ABG Dijual 370.000

Di sofa merah jambu yang sebagian warnanya telah pudar, wanita itu terlelap dengan enaknya. Lalu lalang polisi yang keluar-masuk lantai II kantor Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Tanjungpinang - tempat sofa berada, sama sekali tak dipedulikan wanita ini. Wajahnya tertutup sweeter, dengkurnya halus terdengar. Dia tetap tak terbangun kendati beberapa wartawan mengambil fotonya.

‘’Nama saya Shi***,’’ kata wanita itu beberapa saat setelah terbangun. Tidur lelapnya pagi kemarin, berakhir setelah salah seorang wartawan memanggilnya. Ya, Shi adalah sumber berita yang kemarin dibutuhkan sejumlah wartawan kriminal yang mangkal di kantor Polresta. Gadis berusia 15 tahun tersebut, adalah korban perdagangan manusia. Shi yang asal Jakarta, mengaku dijual ke Lokalisasi Batu 24, Bintan, dengan harga cuma Rp370 ribu. Begitu murahnya.

Bagaimana sampai berada di kantor polisi? Shi kemudian mengungkapkan kisahnya hingga sampai ke Tanjungpinang. Kamis, 22 Oktober lalu, remaja tak tamat SD yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga ini pergi ke Stasiun Kota di Jakarta. Saat itu dia berniat pergi ke Depok menemui temannya.

Namun di stasiun itu, dia bertemu seorang wanita yang mengaku bernama Diana. Mereka berkenalan, lalu melanjutkan obrolan singkat. Soal Shi mau ke mana, tinggal di mana, hingga bekerja sebagai apa, semua pertanyaan Diana dijawab Shi pa adanya. Setelah perbincangan panjang lebar itu, Diana kemudian menawari sebuah pekerjaan di Tanjungpinang.

“Saya sempat tanya kerja apa,” ujar Shi. Diana tak langsung menjelaskan pekerjaan apa yang ditawarkan pada gadis berusia 15 tahun tersebut. Dia kemudian mengajak Shi pergi jalan ke tempat yang tidak diketahuinya. Di perjalanan itu, Diana baru menjelaskan pada Shi, apa pekerjaan sesungguhnya. Katanya, Shi bisa memperoleh gaji hingga Rp2 juta kalau saja dia mau melayani lelaki tidur.

Shi terkejut mendengar penjelasan itu. Dia menolak, tapi akhirnya tak berdaya. Diana saat itu mengancam akan membuangnya ke hutan, atau mengopernya ke Batam. Hati Shi pun ciut. Ia akhirnya mengikuti langkah Diana menaiki Kapal Pelni.

Paha Dipegang-pegang
Mereka sampai di Pelabuhan Bintan pada Selasa (26/10). Dari sana Shi kemudian dibawa Diana menuju ke Lokalisasi Batu 24. Di tempat itu dia kemudian diserahkan kepada pengelola kafe yang dikenalnya bernama Yuyun. “Saya tak tahu persis dijual atau apa. waktu itu Diana terima uang 370 ribu. Seingat saya untuk panjar,” kata Shi.

Sejak saat itulah Shi tinggal di kafe milik Yuyun. Diberi makan, dan juga tempat tinggal. Tapi untungnya Yuyun baik pada Shi. Yuyun menuruti kehendak Shi yang hanya mau bekerja kepadanya jika hanya sebatas menemani tamu minum-minum. “Kalau untuk sampai menemani tamu tidur saya tidak mau,” Shi melanjutkan ceritanya.

Seminggu Shi tinggal di kafe-nya Yuyun. Dia tidak menyoal berapa pun uang yang diperoleh dari tips yang diberikan lelaki hidung belang yang dituangkan birnya ke dalam gelas. Shi mengaku tak jarang pula mendapat perlakuan tidak senonoh dari para tamu. “Maaf, seperti pegang-pegang paha saya,” Shi mencontohkan perlakuan tak senonoh tamunya.

Seminggu itu, Shi bersyukur dapat menolak keinginan lelaki yang berniat menidurinya. Yuyun sendiri, menurut Shi, tidak mengizinkan dirinya digauli pria hidung belang. “Yuyun kadang marah sama saya. Katanya saya ini bodoh, tidak sadar kalau mau dijual, mau dijadiin pelacur oleh Diana,” kata Shi lagi.

Setelah sekian lama, Shi akhirnya tidak tahan dengan kondisi itu. Kepada salah seorang teman Diana dia mengadu ingin pergi dari tempat itu. Keinginan Shi didengar Yuyun. Wanita pengelola kafe ini tidak ingin mengambil resiko kalau Shinta masih ada di kafenya lagi. Oleh Diana, Shi pun, Senin (9/11) kemudian dibawa ke sebuah kafe yang ada di Suka Berenang Tanjungpinang. Saat di sanalah keberadaanya terendus polisi.

“Kami menerima informasi dari masyarakat kalau korban akan dibawa ke Lingga,” kata Kepala Kepolisian Resor Kota Tanjungpinang, Ajun Komisaris Besar Djoko Rudie, SH SIK Msi kemarin. Atas informasi yang diperoleh itu, pihaknya kemudian menyelamatkan Shi sekitar pukul 21.00 WIB dan kemudian menangkap Diana di Jalan MT Haryono KM 5 Bawah.

“Saya bersyukur saya tidak sampai ditiduri,” kata Shi di kantor polisi. Katanya, setelah ini dia mengaku hendak kembali ke Jakarta. Orang tunya yang tinggal di Bekasi sampai kemarin belum mengetahui soal apa yang dialaminya ini. (andri mediansyah)

Mana Ada Saya Jual
Diana, wanita bertubuh agak gempal itu, kini mendekam di sel tahanan Polresta Tanjungpinang. Di dalam penjara itu dia berlaku biasa saja. Kepada Kapolresta Tanjungpinang, AKBP Djoko Rudi, wanita berusia 30 tahun ini mengaku memang berprofesi sebagai wanita malam. Tapi, “Saya freelance,” kata Diana.

Tapi, tuduhan yang disangkakan padanya, yakni menjual Shi sebagai pelacur ditampiknya. “Mana ada itu. Saya membawa dia untuk bekerja jadi pembantu,’’ tegas Diana.

Tak banyak keterangan yang disampaikan Diana ketika itu. Di dalam sel, dia lebih memilih sibuk mengurusi kain sarung motif kotak-kotak yang dia kenakan. Dia juga menampik disebut menjual Shi.

Kapolresta, AKBP Djoko Rudi menjelaskan Diana dikenakan dengan Pasal 2 Ayat 1 UU Nomor 21 tahun 2007 Tentang Perdagangan Manusia yang dijuntokan Pasal 83 UU nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. “Berdasarkan keterangan saksi korban, kedua pasal itu mengena disangkakan kepada tersangka,” kata Dojoko Rudi.

Dari keterangan yang didapat polisi, Diana bersikukuh menjual Shi kepada seseorang lantaran dia sudah terlanjur meminjam uang kepada seseorang yang ada di Jakarta.

“Uang itu digunakan untuk membiayai korban selama perjalanan,” tambah Djoko.(ame)

-

Arsip Blog

Recent Posts