan Tukik ( anak penyu ) ke dalam laut.

-

Arsip Blog

Recent Posts